LABIRIN CINTA (End✓)

By Khoerunisa1909

2.3K 505 23

Labirin cinta, seperti judulnya kisah ini menceritakan tentang Lika-liku cinta dan persahabatan anak SMK. Tas... More

Pertemuan Aku dan Kamu
You Again ?
Ada Cerita di Yogyakarta
Sebuah Pesan
Kecelakaan
Tiga Bulan PKL
Ada Dua Cinta
Romeo dan Juliet
Ini Membunuhku
Dibalik Kepergianmu
Sebuah Pengakuan
Tanggal Cantik
Ragu
Perjalanan Baru
Mantan
Are You Okay ?
Story in the rain
Pacar dan Mantan
Squad Ambyar
Buaya Darat Vs Singa Betina
Masa Jabatan Berakhir
Purna Bhakti
Goes to Bandung
See you next time Bandung
Rumah Camer
Dia Kembali
Kecemburuan
Pantas Bahagia
Permintaan Maaf
Happy Wedding
Have fun!!!

Antara Teman dan Kasih

17 4 0
By Khoerunisa1909

"Udah ya, aku mau praktek." tanpa menunggu jawaban apapun dari Rey, Tasya berlalu begitu saja dari pandangan pria itu.

*******************
Terik panas di lapangan mulai mereda, siswa kelas 12 yang sudah pengayaan mulai berhamburan keluar kelasnya, itu tandanya hari sudah mulai sore.

Tak terasa pengayaan hari ini adalah pengayaan terakhir, karena mulai minggu depan siswa kelas 12 sudah akan melaksanakan tryout pertama.

Kurang lebih selama dua bulan, kelas 12 telah melaksanakan pengayaan dengan baik dan tuntas. Walaupun satu minggu hanya tiga hari, dimulai dari hari senin sampai dengan hari rabu. Tapi para guru telah menyampaikan materi yang akan di UN kan nanti dengan sangat baik. Begitupun dengan siswanya, telah berusaha untuk mempelajari dan memahami materi yang diberikan oleh guru dengan baik.

Jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan gadis berambut pirang menunjukkan pukul empat sore, dia bergegas untuk keluar dari kelasnya. Tetapi saat gadis itu tepat di depan pintu, sudah ada seorang pria yang berdiri menunggunya sejak tadi.

Gadis itu sontak memundurkan kakinya, terkejut dengan keberadaan pria tersebut. Rey menatap wajah gadis yang berada di depannya, pria itu sangat takut gadisnya itu marah kepadanya.

"Apa kamu masih marah ?" tanya pria itu

Tasya mengangkat sebelah alisnya

"Marah ? Soal apa ?" Gadis itu bertanya seolah olah kejadian tadi tidak pernah terjadi.

"Soal Mesya" jawab pria yang berada di depannya

"Sebenernya aku sedikit kecewa dengan kejadian tadi, tapi aku gak mau memperpanjang masalah ini. Lagian kan udah kamu jelasin ke aku." batin gadis itu

"Gak ada yang harus dipermasalahkan, lagian aku percaya kok sama kamu." senyum merekah dia kembangkan untuk sang pacar

"Benerrr.." belum selesai dengan kalimatnya, Tasya meletakkan jari telunjuk dibibir pria yang sedari tadi mempertanyakan apakah dirinya masih marah.

"Gak usah dibahas lagi" dengan cepat gadis itu menyingkirkan jari telunjuknya

Rey benar benar terkejut dengan apa yang dilakukan Tasya, gadis itu kini berubah menjadi lebih dewasa. Padahal dulu gadis itu sering merajuk hanya karena hal sepele sekalipun, tetapi saat ini gadis manja itu telah memiliki pemikiran yang lebih dewasa dari sebelumnya.

***************
Keesokan harinya.

"Hai dek" sapa Vito heboh kepada salah satu adik kelas perempuan cantik

"Heh mata kuda!" Zahra menepuk pundak pria itu dengan keras sehingga membuat Vito kesakitan

"Heh Borutto!! Ngapain lo tiba tiba nongol udah kaya jelangkung aja, datang tak diundang pulang tak diantar gatau nyasar kemana." Pria itu berkacak pinggang kesal

"Lagian Lo pagi pagi udah godain dede emesh" Zahra memutar bola matanya malas

"Suka suka gue kenapa Lo yang repot!"

"Eh jangan jangan lo cemburu ya ?" sambung pria itu menggoda Zahra

"Gue ?? Cemburu ?? Hahaha gak mungkin lah!" gadis tomboi itu melipat kedua tangannya kedepan dada

Ditengah perdebatan Zahra dan Vito tiba tiba ada seorang pria melewati mereka berdua, sehingga mampu mencuri pandangan Zahra. Gadis itu sedikit membuka mulut saat sang pria itu tepat melewati dirinya.

"Astaga dragon!!! Adek gue cakep bener dah!" kepala Zahra sampai mengikuti arah jalannya pria itu

"Dasar cewek mata keranjang!" teriak Vito menyadarkan Zahra

"Ganggu aja pemandangan indah di pagi hari lo!" gadis itu menggerutu kesal

"Makan tuh dede emesh!" ledek Vito

"Udah ah gue mau ke kelas, bye!" Zahra sengaja menginjak sepatu Vito dengan keras sehingga tampak jelas sepatu pria itu kotor akibat ulahnya.

"Woyyy songong Lo! Gatau apa sepatu sultan harganya selangit!" teriak Vito kesal

Namun Zahra tak memperdulikan celotehan Vito yang bagaikan radio butut di pagi hari, gadis itu terus berlenggang pergi dari pria yang merasa kesal dengan ulahnya.

"Ampun Borutto! Tetetew tew tew" (awas ini bukan tik tok yaa) Vito menepuk jidatnya seolah olah jengah dengan tingkah Zahra

***
Saat jam istirahat, lima sejoli tengah asyik berbincang di kantin. Tiba tiba Mesya datang menghampiri kelimanya.

"Hai kak Via, kak Naila." sapa gadis itu

"Hai juga dek" Naila dan Via memberikan senyumnya

Setelah itu Mesya langsung pergi dari hadapan lima sejoli.

"Buset tuh anak songong banget ya!" kesal Mitha

"Udah tau disini kita ada lima orang yang disapa cuma dua orang!" sambung gadis itu

"Tau, ajarin tuh dede kalian!" sambung Nindi kesal

Via dan Naila tampaknya tidak enak dengan kejadian tadi.

"Sorry ya, gue juga gatau kalau Mesya bakal nyapa gue sama Naila" ucap Via

"Nai, lo juga akrab sama Mesya ?" tanya Tasya

"Ya.. eng-enggak Sya, jadi semalem dia tiba tiba ada chat gue. Terus dia bilang mau jadi adik adikan gue." jelas Naila sedikit takut

"Kalian itu gimana sih, bukannya bantuin gue buat jauhin Mesya sama Rey tapi malah kalian sendiri yang deket sama anak itu." Tasya tampak kecewa dengan dua sahabatnya itu

"Ya sorry Sya, gue gak enakan juga sama Mesya." tambah Naila

Kini suasana yang tadinya happy berubah menjadi panas seketika.

Tasya tiba tiba saja pergi dari ke empat sahabatnya itu.

"Kakak kakak ngapain sih temenan sama orang se-egois kak Tasya." ucap Mesya dengan tiba tiba membuat suasana semakin memanas

"Kak Tasya itu egois, buktinya aja gara gara kak Via sama Kak Naila adik kakakan sama aku, kak Tasya gak suka." tambah Mesya

"Apalagi dia itu kan cuma mentingin kak Rey dari pada kakak kakak sahabatnya ini. Se egois itu yah kak Tasya ?" senyum licik terukir di bibir Mesya

Kini ke empat sahabatnya mulai terhasut dengan perkataan Mesya.

***
"Panjul" panggil Tasya

"Kenapa?" pria itu mendekati Tasya

"Adik kamu itu licik banget ya! Gak bisa dapetin kamu, sekarang dia berusaha ngerebut sahabat aku!" kesal gadis itu

"Maksudnya gimana ?" sang pacar tidak mengerti apa yang dikatakan Tasya

"Masa tadi pas aku lagi kumpul sama sahabat sahabat aku, tiba tiba dia datang dan nyapa Via sama Naila." jelas Tasya

"Ya bagus dong berarti Mesya mulai akrab juga sama Naila" timpal Rey

"Bagus dari mananya sih! Dia itu gak liat situasi dan kondisi, disitu ada lima orang dan yang disapa cuma dua orang!" emosi Tasya mulai menjadi jadi

"Ya mungkin Mesya baru akrab nya sama dua orang" jawab Rey dengan santainya

"Percuma ya ngomong sama kamu! Malah tambah mood aku ancur aja!" mata gadis itu mulai memanas

"Kamu ini kenapa sih ? Tiba tiba datang terus marah marah ?" pria itu berusaha menahan emosinya.

Tak menjawab apapun, Tasya langsung pergi dari hadapan Rey.

Saat ini gadis itu sedang merasa takut jika Mesya akan merebut sahabatnya, apalagi Naila sahabat dari kecilnya malah ikut ikutan menjadi salah satu kakaknya Mesya.

"Kenapa sih semua orang gak ngerti perasaan gue sekarang!" teriak Tasya di koridor yang sepi

~
Saat jam pulang sekolah, lima sejoli itu tengah merapikan buku bukunya kedalam tas.

"Guys kok kalian pada diem aja sih ?" tanya Tasya heran

"Terus kita harus marah marah gitu kayak tadi apa yang lo lakuin di kantin!" sindir Via

"Loh kok lo tiba tiba nyolot sih Vi ?" tanya Tasya

"Emang benerkan ?" sambung Naila

"Kalian ini pada kenapa sih ?" Tasya menghentikan aktivitasnya

"Tanya aja sama diri lo yang egois itu!" seru Nindi

"Maksudnya ?" Tasya benar benar tidak mengerti

"Gak paham paham ni anak!
Ternyata kita itu baru sadar kalo Lo itu sahabat yang paling egois! Paling egois!" tutur Mitha tegas

Kedua mata Tasya mulai memanas, dadanya mulai terasa sesak. Tak menyangka jika sahabatnya berkata demikian tentang dirinya.

"Gue males temenan sama orang kayak Lo!" Via menyenggol keras bahu Tasya

Tasya hanya bisa menyaksikan kepergian ke empat sahabatnya itu, dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

*******
Satu minggu sudah berlalu tanpa adanya kebahagiaan disetiap harinya. Ke empat sahabatnya tidak lagi bersama Tasya, dan sang pacar pun sedikit renggang.

Gadis itu melewati hari harinya dengan sangat berat, tak ada lagi candaan bersama sahabatnya, tak ada lagi tempat dia berbagi cerita, bahkan sang pacar pun sedikit menjaga jarak dengannya.

Sunyi, sepi, hampa, itu yang dirasakan oleh gadis berambut pirang. Disetiap malamnya selalu bercucuran air mata karena dia merasa kehilangan banyak hal.

Hingga tiba saatnya minggu depan adalah hari yang sangat penting yaitu Ujian Nasional sudah di depan mata. Rasanya Tasya tidak siap jika harus Ujian Nasional dengan keadaan hati yang sangat hancur, sepertinya gadis itu tidak akan konsentrasi.

Zahra hanya bisa menjadi penengah diantara mereka, dan gadis tomboi itupun merasa kasihan melihat Tasya yang sekarang menjadi orang yang pemurung. Tak ada lagi senyum yang terukir di bibir mungilnya itu.

Sore hari setelah pulang sekolah, para pejuang pulang malam sedang asyik menikmati sepoi angin sore sebelum nanti mereka benar-benar sibuk menghadapi Ujian Nasional.

Zahra menghampiri Via, Naila, Nindi dan Mitha.

"Apa gak sebaiknya kalian itu bicara baik baik agar situasi bisa kaya dulu lagi ?" tanya gadis itu dengan hati hati.

"Bicara baik baik soal apa ya ?" tanya Naila

"Tentang persahabatan kalian" Zahra menunjuk Tasya yang tengah memesan makanan

"Gak ada yang perlu kita bicarakan" sambung Via

Tiba tiba gadis berambut pirang itu menghampiri mereka berlima

"Apasih yang membuat kalian kaya gini ?
Gue emang egois! Sangat egois! Benar benar egois! Kalian itu seharusnya tau dari dulu gue itu cinta sama Rey, dan gak mau kehilangan dia. Disisi lain gue juga sayang sama kalian! Kalian itu udah kayak sodara gue sendiri! Kalian bilang gue egois ? Mentingin diri sendiri ? Apa kalian lupa kalo se egois apapun gue, gue tetep ada buat kalian semua. Ada waktunya juga buat kalian, gak selamanya tentang Rey!" Tasya menyeka air matanya kasar

Kini suasana di kantin tersebut mulai memanas, Rey yang melihat kejadian itu takut jika menghampiri Tasya.

"Kalian juga lupa kalo gue pernah batalin jadwal jalan gue sama Rey demi kalian ? Apa se-egois itu gue dimata kalian ? Kenapa kalian gak coba ngerti perasaan gue! Disaat gue lagi takut kehilangan seseorang yang gue sayang, kalian bukannya ada disisi gue melainkan kalian malah ngejauhin gue. Gue itu benar-benar ngerasa hancur! Hancuuur!!! Sahabat dari kecil gue mulai akrab sama orang yang berusaha ngerusak hubungan gue sama Rey, gue takut Mesya akan ngerebut sahabat gue satu persatu dari gue. Kalian gak ngerti apa yang gue rasain ?? Sakit!" Gadis itu bergegas pergi dari hadapan mereka semua yang mematung dengan semua perkataannya.

Hening
Itulah suasana di kantin tersebut. Tidak ada satu orang pun yang berani mengejar Tasya saat sedang seperti ini termasuk Rey.

"Gak seharusnya juga kalian ngejauhin Tasya kaya gini, bagaimana pun juga dia sahabat kalian. Se egois apapun dia, Tasya selalu ada buat kalian. Seharusnya kalian sudah bisa memahami sifat dan sikap kalian satu sama lain, jangan malah menjauhi karena suatu alasan. Seharusnya kalian bisa melengkapi satu sama lain, jangan malah seperti ini. Tasya itu anak baik, jarang nemuin sahabat sebaik dia walaupun emang dia itu egois." tutur Zahra dengan sepenuh hati

"Dan lo Rey.
Seharusnya lo itu sadar, jarang ada orang yang benar-benar tulus mencintai. Seharusnya lo bersyukur punya Tasya, pacar yang selalu ngertiin lo, dia selalu memaafkan setiap kesalahan lo, dia selalu sabar menghadapi sikap lo, mungkin kalo cewek lain gak akan sesabar Tasya ngadepin sikap lo itu." Zahra pun berlenggang pergi meninggalkan keheningan

Kini.. Via, Naila, Mitha, Nindi dan juga Rey merasa sangat bersalah. Semua perkataan Zahra itu benar. Naila tak sanggup lagi menahan air matanya, dia sangat merasa bersalah karena telah membuat sahabat dari kecilnya menangis seperti tadi.

"Pokoknya besok kita harus minta maaf sama Tasya" Mitha nangis sesenggukan

"Kenapa kita kemakan hasudan Mesya" tutur Naila

Rey tak ikut menggubris, perkataan Zahra terus berputar-putar di pikirannya. Semua yang dikatakan gadis tomboi itu memang benar.

****
Hallo teman teman:)
Apa kabar nih ??
Kangen banget udah lama gak up story:D
Maklumi aja ya, soalnya lagi sibuk sama kerjaan.
Sehat sehat ya readers setia cerita Labirin Cinta❤️

Continue Reading

You'll Also Like

127K 6.9K 50
Diharapkan Follow Author terlebih dahulu, ya! ❤ [16 ] WARNING: Cerita ini dapat menyebabkan senyum-senyum sendiri. SUDAH TAMAT. CHAPTER MASIH LENGK...
193K 19.7K 61
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! ( Jadwal UPDATE setiap Malam Kamis dan Malam Minggu) Bataknesse Series #1 Cabul, cerewet dan menyebalkan! Begitulah soso...
1.2M 4.7K 8
Dewasa isinya ya adegan dewasa semua... dan gausa sok kaget kalo awalan udh ada kata-kata frontal..liat baik-baik makanya.. bocil minggir sana.. gas...
4.1M 299K 52
Ini tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi i...