MAHAR [Rani & Dika] TERBIT✅

By liyapratiwi_

496K 24.3K 901

[Sudah tersedia di shopee] Maharani dan Mahardika dijodohkan, lalu menikah selepas wisuda kelas 12. Kehidupan... More

PROLOG
1. Salah Tangkap
2. Malam Hari
3. Obrolan Pagi Hari
4. Jalan Bareng
5. Kiss Mark
6. Rumah Mama
7. Tentang Rani
9. Pulang
10. Makan Siang
11. Kampus
12. Supermarket
13. Saniarisa
14. Canggung
15. Sebuah Zona
16. Sedikit Curhat
17. Berusaha Mendekat
18. Cafe Depan Kampus
19. Perhatian Tersirat
20. Sadar dan Tidak
21. About Kisses
22. Karena Jevan?
24. Peluk Bau
25. Jangan Mendekat
26. Sementara Berjarak
27. Tak Sengaja
28. Ingat Maharani?
29. Tanda di Leher
30. Menang? Menangin Hatinya.
31. Definisi Baik
32. Ambil Tindakan
33. Rencana or Wacana
34. Villa
35. Romantis or Tragis?
36. Perlahan
37. Pengakuan Keduanya
38. Ke Kampus Dika
39. When I Say ...
40. Ucapan Selamat
41. Mencurigakan
43. Bentuk Peduli
45. Dering Telepon
46. Tuduhan Lagi
47. Kesalahan Dika
INFO
VOTE COVER
OPEN PO
TRAILER

42. Libatkan Aku

3.4K 217 21
By liyapratiwi_


Baru saja ngajak Rani sama Dika liburan nih, hehe. Sekali-sekali kan ya liburan bareng mereka, wkwk. Nih ... btw, warnanya hijau dong.

An : kalau kurang jelas, biarkan ya.. soalnya panas banget tadi. Rani sampe ngeluh.

------

Dika menggeram saat Fadli terus saja berceloteh mengenai kencan pertamanya dengan Risa kemarin malam. Ingin rasanya, mulut Fadli yang sudah mencerocos tidak jelas itu Dika sumpal dengan kaus kaki yang baru saja ia lepas ketika masuk kost area dalam.

Fadli membanting pintu saat sudah sampai di depan kamarnya, ia baringkan begitu saja tubuhnya. Bahkan tidak peduli dengan Dika yang mencoba menatap temannya dengan pandangan sumringah. Dika akan mencoba itu. Tapi, tetap saja tidak bisa.

Dirinya tidak bisa memandang Fadli dengan raut gembira kali ini. Cowok itu sudah membuatnya kesal, hingga tidak sadar jika saat ini ia kembali menjadi tempat curhat Fadli.

"Gila sih, nggak nyangka banget kalau Kak Risa kemarin nerima ajakan gue."

"Nggak sadar kali dianya," tebak Dika yang langsung membuat Fadli menoleh dengan cepat sambil menjitak Dika. "Mulut lo! Sembarangan aja kalau ngomong!"

Fadli memang sering curhat dengan Dika akhir-akhir ini, terlebih ini menyangkut Risa. Cowok itu selalu gas pol jika saja ada kabar baik mengenai hubungannya dengan gadis itu. Sungguh, Fadli ingin menceritakannya dengan Dika.

Namun apalah daya, jika seorang Dika yang notabene sangat malas jika mendengarkan ocehan yang ia anggap tidak berguna dari Fadli, syukur bila Dika hanya diam. Tidak protes ataupun menegur Fadli.

Beruntung, Dika bisa menahan kesalnya ... walau terkadang masih menggerutu, menyumpahi Fadli kapan saja.

"Iya tahu, lo habis kencan sama Kak Risa.. iya Fad."

"Lo kenapa kaya gitu dah? Maksud gue tuh, iri bilang bos."

Dika menggeleng, punggungnya ia sandarkan ke tembok sambil mengambil toples milik Fadli dengan isi nastar yang kemarin sempat diberi oleh Ibu kost secara cuma-cuma. Kata Fadli demikian.

"Gue nggak iri Fadli," ucap Dika, masih mencoba bersabar menghadapi Fadli yang nampaknya kian mengerjainya dengan sesekali menggoda jika Dika tidak pernah kencan dengan Rani.

What the hell? Mungkin Dika akan tertawa begitu kencang saat Fadli beranggapan demikian. Baginya, untuk apa kencan ... jika bisa bertemu setiap hari?

From : Maharani

Dika, lagi di kost Fadli ya?

Dika mencoba mempertajam penglihatannya kala satu motif dari Rani muncul di layar ponselnya. Cowok itu mencebik, lalu menaruh kembali toples yang ia genggam tadi ke tempat semula.

To : Maharani

Iya, ini lagi di kost Fadli. Rencananya sih mau balik ke kampus, karena ada rapat organisasi.

Kenapa jam segini nyariin? Kangen ya?

Dika terkikik sendiri ketika menuliskan balasan demikian. Terkesan memang dirinya yang sangat narsis di situ. "Jatuh cinta gini amat ya," batinnya dalam hati sambil mengusap-usap wajahnya, seraya mengintip roomchat-nya dengan Rani yang masih mengetikkan balasan untuknya.

Bug.

"Dika! Lo kesurupan?! Sadar Dik, sadar!"

Mendengar teriakan serta gerakan Fadli yang mendekat ke arahnya, membuat Dika sedikit berjingkat sambil menjauhkan bantal yang tadi sempat menghantam wajahnya.

Sialan memang si Fadli, tidak tahu akhlak.

"Dika sadar!" Fadli masih mencoba menyadarkan Dika dengan menggoyang-goyangkan bahu cowok itu, sesekali juga menampar pipi Dika dengan gerakan cepat, namun pelan.

Walau tidak sakit, namun Dika meringis. Cowok itu menggeram, menjauhkan tangan laknat Fadli sambil mendorong kuat badan yang berjarak begitu dekat dengannya.

Bukan bau badan Fadli yang membuatnya menjauhkan cowok itu begitu saja. Hanya ... pintu kamar Fadli terbuka lebar, jika saja nanti ada orang lewat dan tidak sengaja melihat kamarnya, bisa-bisa keduanya disebut jeruk makan jeruk.

Bahkan posisinya yang begitu dekat ini, orang lain pasti berpikiran yang macam-macam.

Itu, hanya ketakutan Dika. Namun tidak tahu jika Fadli, sepertinya cowok itu tidak memiliki rasa takut.

"Gue dapat chat dari Rani, bukan kesurupan!" jelas Dika sambil bangkit berdiri, keluar ruangan yang membuatnya naik darah mungkin akan lebih baik.

Iya, Dika akhirnya yang memilih mengalah keluar. Daripada melihat Fadli yang tidak jelas itu, Dika lebih memilih untuk ke balkon lantai dua. Mumpung sepi, pikirnya saat di jam sore seperti ini orang-orang masih sibuk dalam urusan kuliah serta pekerjaan masing-masing.

From : Maharani

Kangen banget ya ampun, Dika kapan pulangnya sih?

Tepat saat dirinya sudah terduduk nyaman di kursi yang menghadap langsung dengan suasana daerah kampusnya dari atas itu, membuat Dika menyunggingkan senyumnya. Mengapa tidak? Rani langsung menjawab chat-nya hingga kini cowok itu justru diliputi rasa berdebar.

Entah untuk apa, namun yang pasti Dika selalu berdebar ketika mencoba mengetikkan balasan untuk gadis itu.

To : Maharani

Iya tahu, aku memang ngangenin.

Setelah ini aku pulang kok, sayang.

Mencoba membaca ulang pesan singkat yang baru saja ia kirim itu membuat Dika terkekeh geli. Baru kali ini dirinya sebucin itu dengan seseorang, apa memang se-parah itu jika tengah jatuh cinta?

Mungkin Dika baru saja merasakan hal ini beberapa hari belakangan. Dirinya sangat mudah terbujuk rayuan Rani, hingga bualan serta gombalan receh pun kadang terlontar begitu saja dari mulutnya.

Dika tidak sadar waktu itu, bahkan untuk mengembalikan kesadarannya Dika harus ditabok lengan atau punggungnya terlebih dahulu oleh Rani.

From : Maharani

Ih, kok gemes sih.

❤️❤️

------

Jika tadi Dika harus mencoba bersikap biasa saja setelah mendapat chat dari Rani. Kali ini, sepertinya cowok itu tidak bisa biasa saja saat matanya tidak sengaja memicing dan menemukan jika ada dua orang yang tengah beradu mulut di pinggir jalan.

Laki-laki dan perempuan, bahkan begitu kentara di saat Dika mendekatkan mobilnya di bahu jalan, mencoba melerai keduanya.

Awalnya Dika diam saat mereka berdua saling beradu mulut. Tapi lama-kelamaan, sikap cowok asing yang baru saja ia ketahui wajahnya itu tiba-tiba saja mendorong bahu sang perempuan, dengan begitu kasar sambil mengucapkan kata-kata kasar.

"Sekalinya anjing ya anjing! Nggak mungkin bisa berubah jadi kelinci! Itu berlaku sama lo!" bentak cowok itu, hingga membuat Dika tidak tinggal diam, lalu melangkah ke arah keduanya setelah tadi ia semoat membuka pintu mobil terlebih dahulu.

"Gas, kamu ngomong apaan sih? Bukannya aku udah tu..."

"Alah.. omongan lo tuh nggak bisa dipegang. Lo selalu bohong sama gue!" Bentak si cowok sambil menjauh dari orang yang dianggap Dika kekasihnya itu.

"Dengerin aku dulu." Gadis itu mencoba menahan, tapi apalah daya yang tenaganya kalah kuat dengan tenaga cowok, alahasil ia hampir terjengkal ke belakang saat lengannya mendapat dorongan yang begitu kuat dari sang cowok.

Namun, sebelum gadis itu sempat terjatuh ... untungnya Dika segera mendekat, dan ia berhasil menggagalkan takdir yang akan membawa gadis di sampingnya ini untuk terjatuh.

Mereka saling pandang sepersekian detik, setelah Dika memegang bahunya sambil mencoba membangunkannya. "Lo nggak pa-pa Kak?" tanya Dika, memastikan jika gadis di sampingnya ini dalam keadaan baik.

Terlebih saat mengetahui jika Dika mengenalnya.

"Gue baik Dik," jawabnya dengan kepala yang sudah tertunduk, mencoba menyembunyikan isakannya dari Dika.

Dika tidak bisa dibohongi, ia tahu perihnya hati seniornya saat dikatai serta diperlakukan tidak wajar seperti tadi. "Come on bro, dia cewek dan lo cowok." ucap Dika sambil mendekati sosok cowok tinggi yang baru saja melihat aksinya menolong seseorang yang dimarahinya tadi.

"Lo selingkuhannya Risa yang kemarin ngajakin dia makan malem kan?"

Dika berdecih, ia menggigit bibir bawahnya sambil menatap ke lain arah. Bukan ekspresi gugup yang ia tunjukkan saat ini, melainkan ekspresi seolah Dika meremehkan apa yang cowok asing ini katakan padanya.

Selingkuhan? Risa? Yang benar saja dia jadi selingkuhannya seniornya sendiri? Gila.

"Emang lo pacarnya Risa? Setahu gue Risa udah putus sama pacarnya." Dika masih mencoba tenang saat menghadapi orang yang ia yakin bernama Agas, ia bahkan ingat betul saat Risa memberitahu foto mantan kekasiihnya pada Dika. Dan juga cerita gadis itu soal mantannya yang terlalu mengekang dirinya.

Iya, dia namanya Agas. Dika baru ingat.

Agas menggeram, saat Dika semakin kurang ajar padanya. Menurutnya, perkataan seperti demikian membuatnya merasa direndahkan. Untuk seukuran Agas yang menjadi anggota geng Argan jelas tersinggung. Tidak ada seorang pun yang berani meledeknya, jika ada ... berarti itu musuhnya.

Termasuk Dika. Ia sudah Agas tandai sebagai musuh, dengan bogeman kuat yang menghantam pelipisnya. Iya, itulah tanda jika Dika adalah musuh Agas.

Risa terkejut, dia ingin mendekat ... untuk menolong Dika, tapi kenyataannya kakinya justru kalah cepat dengan gerakan tangan Dika yang sudah memberi bogeman pada Agas, tidak kalah kuatnya.

"Dasar! Perebut cewek orang lo!"

Dika meggertakkan giginya, satu tangannya bahkan sudah mengepal untuk menarik kerah baju Agas. "Bilang sekali lagi, biar gue bisa tenang buat ngehajar lo kali ini," ucap Dika pelan, dirinya benar-benar marah ... apalagi saat mendengar nada meremehkan dari Agas, langsung hal itu membuat Dika memanas dan segera melayangkan bogemnya kembali ke arah cowok itu.

"Lo berdua selingkuh! Bangsat!"

Bug.

"Dika, stop!" Risa mencoba untuk melerai keduanya, terlebih Dika yang sudah tidak peduli jika teriakan Risa mampu membuatnya berbalik hingga menatap penuh tanya gadis yang memberanikan dirinya untuk menarik lengan cowok itu.

"Kak, Lo kenapa tarik gue?"

"Dika, berantem kaya tadi nggak bakal selesain masalah ... yang ada nambah masalah Dik," ucap Risa sambil menunjuk ke arah Agas yang sudah terkapar sambil meracau menyumpahi keduanya.

Dika melirik sekilas ke arah cowok itu, lalu beralih saat Risa menangkup pipinya sambil menatapnya dengan mata yang memerah. Antara menangis karena takut, atau justru menangisi lelaki bajingan seperti Agas tadi.

"Jangan Dik, lo nggak perlu berantem kaya gitu."

Dika menunduk, melepaskan tangan Risa dari pipinya mungkin bukan pilihannya ... namun akhirnya Risa yang memilih untuk melepaskan tangannya dan beralih untuk mendekat ke arah Dika, sambil memeluknya.

"Jangan pernah ikut dalam urusan gue Dika," tutur Risa saat berucap parau, tepat di telinga Dika.

Dika tidak menjawab, karena baginya menolong seseorang itu hal yang wajar. Termasuk keadaan Risa kali ini.

"Gue peduli sama lo Kak, tolong libatin gue dalam urusan lo dan Agas."

-----

I'am not princess, i'am the halu wattpad geng. Kalau kangen suaraku kamu tinggal calling saja. Kalau mau bertemu kamu tinggal cari aku.

Fiks, aku terkena syndrome tiktok.

Continue Reading

You'll Also Like

189K 5K 73
Menceritakan tentang kehidupan Arya dan Nindy setelah mereka lulus kuliah... ############################### "Jadi isteri saya sakit apa dok?"tanya A...
AV By s h e y

Teen Fiction

4.8M 343K 51
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
639K 33.7K 44
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin" Mencerita...
30.9K 1.9K 18
Judul awal Nikah Dini Langit Arsenio William, memiliki wajah yang tampan dan tentunya idaman para kaum hawa. Seorang siswa dari sekolah favorit yaitu...