.
.
.
.
_________________________________
Adudu dan Probe masih di dalam gua.
Tubuh mereka masih merinding ketika melihat sosok alien yang berada di dalam kristal itu.
"Kejap, alien tu dah mati kan incik bos?" Probe bingung.
Ia menatap dan berusaha melihat jelas sosok makhluk aneh itu. Hidup atau mati.
"Dah mati kot.. kan dia dah membeku kat situ " Pikir Adudu. Mungkin.
"Kalau betul dah mati, kita bawak je lah kristal ni, lepas tu kita singkirkan je lah alien tu, dah macam fosil nampak" Jelas Probe.
Adudu berpikir sama dengannya. Dia mengeluarkan jempol. Tanda Setuju.
"Jom bawa kristal ni! Lepas tu kita jual dan Kaya lah kita! Huahahaha!!" Gelak Adudu. Tertawa seperti orang jahat.
Baru saja Probe menyentuh kristal tersebut. Tiba tiba cahaya hijau yang berasal dari kristal bersinar semakin terang. Membuat pandangan semakin sukar untuk dilihat. Silau oleh cahaya itu.
CRRIIIINGG!!! DUAAAARR!!!
Beberapa detik kemudian terjadi sebuah ledakan yang hebat dari kristal itu. Untungnya, setelah melihat kejadian aneh itu Adudu dan Probe segera keluar dari gua. Mereka terpental keluar karena dorongan angin yang berasal dari ledakan.
"Fuuh.. nasib baik kita sempat keluar sebelum ledakan tu ada.. "
Adudu menghela nafas. Jantungnya terasa berdetak dengan cepat karena ketakutan.
"Selamat.. hoh hoh.." Probe berkeringat. Nasib baik mereka sempat menyelamatkan diri.
Mereka berdua memandang keatas langit. Hari mulai gelap. Matahari sudah mulai tenggelam di ufuk barat. Pertanda akan datang maghrib.
Baru saja Adudu dan Probe berdiri tegak dari terpurukan. Dipandangnya ke arah gua itu. Asap dan debu berhamburan keluar dari gua.
Setelah memandang beberapa lama, mereka tersontak ketika melihat bayangan sosok makhluk yang mereka lihat tadi. Makhluk itu bertubuh tinggi, rambutnya putih pucat, tegak ke atas seperti landak. Mukanya berwarna biru, kedua tangannya seperti bukan tangan manusia.
Adudu dan Probe yakin dia adalah alien yang jatuh dari luar angkasa menuju ke bumi. Khayalan orang orang yang selama ini dipikirkan, kini benar benar nyata didepan mereka. (Eh, tapi emang g ada ya..hehe:v)
Alien itu berdiri tegak dihadapan mereka berdua. Bingung melihat sekitar tempat. Matanya melirik kesana kemari, mulai sinis. Mulut mereka berdua menganga lebar.
"Akhirnya..AKU BEBAS!!! MUAHAHAHAHA!!!"
Adudu dan Probe semakin merinding mendengar tertawa jahatnya yang menggelegar.Mereka saling berpelukan, melindungi sesama. Suara tawa itu terdengar sampai ke telinga penduduk.
"Eh? Siapa kamu berdua?"
Tertawa jahatnya berhenti. Aneh. Untuk pertama kalinya alien itu melihat wujud manusia.
"Eee.. ee.. saya A.. Adudu, dan ini Probe ka.. kawan saya.. ehe" Adudu menjawab dengan keadaan masih merinding. Terbata bata. Takut diapa apakan olehnya.
"Ouh! Kamu berdua ke yang membebaskan aku?" Tanyanya.
"Be.. be.."
"Betul!! Aku lah yang membebaskan kau!!"
Adudu memotong perkataan Probe. Padahal yang pertama kali menyentuh kristal itu adalah dia. Muka Probe cemberut.
" Terima kasih banyak!!!"
Alien itu segera memeluk mereka berdua dengan erat. Karena alien itu bertubuh tinggi dan besar, dia bisa mengangkat sambil memeluk Adudu dan Probe dengan mudah. Bagaikan boneka.
Pelukan yang erat itu membuat Adudu dan Probe susah nafas. Terlalu kuat.
"Hmph! Eh! Dah lah eh!"
Adudu merasa terdesak. Mendengar perkataannya, alien itu segera melepaskan pelukannya, dan menurunkan mereka berdua.
"Jadi, siapa nama kau?" Adudu memberanikan diri bertanya. Siapa tau mereka bisa menjadi teman.
"Ku.. Retakka" jawabnya singkat.
"Kat mana Hang Kasa sekarang HAH??!!" Ekspresi muka senangnya kini berubah menjadi marah yang mengganas seperti singa.
Adudu dan Probe merinding kembali, mereka tidak kenal apa yang Retakka maksudkan. Dan.. siapa Hang Kasa?
"Si.. siapa Hang Kasa tu Retakka?" Tanyanya. Merinding.
"Hehh!!! Dia dah rampas semula kuasa elemental aku!! Dan, dialah pelaku yang membekukan aku!!" Jelasnya, geram. Kedua tangannya dikepal kuat.
Adudu menelan ludah. Kemarahan Retakka mulai memuncak.
"SEKARANG!! AKU DAH BEBAS!! MUAHAHAHA!! AKU AKAN RAMPAS BALIK KETUJUH KUASA ELEMENTAL TU!! DAN AKAN KUBALAS PERBUATAN HANG KASA!! " Retakka tertawa Seram.
Suara Retakka semakin menggelegar. Burung burung yang berada di dekat hutan bertebangan keluar, takut dengan suara yang menyeramkan itu.
" Tapi.. macam mana caranya tuk menemukan Hang Kasa?" Adudu bertanya kembali. Mungkin ia bisa membantu.
"Heh, korang berdua kenalah tolong aku tuk menemukannya, tapi.. sebenarnya bukan itu yang kucari..". Adudu dan Probe saling memandang muka. Lalu Apa kalau bukan itu?
"AKU NAK KETUJUH KUASA ELEMENTAL TU!!!"
ZIIINGGG!!!!!!
Tiba tiba Tubuh Retakka bersinar terang mengeluarkan cahaya kuning seperti tembakan laser. Tembakan cahaya itu bertebaran tak beraturan. Menembak sekeliling. Hampir saja Adudu dan Probe terkena tembakan itu.
"Eeh? aku masih ada sisa dari kuasa elemental yang dulu ku punya? " Retakka melihat kedua tangannya yang bercahaya warna kuning. Dia masih ada kuasa.
"HAHAHAHA!!! Tak sia sia rupanya!! "
Tiba tiba Adudu mendapat ide.
"Retakka, aku boleh tolong ko tuk dapatkan semula kuasa elemental tu kembali.. " Adudu maju ke hadapannya.
"Macam mana? Korang berdua cuma manusia yang lemah" Perkataan Retakka membuat Adudu dan Probe geram. Berusaha menahan emosi marah, Takut diserang olehnya.
"Jangan anggap kita berdua lemah tau.. kami sebenarnya ialah orang jahat jugak macam kau, aku nak balas dendam jugak dengan orang yang selama ni telah memusnahkan tempat tinggal aku dan membuat hidupku sengsara macam ni!" Jelas Adudu. Tangan kanannya dikepal kuat. Dendamnya memuncak.
"Ouh.. nampaknya kita sama sama orang jahat " Retakka membalas.
"Dan.. kalau kau nak tahu, aku dan Probe ni pandai buat alat alat canggih di rumah, mungkin kita boleh kerja sama!" Adudu mengajak Retakka untuk bersatu. Mereka sama sama penjahat
"Hmm.. baiklah, mungkin aku boleh membantumu tuk membuat senjata, tapi dengan satu syarat.. " Retakka setuju, tetapi ada satu hal..
Dia melanjutkan.
"..... korang berdua kena dengar dan patuhi semua perintahku!!" Retakka tersenyum sinis memandang Adudu dan Probe. Gigi tajamnya kelihatan. Tanpa ragu, Adudu menerima syarat tersebut.
"Hmmph! Kami setuju!" Adudu dan Probe mengangguk.
"Baiklah, bawak aku ke rumah kau"
"Oke! Ikut kami!"
Adudu dan Probe mengajaknya pulang ke rumahnya. Tidak jauh dari tempat itu. Retakka mengekorinya dari belakang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"TUNGGULAH HANGKASA!! AKAN KU RAMPAS SEMULA KUASA ELEMENTAL TU!! MUAHAHAHA!!"
Retakka kembali tertawa seram.
Dendam.
-TO BE CONTINUE-
Okay, untuk chapter ini scene para penjahat saja ya!
Thanks for reading! ^^ dont forget to vote, OwO