Waktu akan terus berjalan dan bumi akan terus berputar pada rotasinya. Aku akan menunggu kepulangan-kepulangan yang hilang selama ini. Ntah, hilang itu diri ataupun seseorang. Kita pernah menjadi dua insan yang saling melengkapi, saling mengerti satu sama lain, walaupun akhirnya semesta yang menentukan.
Tidak, aku tidak membenci semesta yang membuat jalan alur dari seseorang. Aku hanya membenci kenapa aku tidak benar-benar mensyukuri apa yang datang dan malah merelakannya untuk pergi.
Andai kita mempunyai kuasa kekuatan super, dimana kita bisa menghapus segala beban yang terjadi kepada manusia. Menghalalkan seribu cara untuk kekecewaan, kesedihan, ketidakmampuan agar semua itu tidak terjadi.
Sayangnya setiap manusia punya radarnya masing-masing dan mempunyai limit tertentu untuk tidak memaksakan sesuai kehendaknya.
Setelah berhari-hari yang sedih berlalu. Rembulan-rembulan pamit undur diri dari luka yang berkepanjangan. Aku menyadari satu hal; yang bukan untukku, sekeras apa pun kupaksakan, tetap saja tidak akan menjadi milikku.
"Luna, untuk kali ini aku memohon untuk terus berbahagia.."
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]