Pemimpin (Boboiboy Gempa) COM...

By nuuron07

27K 2K 318

Gempa adalah ketua atau juga bisa dibilang kakak tertua dari 7 saudara kembar elemental. Orang tuanya menitip... More

1. Amanah
2. My Brothers
3. Taat!
4. Sekolah
5. Lawan atau kawan?
6. Kuasa
7. Kuasa (2)
8. Dendam
10. Rencana
11. Rencana (2)
12. Ledakan
13. Salah Paham
14. Hilang
15. Bertemu
16. Pecah
17. Petunjuk
18. Ancaman
19. Bantuan
20. Bersatu
21. Pemimpin (FINAL)

9. Lacak

766 73 19
By nuuron07

______________________________

Malam Hari...

      "Hei, berboraklah ngan kita orang.. jangan malu malu kucing lah..." Taufan mengajak Ochobot untuk berbual. Ochobot bersembunyi di belakang lemari. Dia malu berkenalan dengan mereka.

      "Hmm.. " Dengan percaya diri, dia melawan rasa malunya. Ochobot menghampiri mereka bertujuh yang sedang menunggunya. (Robot bisa malu eh :v)

     "Jangan malu Ochobot! Kita orang ni baik baik tau" Gempa membujuknya.

    "Ehe, Hai semua.. namaku Ochobot, aku ni Power Sphera generasi terakhir, ehe.." Ochobot memperkenalkan dirinya. Masih gugup.
     "Oh.. kau Power Sphera generasi terakhir ye.. waah.. hebatlah!" Blaze memujinya.

     "Hai juga Ochobot, aku Gempa.. ni ketujuh adik kembar aku.. Halilintar, Taufan, Blaze, Ice, Duri dan Solar, salam kenal" Gempa mewakili untuk memperkenalkan diri. Keenam adiknya bergaya ketika Gempa menyebut nama mereka.

      "Apa kuasa kau Ochobot?" Tanya Solar.
      "Oh.. kuasa ku ialah kuasa Teleportasi, aku boleh menteleport objek dari tempat ke tempat yang lain" jelasnya.
     
      "Waaah!! Bolehlah kita orang gunakan kuasa kau tuk pergi ke zoo tanpa bayar, atau pergi ke tempat yang banyak salji! Seronoknya!! "
Duri mengkhayal.

Semua orang memandang ke arah Duri aneh. Dia ingin memanfaatkan kuasa Ochobot untuk jalan jalan pulak. Mereka agak kesal dengan ide anehnya.

      "Hei Duri, kita tak boleh gunakan kuasa Ochobot tu sesuka hati kita tau.. ingat pesan Hang Kasa" Solar menegurnya. Duri berdiam kaku. Dua telunjuknya saling bertemu, malu.

       "Ha ah.. aku tak boleh gunakan kuasa ku seseuka hati, kalau tak habis lah tenaga aku" Jelas Ochobot.

     15 menit mereka saling berbincang  dan bercerita dengan Ochobot. Canda dan tawa saling bersatu. Senang bisa berkenalan dengannya.
.
.
.
.
.

"Eh, dah nak jam 10 malam! Jom kita siap siap tidur.. " Gempa melirik ke arah jam tangan yang dia pakai. Waktunya tidur. Dengan Segera, keenam adiknya segera bersiap siap tuk tidur dikamar mereka masing masing.

    "Ochobot, kau rehat kat kamar aku saja ya!" Gempa mengajak Ochobot untuk tidur di kamarnya. Karena Gempa  sendirian, jadi masih ada tempat untuknya.

     "Selamat malam semuanya!"

Ketujuh saudaranya masuk dan menutup pintu mereka kamar tidur mereka masing masing. Gempa menyediakan sebuah bantal besar untuk tempat istirahat Ochobot.

.
.
.
.

Lampu dimatikan.

__________________________________
   

BZZZZTTT.. BZZZTT..

      "Apa yang kamu buat Adudu? Belum selesai ke alat canggih kau tu?" Tanya Retakka. Adudu sedang me-las besi untuk merakit sebuah alat. Dia menggunakan penutup muka besi sebagai pelindung, percikan listrik berwarna biru bercucuran di

Probe sudah tidur di atas bangku panjang yang dilapisi karpet. Hanya itulah satu satunya tempat yang nyaman bagi mereka untuk tidur.

     Malam sudah larut, tetapi Adudu masih bereksperimen di lab IT nya. Kemampuannya hampir sama seperti Solar, bedanya Solar lebih dominan di bidang kimia. Retakka bosan menunggunya.

10 menit kemudian..

       "Akhirnya.. jadi jugak alat buatanku ni.. " Adudu mengelap keringatnya.  Kemudian ia mengangkat senjata buatannya yang mirip seperti alat pelacak. Retakka penasaran dengan alat itu.

     "Apa yang kau buat?" Tanyanya.

    "Heh, inilah alat pelacak tuk menemukan letak keberadaan ketujuh kuasa elemental yang kau maksudkan tu!" Jelas Adudu.

   Retakka mengangkat satu alis matanya, tidak percaya. Alat itu sedikit usang dilihat. Karena kebanyakan Adudu mengambil bahan bahan tuk membuat alat tersebut dari tempat rongsokan.

     "Tunjukkan ke aku macam mana cara kerja alat tu!" Dia ingin bukti. Adudu segera menyalakan alat buatannya.

     BEEP! BEEP! BEEP!

Alat itu menunjukkan titik merah di tengah tengah tablet kecil yang menempel dengan alat. Seperti GPS.

   "Hah! Tengok ni! Ke tujuh Kuasa Elemental tu masih ada kat sini!!"

    Adudu menunjuk ke titik merah itu. Retakka terkejut. Masih tidak percaya dengannya. Ia menatap tajam monitor kecil itu.

    "Hmm.. aku masih belum percaya dengan ko, baik kita cari je esok, lagi mudah tuk ditemukan" Retakka mengajak Adudu tuk beristirahat.

      Bagi Adudu, tidak ada baginya waktu untuk tidur, dia akan terus mencari tahu dan tetap bereksperimen sampai berhasil. Tekadnya sangat tinggi. Namun, kali ini Retakka yang menyuruhnya, mau tidak mau harus bagaimana lagi.. daripada terkena serangan olehnya.

     "Hmm.. baiklah, kau kena kumpulkan tenaga dengan banyak jugak" Adudu pasrah.

Ia segera menuju ke tempat istirahatnya dekat Probe. Sebelum memejamkan tuk tidur, ia melirik ke arah Retakka.

    Cara istirahatnya aneh..

    Posisi tidur dia duduk silang, kedua tangannya di atas lutut. Seperti orang yang sedang berefleksi.

     Ya, Dia bukan manusia..

   

________________________________

.
.
.
.
Pagi Hari..

DUUK DUUK DUKK!!

      "WOOYY!! ICE!! CEPATLAH KELUAR!! KAU TIDUR KAT TANDAS KE APA NI??!!! AKU BELUM MANDILAH!! CEPATLAH!! NANTI TELAT NI!!! "

DUUK!! DUUK! DUUK!!

    Blaze mengetuk pintu kamar mandi dengan keras. Kesal. Sudah 15 menit Ice berada di kamar mandi. Sedangkan waktu sudah menunjukkan jam 07:00 pagi, Sekolah akan berlangsung 30 menit lagi. Untung saja Blaze sudah sarapan terlebih dahulu. Dia telat bangun setelah Sholat Shubuh, begitu juga yang lain. Hanya dia yang belum mandi.

     KREEK... pintu terbuka

        "Ish! Sabarlah! Tadi aku habis buang air tau!" Ice kesal dengannya. Tanpa basa basi, Blaze segera masuk ke dalam kamar mandi, dia menghiraukan Ice.

.
.
.
.

Setelah semua sudah siap sekolah..

     "Ochobot, kau duduk kat rumah saja ya.. kita orang nak sekolah dulu.. bye! " Gempa menyuruh Ochobot untuk tetap tinggal di rumah. Dia harus terlindungi.

    "Tapi.. " belum selesai berbicara, Gempa dan keenam saudaranya meninggalkannya sendirian.

Hening.

      "Huuf.. huuf.. nasib baik tak terlambat.. " Taufan menghela nafas. Mereka berhasil sampai di sekolah satu menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

     "Kenapa korang nak terlambat sikit?" Tiba tiba Yaya datang menghampiri mereka bertujuh yang masih kelelahan berlari. Untung tidak  tercatat olehnya.

    "Maaf Yaya, hehe.. kitaorang bangun telat selepas Sholat Shubuh tadi.." Gempa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Merasa bersalah.

       "Hmm.. Takpa lah.. aku maafkan, korang pon belum terlambat kan? Jom masuk kelas" Yaya memaafkan mereka. Perasaan yang tadi tegang , kini reda, Hati mereka terasa lega, tidak jadi terkena hukuman. Yaya memang pemaaf.

     "Seharusnya.. kita gunakan kuasa kita saja tuk sampai kat sini, penatlah lari tadi .." Blaze mengeluh. Dia keceplosan.
  
Perkataannya membuat semua orang       yang berada di dekatnya kaget.
    Keenam saudaranya menghadap ke Blaze dengan muka kesal. Yaya heran dengan perkataannya.

      "Kuasa? Apa yang kau maksudkan?" Tanya Yaya, heran.

      Blaze diam kaku ketika Yaya bertanya hal tentang itu. Ini adalah rahasia antar saudaranya saja. Bingung mau jawab apa.

     "Eeh.. eh, tak .. maksud aku kita orang nak guna kuasa lari laju tuk sampai sekolah.. ehehe.." Blaze menjawab ngasal ceplos. Dari pada tidak dijawab, pikirnya.

     "Ouh.. " Yaya mengabaikan hal itu.

   Lega rasanya. Diam diam, Halilintar memukul kepala Blaze dari belakang, Yaya tidak menyadari hal itu.

     'Isy! Ko ni!! Ini rahasia kita je!! '

Bisiknya, marah. Blaze mengangguk, ia mengelus kepalanya yang sakit. Rasa sakit Pukulan Halilintar seperti dipukul dengan kayu.

      'Aduuh.. iya iya..'

Mereka segera masuk ke kelas dua menit sebelum cikgu Papa zola tiba.

    Setelah Yaya dan teman sekelasnya memberi hormat, cikgu Papa Zola mengabsenkan kehadiran siswanya satu persatu dari absen pertama hingga akhir. Ia menyebut nama mereka satu persatu.

"Aismatul baariid!"

"Fariihun Taufan"

"Fang zennawa"

"Kumarun Gopal"

"Hariiqul Blaze"

"Khoirul Gempa"

"Shooi'katul Halilintar!"
 
"Syamsyii Solar "

"Syawkatul Duri"

  "Xiao Ying"

"Yaya Yaa bunayya"
.
.
.

Dan.. seterusnya..

Cikgu Papa Zola terhenti, dia menyadari ada salah seorang muridnya yang tidak hadir. Setelah mengecek, rupanya Adudu dan Probe yang tidak hadir.

    "Eh? Kat mana Abdul Adudu dan Probo wibowo ni, korang semua nampak diorang tak?" Tanya Papa Zola pada muridnya. Mereka hanya menggeleng, tidak tahu. 

   "Eh.. kemana Adudu dan Probe ni?" Halilintar heran.

.
.
.

______________________________

       

    BEEP BEEP BEEP

   Adudu, Probe dan Retakka mengikuti petunjuk alat pelacak buatan Adudu untuk mencari ketujuh kuasa elemental yang Retakka maksudkan. Mereka mengikuti tanda titik merah yang berada di tablet kecil itu seperti GPS.

     "Heeeh.. betul ke alat pelacak kau tu? Dah lama kita berjalan tau!!" Retakka kewalahan.

   Sejak jam enam pagi mereka berjalan mengikuti petunjuk itu, sampai sekarang tidak ditemukan.

   "Eh.. Sabar Retakka.. sikit lagi sampai.." Adudu tidak tahu harus bilang apa selain kata "Sabar".

    "SABAR??!! DAH BERAPA KALI KAU CAKAP KENA SABAR KE AKU HAH??!!" Bentak Retakka, cahaya kuning yang berasal dari tubuhnya mulai terlihat, tanda ingin mengeluarkan kuasa. Marah.

    "Eh! Ee.. maafkan kami Retakka!" Adudu dan Probe memohon ampun, mereka bertekuk lutut padanya, takut diserang.

      "Heh, seharusnya aku tak percaya korang berdua!! Sia sia sahaja!!" Bentaknya. Retakka pergi meninggalkan Adudu dan Probe yang masih bertekuk lutut.

    Mereka berdua menyesal, misi mereka gagal tuk bekerja sama dengannya.

    Akan tetapi..  Adudu dan Probe tidak berputus asa. Adudu yakin alat ciptaannya itu tidak salah. Mereka terus mengikuti petunjuk GPS alat lacak itu. Kalau benar menemukan, Retakka pasti gembira.

Beberapa menit berjalan, mereka terhenti di depan rumah tujuh saudara kembar.

       "Eh? Alat tu mengarah kita kemari? Ada apa dengan rumah musuh kita ni?"

   Adudu curiga. Rumah itu kosong, dia tahu kalau mereka sedang bersekolah.
       Dibukanya pintu rumah, tidak terkunci? Ada orang lagi kah dirumah ini? Adudu dan Probe mengecheck ke semua tempat.
 
        "In.. incik bos!!  ada bola melayang kat bilik tu!!!" Probe berteriak kecil. Ia menunjuk ke arah ruang santai. Adudu hampir jantungan olehnya. Kaget.

     'Dey! Diamlah sikit!!'
     
      'Ups, hehe.. maaf '

    Tanpa suara, mereka mengendap ngendap ke ruang yang dimaksudkan Probe tersebut.

Dan Ternyata...

   Sebuah robot berwarna kuning kecil menoleh mereka berdua, tak lain adalah Ochobot. Adudu dan Probe menghentikan langkah Mereka. Diam dan kaku. Mulut mereka menganga lebar.
  
      "HAAAH??!!! ROBOT??!!!" Teriaknya
    
   

       

.
.
.




-TO BE CONTINUE-

Sorry lambat update..huehue

Apa yang akan terjadi seterusnya? Vote dan comment ya^^ thank you for reading:)

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 321 8
[Bagian 3 - Lanjutan dari SANG PAWANA] Rindu akan rumah bukanlah sesuatu yang mudah diatasi. Apalagi ketika harapan itu tiba-tiba hilang dan justru...
1.2K 116 6
Bagaimana jadinya jika kalian yang sudah mati dan seharusnya tenang di sana. Malah di respawn hanya untuk kepuasan seseorang? Bukannya dapat perhat...
33.3K 3.4K 13
"Apa aku belum bisa jadi abang yang terbaik buat kalian," batin Halilintar. Hujan lebat hari itu menjadi saksi pertengkaran ketujuh saudara yang sela...
20.4K 1.8K 21
Cerita ini manis di awal, pahit di pertengahan. Menceritakan kisah tiga saudara kembar dalam suka dan duka. ⚠️ -Karakter boboiboy hanya milik Monsta...