Stranger | Hwankyu vers. ✔

By Zeus_Lio

48.7K 7K 366

Welcome to : 6th my Kyuhwan fanfiction " Stranger " Kyuhwan remake. Start : 18 desember 2020 End : 30 desembe... More

Cast
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20(End)

9

1.9K 317 2
By Zeus_Lio




Sepulang sekolah Junkyu dan Jihoon kembali berjalan bersama.



" Semalam kau tidak ikut makan malam?"


Junkyu menoleh ke arah Jihoon yang berada di sisinya lalu menggeleng.


" Aku ketiduran."


Jihoon diam lalu menoleh ke belakang melihat Junghwan yang berjalan agak jauh di belakang mereka.


" Apakah kau pernah mengajaknya berbicara?" Tanya Jihoon lalu menatap Junkyu. Junkyu ikut menoleh ke belakang dan melihat Junghwan dengan wajah datarnya yang tampan.


" So Junghwan?"


Jihoon mengangguk.


" Hanya hitungan jari." Jawab Junkyu.

" Sudah ku duga. Bayangkan bagaimana sepinya kamar kalian?"


Junkyu hanya mengedikkan bahu. Mau bagaimana lagi? Fikirnya.





Mereka kini melewati deretan mobil yang terparkir rapi. Asrama mereka telah dekat jaraknya.



" Junkyu-ya? Bukankah itu ayahmu?" Jihoon menatap Junkyu yang juga mengarahkan pandangannya ke seseorang yang berdiri tak jauh dari pintu utama gedung asrama.


Junkyu tidak menjawab karna memang itu adalah ayahnya.




Setelah dekat.


" Junkyu. Appa ingin bicara." Junmyeon menghentikan Junkyu yang hendak melewatinya. Sedangkan Jihoon buru-buru membungkuk memberi salam kepada Junmyeon.



" Kau Jihoon kan? Anaknya Kai?" Junmyeon menyapa Jihoon dengan ramah.



" Benar paman." Balas Jihoon sopan. Sedangkan Junkyu hanya berdiri di tempatnya tanpa melirik sang ayah sama sekali.


" Bolehkah paman meminjam Junkyunya sebentar?" Tanya Junmyeon kepada Jihoon. Jihoon tersenyum lalu mengangguk. Setelah berpamitan kepada keduanya, Jihoon lantas buru-buru pergi.


" Ayo ikut."


" Kemana?" Tanya Junkyu.


" Kita keluar, cari restoran biar mengobrolnya nyaman." Jawab Junmyeon.

Junkyu menggeleng.


" Tidak bisa. Kalau mau bicara, disini saja." Ujar Junkyu dengan suara datar.


Junmyeon menghela nafas pelan.


" Baiklah. Ayo kesana." Ujar Junmyeon sembari menunjuk bangku taman di depan gedung asrama.



Mau tidak mau Junkyu mengikuti Junmyeon yang berjalan mendahuluinya.


Keduanya duduk di bangku taman itu dan menjaga jarak.


" Ada apa?" Tanya Junkyu. Tatapannya sedingin es. Junmyeon terlihat menghela nafas panjang, berusaha menenangkan dirinya sesaat.


" Sudah lebih dari setahun tanpa ada titik terang Junkyu-ya." Mulai Junmyeon.



" Aku tidak mengerti." Balas Junkyu berpura-pura tidak tau.


" Kim Junkyu. Kamu masih tidak mengerti? Selama setahun lebih kita saling bersikap dingin. Kamu membenci appa tanpa alasan yang jelas. Sekarang appa hanya mau kamu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."



Junkyu menatap sang ayah dengan tatapan tajam.



" Sepertinya kita tidak perlu membahas ini." Setelah mengucapkan itu, Junkyu langsung berdiri dan hendak melangkah pergi. Tapi tangannya di tahan oleh Junmyeon.


" Appa tidak akan mengerti dimana letak kesalahan appa kalau kamu tidak menjelaskannya Junkyu!"


Junkyu menghentakkan tangannya hingga terlepas dari cekalan Junmyeon.

" Kau pergi dan tidak memberi kabar kepadaku dan eomma! Apa itu sudah cukup?"



Junmyeon menatap anaknya itu frustasi.

" Junkyu. Kau tau alasan kenapa appa pergi bukan?"

" Aku tidak peduli."


" Kim Junkyu! Appa sudah sangat sabar menghadapimu selama ini! Kau fikir appa tidak menderita?!"


" Itu masih tidak sebanding dengan penderitaanku!" Desis Junkyu. Junmyeon mengatupkan rahangnya. Dan menahan dirinya yang hampir meledak.



" Menderita kau bilang? Kau merasa menderita? Hahahaha. Menderita ya?!Ku rasa aku benar-benar sudah tidak tahan melihat sikap naifmu ini!" 

Junkyu hanya menatap datar kemarahan ayahnya itu.


" Hentikan jika kau benar-benar merasa tidak tahan." Ujar Junkyu lalu berbalik hendak pergi.


" Kau anak yang paling egois di dunia ini."


Langkah Junkyu terhenti. Tangannya terkepal.


" Bahkan dengan mata kepalamu sendiri, kau melihat aku di seret oleh orang suruhan kakekmu. Lalu bisa-bisanya kau menutup mata dan melimpahkan semua kemarahanmu padaku? Aku bukan pergi tanpa alasan Kim Junkyu. Aku di paksa pergi. Aku bukannya tidak ingin lari dan mencarimu dan ibumu, tapi puluhan orang di di tugaskan menjagaku. Kau paham bagaimana tersiksanya aku? Tersiksanya aku karna harus melawan orangtuaku sendiri? Membangkang dan lari dari rumah hingga ibuku meninggal karna memikirkanku? Kau tau rasanya?"



Di belakang Junkyu, airmata Junmyeon berjatuhan.



" Kau bilang kau yang paling menderita? Kau fikir bagaimana menderitanya aku yang harus kehilangan ibuku, di tekan ayahku, di paksa menjauhimu dan ibumu. Dan setelah ayahku mati, aku masih mengkhianatinya dengan mencarimu dan ibumu dan kembali berkumpul dengan kalian. Kau fikir itu semua demi siapa?!"


"....."




" Kau tau apa yang terjadi setelah perjuanganku itu?! Anak yang paling ku cintai di dunia ini membenciku tanpa alasan! Menganggap dirinya di campakkan dan yang paling menderita! Lucu kan kisah hidupku?"

Junkyu menggigit bibirnya kuat-kuat saat mendengar tawa ayahnya yang sudah bercampur dengan isakan tangis itu.


" Di saat aku ingin meminta kejelasan. Dia malah berkata tidak ingin membahasnya. Sepertinya dia benar-benar berniat untuk membenciku selamanya."


Junkyu yang matanya telah memerah menahan tangis itu pun akhirnya melangkah meninggalkan sang ayah yang masih setia menatapnya.



" Pergilah Kim Junkyu. Benci aku selamanya. Anggap kau tidak lagi mempunyai seorang ayah jika itu yang kau mau."

Junkyu menulikan telinganya dan terus melangkah pergi, lama kelamaan langkahnya berubah menjadi lebih cepat. Kini ia berlari sejauh mungkin dari ayahnya yang telah terhenyak jatuh di taman berumput itu.





Seluruh kejadian itu tak luput dari pandangan Junghwan yang berdiri tak jauh dari mereka berdua. Keduanya tidak menyadari kehadiran Junghwan karna asik bergelut dengan kemelut perasaan masing-masing.


Junghwan kini mendapati dirinya tengah berlari mengikuti Junkyu.





Junghwan ikut menyelinap ke dalam lapangan indoor basket itu ketika Junkyu menghilang disana. Suasana di dalamnya terlihat remang-remang karna gedung itu sedang tidak di pakai. Hanya bias cahaya matahari sore yang menembus kaca jendela di ruangan yang berplafon tinggi itu.


Junghwan kini menatap Junkyu yang sedang berdiri di pinggir lapangan basket dengan kepala yang  menengadah.

Setitik liquid bening mengalir di pipi gembil pemuda itu.



" ARGGGHHH!"


Junghwan memejamkan matanya ketika Junkyu berteriak sekuat mungkin untuk mengeluarkan sesak di dadanya.




" Appa! Sakit!" Junkyu merosot jatuh. Ia terus berteriak memanggil appanya dan mengatakan sakit. Junkyu terlihat mencengkram kuat dadanya, airmatanya berjatuhan di lantai kayu lapangan basket itu.



Melihat itu Junghwan menjadi tidak tega dan bergerak cepat mendekati Junkyu.

" Kim Junkyu! Tenanglah!" Junghwan bersimpuh di depan Junkyu dan mengguncang lengan pemuda itu.



Junkyu mendongakkan kepalanya dan menatap Junghwan yang juga tengah menatapnya dengan tatapan khawatir.


" Appa.." Junkyu kembali melirihkan kalimat yang sama lalu menangis sesenggukan.


Junghwan segera meraih tubuh Junkyu dan membawa pemuda itu ke dalam dekapannya.


" Menangislah sepuasnya." Lirih Junghwan sembari mengelus punggung Junkyu.


Junkyu memperkeras tangisannya di dada Junghwan. Bahkan memukul dada Junghwan berkali-kali.


" Appa jahat! Appa tidak menyayangiku!"



Junghwan membiarkan dirinya menjadi sasaran keputusasaan dari pemuda Kim itu.



Cukup lama Junkyu menangis hingga suara tangisannya memelan,  dan yang tersisa sekarang hanyalah sesenggukan kecil yang lolos dari bilah tipis si pemuda Kim.


" Aku hanya sangat frustasi tidak bisa melihat appa." Lirihnya di dada Junghwan. Badannya serasa tidak bertulang hingga ia hanya bisa pasrah di dekap teman sekamarnya itu.


" Setiap hari selama 5 tahun aku selalu meyakinkan diriku bisa melihat appa pulang dan memelukku-." Monolognya lagi di dada Junghwan.


" Tapi appa tidak pernah datang. Aku sangat sangat merindukannya."


" Tapi saat aku benar-benar merasa tidak punya harapan lagi, appa benar-benar datang. Tapi kenapa aku jadi membencinya? Aku juga tidak tau, Junghwan-ah." Itu monolog terakhir Junkyu hingga sampai 10 menit kemudian Junghwan tak lagi mendengar suara apapun.


" Junkyu?" Panggil Junghwan sembari menjauhkan dirinya agar bisa melihat wajah Junkyu.


Mata Junkyu terpejam.




" Kim Junkyu?!" Sekali lagi Junghwan memanggil Junkyu agak panik.



" Aku kedinginan."



Ternyata Junkyu masih terjaga.



Junghwan segera melepas tasnya dan melepas jaket yang ia kenakan. Junghwan buru-buru membuka tas Junkyu lalu memasangkan jaketnya ke tubuh ringkih Junkyu.



" Kau bisa berdiri?"


Junkyu mengangguk lalu segera menumpu lututnya dan berusaha berdiri.


Tapi sedetik kemudian ia oleng membuat Junghwan dengan sigap berdiri dan menahan tubuhnya.


" Aku akan menggendongmu." Junghwan bersiap-siap menggendong Junkyu, tapi pemuda itu dengan cepat menahan lengan Junghwan.



" Jangan. Aku akan duduk disini dulu hingga kekuatanku pulih kembali."



Junghwan mengatupkan rahangnya.



" Jangan keras kepala." Geramnya. Junkyu menggeleng.



" Jebal." Lirih Junkyu. Junghwan akhirnya mengalah dan membantu Junkyu untuk kembali duduk di lantai kayu itu.




Mereka berdua kini duduk berdekatan dengan Junkyu yang memeluk tubuhnya karna ia benar-benar merasakan tubuhnya menggigil.


Junghwan yang tidak mengalihkan tatapannya dari Junkyu itupun akhirnya beringsut ke belakang Junkyu dan memeluk pemuda itu dari belakang. Tubuh lemah Junkyu tenggelam di dalam pelukan pemuda berwajah dingin itu.


Junkyu sama sekali tidak bergeming karna ia benar-benar membutuhkan kehangatan. Ia juga tidak sanggup berkata apapun karna kini pandangannya berputar. Junkyu menyandarkan kepalanya ke leher Junghwan untuk menetralisir rasa pusing yang menderanya. Tapi itu sama sekali tidak membantu, malah membawa dirinya ke kondisi yang hampir memabukkan.



Lalu semuanya gelap.



TBC...


Plis adegan terakhir bukan gini pisualisasinya. Pelukannya sih iya.

Continue Reading

You'll Also Like

11.5K 1.7K 18
Taehyun orang lemah yang selalu dibuli, dia tak punya teman dan cenderung diremehkan oleh orang-orang. Suatu saat orang yang membulinya mendadak cela...
4.3K 270 11
Lee Minho yang tertipu dengan sikap manis seorang Han Jisung namun tak pernah bisa lepas dari pesonanya. NOTE: Sub : Lee Know Dom : Han Jisung [TOLON...
9.6K 1.4K 15
[COMPLETED]✔ Di antara semua yang terjadi dalam kehidupan pekerjaannya yang biasa-biasa saja, mungkin kehadiran Jihoon adalah salah satu yang disyuku...
272K 20K 85
menikah secara terpaksa yang di lakukan oleh ten karna harus menikahi duda anak dua karna alasan untuk menyelamatkan nyawa eomma dan appa nya karna m...