Creepy Horror : 2nd

By RiNacht

64.6K 12.5K 561

Seri kedua dari Creepy Horror. Apakah kisah Creepypasta kali ini lebih 'abnormal', lebih santai, ataukah lebi... More

Chapter 1: War Stories
Chapter 2: Apatis
Chapter 3: Relief
Chapter 4: The Kaleidoscope
Chapter 5: Summer's Smile
Chapter 6: Confession
Chapter 7: Red and Red
Chapter 8: Mrs. Twiller Takes a Trip
Chapter 9: Yellow Taxi
Chapter 10: Happily Ever After
Chapter 11: Phone Addiction
Chapter 12: Time Is Ticking
Chapter 13: Floors
Chapter 14: The President is Human (Semi-Riddle)
Chapter 15: Tales Of Fearie - Beauty and The Beast
Chapter 16: Meek
Chapter 17: I'm Thirsty
Chapter 18: City Lights
Chapter 19: My Plan
Chapter 20: The Room
Chapter 21: Recurring Dream
Chapter 22: The Earth Ripped Open
Chapter 23: I Hate Hospitals
Chapter 24: Sad Satan
Chapter 25: Fairly Odd Parents Lost Episode - Sweet Revenge
Chapter 26: Sesame Seeds
Chapter 27: The Crow-ling (part 1)
Chapter 28: The Crow-ling (part 2)
Chapter 30: The Crow-ling (final)
Chapter 31: 630-296-7536
Chapter 32: The Magician's Trick
Chapter 33: The Grey Aubrey
Chapter 34: The Pastel Man (Creepypasta Characters)
Chapter 35: Tulpa
Chapter 36: Medusa Syndrome
Happy Eid Al Adha✨
Chapter 37: A Peculiar Case of Sleep Paralysis
Chapter 38: Pete The Moonshiner
Chapter 39: Little Demon's Gift [Halloween Edition] (part 1)
Chapter 40: Little Demon's Gift [Halloween Edition] (LAST)
Chapter 41: The Under
Chapter 42: You Need To Eat
Chapter 43: Itching
Chapter 44: Venka
Chapter 45: Laughing Jack (Creepypasta Characters)
Chapter 46: I Regret Ever Working in The South Pole (part 1)
Chapter 47: I Regret Ever Working in The South Pole (part 2)
Chapter 49: Xulub
Chapter 50: Don't Fear The Ripper
Chapter 51: Fear Hormon Experiment
Chapter 52: Peephole
Chapter 53: Camera
Happy Birthday.. I Guess
Chapter 54: An Unforgettable Meeting
Chapter 55: Bathroom Syndrome
Chapter 56: Poltergeist
Chapter 57: Is It Dangerous?
Information 1: 17 Fakta Mengenai Jeff The Killer
Information 2: 10 Fakta Mengenai Jeff The Killer (Part 2)
Chapter 58: The Sacrificial Lamb
Information 3: 10 Fakta Mengenai Homicidal Liu
Information 4: 10 Fakta Mengenai Jane The Killer
Chapter 59: Behind
Information 5: 10 Fakta Mengenai Ben Drowned
Information 6: 10 Fakta Mengenai Sally
Chapter 60: Cellphone
Information 7: 10 Fakta Mengenai Slenderman
Information 8: 10 Fakta Mengenai Eyeless Jack
Chapter 61: The Lighthouse Project
Information 9: 10 Fakta Mengenai Ticci Toby
Information 10 : 10 Fakta Mengenai Masky
Chapter 62: Russian Roulette
Information 11: 10 Fakta Mengenai Hoodie
Chapter 63: Pen Pal (part 1)
Chapter 64: Pen Pal (part 2)
Chapter 65: Pen Pal (part 3)
Chapter 66: Pen Pal (part 4)
Chapter 67: Pen Pal (part 5)
Chapter 68: Pen Pal (LAST)
Chapter 69: Lavender Town
Chapter 70: Pokemon Black Ghost
Chapter 71: Burried Alive
Chapter 72: The Real (part 1)
Chapter 73: The Real (part 2)
Chapter 74: The Real (part 3)
Chapter 75: The Real (LAST)
Chapter 76: Daddy Dearest
Chapter 77: You Never Broke Your Promise
Chapter 78: Mankind
Chapter 79: Delete
Chapter 80: Command
Chapter 81: Would You Feel Any Different
Chapter 82: Why?
Chapter 83: Darkness
Chapter 84: Don't Be Like Bill
Chapter 85: We Reached The End of Our Galaxy
Chapter 86: Graves
Chapter 87: Happy Birthday
Chapter 88: Wake Up Kiss
Chapter 89: The Tundra Author
QnA 2
Chapter 90: Marshy Swamp
Chapter 91: Revival
Answer of The Questions 2
Kenapa Saya Ngilang?
Chapter 92: Saki Sanobashi, The Lost Anime
Chapter 93: Don't Do This In Korea
Chapter 94: The Tell - Tale Heart
Halo
Chapter 95: My Worst 911 Call
Chapter 96: Elevator Safety Guidelines
Chapter 97: The Living History Project
Chapter 98: The Harbinger Experiment (part 1)
Chapter 99: The Harbinger Experiment (part 2)
Chapter 100: The Harbinger Experiment (part 3)
Chapter 101: The Harbinger Experiment (part 4)
Chapter 102: The Harbinger Experiment (LAST)
Chapter 103: Persuaded
Chapter 104: The Backrooms
Chapter 105: Sueyoshi
Chapter 106: The Spell My Grandma Taught Me
Chapter 107: The Most Dangerous Ghost Place in North Kanto
Chapter 108: Iron Plate
Chapter 109: The Devil's Toy Box (part 1)
Chapter 110: The Devil's Toy Box (part 2)
Chapter 111: The Devil's Toy Box (part 3)
Chapter 112: The Devil's Toy Box (LAST)
Chapter 113: Grandpa's Biggest Secret
Chapter 114: Countdown
Chapter 115: The Dolls
Chapter 116: Rules of Survive At Horror Films (part 2)
Chapter 117: An Email From My Daughters Killer
Chapter 118: Unforgettable Conversation
Chapter 119: Nightmare Hotline
Chapter 120: Secret Document
Chapter 121: Your Memories Won't Die With You
Chapter 122: I Spent 12 Days in The World's Quitest Room
Chapter 123: Gate To God
Chapter 124: The Spongebob Lost Episode
Chapter 125: Short Creepypastas
Chapter 126: Expressionless
Chapter 127: Festival
Chapter 128: Hell's Box

Chapter 48: I Regret Ever Working in The South Pole (LAST)

308 99 7
By RiNacht

Keesokan harinya, listrik menyala, namun cahaya lampunya masih pudar. Mendadak, kami mendengar suara musik dari kamar mandi. Penasaran, kami berdiri dan berjalan bergerombol, lantas melongok ke dalam kamar mandi. Aku mendengar lagu itu, “Jesus Take the Wheel,” berkumandang berulang-ulang. Di dalam kamar mandi, kami melihat si ahli fisika. Dia telanjang bulat, duduk membelakangi kami di lantai ubin, sebuah iPod terletak di depannya. Di bawah tubuhnya, kami melihat genangan darah, mengalir menuju lubang pembuangan.

Perlahan-lahan, dia menoleh ke arah kami. Dia menatapku, lalu mengangkat jarinya ke mulut, tersenyum dan mendesis, “ssstt…”

Dengan tangan lainnya, dia mengangkat alat kelaminnya yang telah dipotong. Matanya tertutup, namun senyumnya lebih mirip seringai. Dia berbisik, “aku suka lagu ini sekarang.”

“Ya, Tuhan,” gumam si dokter. Dia perlahan menghampiri si ahli fisika, berusaha membuatnya tetap tenang. “Tak apa-apa, nak, aku akan menolongmu.”

Si ahli fisika cekikikan, matanya masih tertutup dan mulutnya masih menyeringai. Saat si dokter semakin dekat, si ahli fisika mendadak menjerit dan melompat. Dia menabrak si dokter sampai terjatuh, lantas menindihnya, dan menggigit lehernya kuat-kuat, tepat di nadi jugularnya. Darah muncrat membahasi giginya dan leher si dokter. Sementara si dokter sekarat sambil tercekik darahnya sendiri, si ahli fisika kini berdiri dan menatap kami dengan kejam, nampaknya berniat menyerang kami. Saat dia siap menerjang, mendadak kami mendengar suara letusan keras. Aku terjatuh lantaran telingaku mendadak berdenging menyakitkan. Ketika dengingan itu berhenti, aku melihat si ahli fisika terbaring tewas di kamar mandi. Di keningnya ada luka tembak bundar yang menembus sampai ke belakang tengkoraknya. Salah satu anggota tim maintenance memegang pistol yang masih berasap.

Sekarang kami tinggal berempat. Aku, si ahli biologi, dan dua orang maintenance. Yang lainnya sudah tewas, atau hilang. Walaupun listriknya sudah menyala, tetapi masih belum ada sinyal radio dan Wifi. Kami panik dan gelisah, sampai akhirnya salah satu orang maintenance berkata, “tidak ada cara lain. Aku harus memperbaiki piringan satelit untuk mendapatkan sinyal. Itu satu-satunya harapan kita.”

Aku menatapnya, sadar dia benar. Di luar sana masih dingin dan gelap karena badai masih menderu.

“Aku akan pergi,” ujar si orang maintenance.

“Baiklah, aku ikut denganmu,” temannya berkata.

Setelah mereka pergi, tinggal aku dan si ahli biologi, berdua. Kami menatap kepergian kedua orang maintenance itu, yang terbungkus jaket tebal, keluar menembus badai. Kami menunggu selama berjam-jam, menanti datangnya sinyal radio dan wifi.

Dan menunggu.

Dan masih menunggu.

Lama kemudian, walaupun aku dan si ahli biologi tak saling bicara, kami akhirnya menyadari satu hal: kamilah yang tersisa dari tim kami.

Si ahli biologi akhirnya menangis di pangkuanku, sampai dia tertidur kelelahan. Aku sendiri sangat lelah, namun sebelum menutup mata, aku merasa mendengar suara cekikikan, seperti suara anak kecil.

Aku tak ingat kapan aku terbangun, tapi kemudian aku menyadari kalau aku sendirian. Aku meneriakkan nama si ahli biologi. Aku membuka setiap kamar dan ruangan, sampai akhirnya aku menemukannya di ruang percobaan.

Si ahli biologi duduk bersandar di belakang meja. Dia telah menulis sepucuk surat indah tentang “ingin melihat dunia luar sebelum mati.” Di salah satu tangannya, ada jarum suntik kosong yang nampaknya telah dia gunakan untuk mengakhiri hidupnya. Kedua matanya terbuka dan menatap kosong. Aku perlahan mundur, meninggalkannya dalam damai.

Sekarang, kalau kau membaca surat ini, kau akan tahu bahwa mungkin ini saat-saat terakhir dimana aku bisa berpikir jernih. Aku berusaha menjelaskan padamu mengapa kami semua dibawa ke neraka beku ini, hanya untuk mati satu-persatu; aku berusaha menjelaskan semuanya sebelum aku menaruh pistol ini di mulutku dan menembakkannya.

Setelah melihat mayat si ahli biologi, aku kembali ke kantorku. Aku merasa lemah dan histeris di saat yang bersamaan. Ketika melihat cermin, aku melihat wajahku yang seputih hantu dan mataku yang seolah jadi hitam sepenuhnya. Ini membuatku meninju cermin itu sampai pecah berkeping-keping. Ketika kepalan tinjuku tergores, aku sedikit tersadar, dan saat itulah, aku melihat sehelai kertas di tengah-tengah pecahan kaca. Di kertas itu, tertempel sebuah foto.

Inilah tulisannya:

“Jika kau sempat membaca ini, kuharap semuanya belum terlambat bagimu. Tempat ini tidak seperti yang kau bayangkan. Earl, si pemilik proyek, bukan orang religius sinting yang kebanyakan uang; dia orang yang jauh lebih berbahaya. Kau mungkin sudah menemukan peti terkunci itu. Di dalamnya, ada beberapa benda kecil diletakkan untuk membuatmu takut. Mungkin ada pendeta di timmu yang akan segera menyebut bahwa peti itu ‘jahat.’ Itu semua sudah diatur. Dan debu hitam yang melayang dari dalam peti itu? Itu bukan debu dan bukan saripati iblis.

Pernahkah kau membayangkan kenapa kalian ditempatkan begitu jauh dari pangkalan lainnya?

Karena fasilitas kalian sebenarnya adalah TEMPAT PENGUJIAN SENJATA KIMIA.

I REGRET EVER WORKING IN THE SOUTH POLE – Kalian semua telah dipilih sebagai obyek penelitian senjata kimia oleh perusahaan swasta. Debu hitam itu adalah bahan kimia dengan komposisi tak terlacak, dengan serat patogen yang bisa menimbulkan psikosis dan halusinasi, dan dimaksudkan untuk mengincar para pejabat penting dan bahkan pemimpin dunia. Prinsipnya adalah membuat musuh membunuh diri mereka sendiri. Jika kau sempat menghirup debu hitam itu, sudah terlambat bagimu. Satu-satunya yang bisa kau lakukan adalah memastikan pesan ini dibaca seseorang.

Jangan percaya pada orang-orang maintenance dan si terapis pria. Mereka semua bekerja untuk Earl. Mereka akan menghilang tanpa jejak segera setelah Earl berkunjung ke tempatmu. Mereka telah mencatat rutinitasmu, sehingga walaupun badai salju berakhir dan kau bisa pergi, kau akan dikejar dan dibunuh.

Maafkan aku. Aku sudah kehilangan semua anggota timku. Aku berharap kau tak pernah datang.

Maafkan aku — Dave.”
  
   

Foto yang tertempel di surat itu nampaknya adalah anggota tim sebelumnya. Ada seorang pria yang wajahnya dilingkari spidol merah, dengan tulisan “ini aku.”

Dia adalah si pria berjaket jingga dengan wajah mirip tikus itu.
  
   
  
Sc: Horror Creepypasta Riddle Indonesia

Continue Reading

You'll Also Like

463K 29K 20
mereka berdampingan dengan mayat yang dihidupkan kembali. Tentang Penari Ballerina dimana akan mengikuti kompetisi Internasional Dance yang akan diad...
303K 44.8K 35
R13 S E L E S A I ⚠TEORI BERTEBARAN⚠ "ɢᴏᴏᴅ ʟᴏᴏᴋɪɴɢ ≠ ᴢᴇʀᴏ ᴘʀᴏʙʟᴇᴍ" **** Siapa sangka sekolah khusus perempuan yang mengutamakan kecantikkan ini memp...
110K 5.2K 14
Haechan yang di jual dan harus menjadi budak darah bagi putra putra Jung, yang merupakan bangsa vampir. #jaehyuck #markhyuck #nohyuck #nahyuck #jihyu...
637K 65.3K 58
Horor - Thriller Bagaimana jika seorang indigo bertemu dengan psikopat? Dan bagaimana jika psikopat bertemu dengan indigo? Seperti inilah kisahnya...