Ambar dan Romi membuat kesepakatan untuk menerima perjodohan mereka. Demi bisa hidup tenang tanpa campur tangan orang tua, mereka menikah, tapi sepakat untuk melanjutkan hidup masing-masing.
"Mending gitu sih emang. Mana tahu kalau tinggal berdua gue khilaf ngapa-ngapain lo ye kan," kata Ambar, "gue mesum soalnya," tambah wanita itu, sambil mengedipkan sebelah mata.
"Gila," gumam Romi. Tak acuh, ia kembali berjalan.
______
Sayangnya, tragedi "bayar listrik" memaksa mereka untuk tinggal serumah. Satu rumah hanya berdua, tapi gaduhnya bisa luar biasa cuma karena kecoak atau celengan pecah.
Niat hati ingin hidup tenang tanpa campur tangan orang tua, ternyata tidak semulus itu, Esmeralda.
"Gila lo, Mbar."
"Awas lo ya, Rom ...."
"Mau ngapain?" potong Romi, tak gentar.
"Mau gue perkosa."
"Gue buntingin lo kalau berani perkosa gue," balas Romi justru menantang.
"Buntingin sini kalau berani!"
COMPLETE🔥
[Bag. 1-51]
Sejak ditinggal kekasih ke luar negeri, Ola jadi sering menghabiskan waktu bersama Raza, sahabatnya sejak masa SMA. Meskipun terlalu cuek, Raza selalu menemani Ola melewati berbagai kerumitan hidup, membuka tabir pengkhianatan, sampai akhirnya mereka pun harus mempertanyakan perasaan mereka yang sesungguhnya.
***
Memiliki orang tua super sibuk membuat Ola sering merasakan kesepian yang mendalam. Untungnya, Kavin selalu bisa menjadi kekasih yang sempurna, membuat Ola memiliki alasan untuk tetap tersenyum bahagia. Selain itu, Ola juga memiliki Raza, sahabat setia yang selalu bisa diandalkan setiap Ola membutuhkan dukungan.
Suatu hari, Kavin harus melanjutkan studi ke luar negeri. Ola pikir hubungan jarak jauh mereka akan berhasil. Namun, ketiadaan Kavin memberi Raza kesempatan untuk menjadi satu-satunya orang yang menemani Ola melewati persoalan hidup, saling mengobati penderitaan, dan pada akhirnya membuat Ola menyadari ada cinta mendalam di antara mereka yang bisa mengacaukan segalanya.