"YOONGI HYUNG!! KAJJA! AYO KITA SARAPAN!" teriak seorang pemuda jauh dari sana. Otomatis aku dan Yoongi menghentikan permainan.
"Nugu?" tanyaku pada Yoongi.
"Aish, apa kau tidak mengenalnya? Dia Taehyung. Kim Taehyung" aku mengangguk atas jawaban Yoongi. Aku mengenalnya, tetapi aku tidak melihatnya dengan jelas dari sini.
"Ya sudah. Pergilah sarapan" ucapku seperti mengusir. Dia terkekeh.
"Ani, aku tidak suka diusir" jawabnya sambil masih terkekeh. Aku tersenyum melihatnya. "Arraseo, sarapanlah bersama mereka!" ujarku dengan nada yang berbeda.
"Tidak perlu, Taehyung sudah kemari" ucapnya sambil menggeleng menatap Kim Taehyung yang perlahan berjalan mendekati kami.
"Ah, hyung.. Kajja! Setelah ini kita langsung ke Big Hit" ucap Kim Taehyung pada Yoongi. Yoongi hanya mengangguk dan menatap ke arahku seolah mengajakku sarapan.
"Kajja, kau sarapan juga" ajak Yoongi. Aku otomatis menggeleng.
"Ah, ani.. Aku akan melanjutkan permainan ini sendiri" ucapku sembari tertawa hambar.
"Ani, ani. Jungkook mencarimu. Ia khawatir setengah mati karena kau tidak ada di kamar. Jadi, ikutlah sarapan bersama kami" balasnya sambil tersenyum hangat padaku.
Ia khawatir setengah mati karena kau tidak ada di kamar
Ucapan Kim Taehyung berdenging di telingaku. Untuk apa Jungkook mengkhawatirkanku? Aku kan.. Haters-nya?
Ah, mungkin ia berpura-pura khawatir. Mungkin?
"Lee.. Seorin" panggil Kim Taehyung. Aku menatapnya dan membalas dengan anggukan. "Arraseo" jawabku.
~
"Aigoo, aigoo... Sarapan buatan Jin hyung memang yang terbaik!" ucap salah seorang member ketika aku memasuki ruang makan.
"Yyak, tunggulah kami! Ditinggal sebentar saja sudah sarapan duluan!" ucap Kim Taehyung tiba-tiba.
Sontak semua orang yang sedang duduk di kursi makan menatap ke arah kami. Terutama Jungkook. Ia menatapaku lama sekali. Ah, aku jadi salah tingkah. ANI! Kendalikan dirimu, Mirae.. Sudahlah.. Akhir-akhir ini aku jadi aneh.
"A.. Ah, Yoongi hyung.. Taehyung-ah.. Ka.. Kajja, ayo sarapan" ajak Jimin mengajak mereka tanpa mengajakku. Aku tersenyum remeh dan menguatkan peganganku pada tali tas ini. Kemudian aku agak membungkuk dan berterima kasih pada mereka.
"Kamsahamnida" ucapku lalu pergi.
"Mi..aish! Seorin-ah!" teriak Jungkook dari belakangku. Aku tak mempedulikan panggilannya padaku. Aku terus berjalan dan menuju pintu keluar dimana kemarin aku masuk kesini.
Cklek
Kubuka pintu itu. Dan inilah pintu yang benar. Pintu yang kemarin.
Tanpa ragu, aku melangkah keluar dan menuruni beberapa anak tangga. Dan kurasakan Jungkook masih mengejarku dari belakang.
Selesai menuruni anak tangga itu, seseorang menarik pergelangan tanganku erat. Ya, siapa lagi kalau bukan Jungkook?
"Mirae-ah.. Wae?" tanyanya pelan. Berusaha agar tidak ada yang mendengarnya.
"Ani. Tidak apa-apa" jawabku menggeleng sambil melepaskan genggaman Jungkook kasar. Ia hanya bisa diam sekarang. Menatapku dalam. Seolah mencari alasan kenapa aku pergi begitu saja.
"Sudahlah. Aku mau berangkat kuliah" ucapku menyudahi kontak mata dengan Jungkook.
"Setidaknya... Sarapan dulu" rayu Jungkook. Aku tetap saja menggeleng.
"Aku bisa membeli nongchim kimchi ramyun cup di minimarket"
"Ani, jangan. Itu tidak sehat" ia menggeleng. Aku tertawa remeh.
"Memang apa pedulimu padaku?! Bukankah kau senang jika aku mati?! Tidak akan ada yang menghancurkan karier mu lagi bukan?!" ucapku kasar penuh amarah. Jungkook hanya bisa bungkam sekarang.
"Sudahlah, aku mau kuliah dulu" ucapku lebih terdengar sabar sambil beranjak pergi. Tapi Jungkook menggenggam pergelangan tanganku. Lagi.
"Apa kau tidak mandi?" tanyanya. Aku kembali menggeleng.
"Aku bisa mandi di kampus. Lagi pula aku masuk jam satu siang. Ini masih jam sembilan pagi" jawabku ketus.
"Kau yakin tidak ingin diantar olehku?" tanyanya lagi. Dia membuatku geram. Sungguh.
"JEON JUNGKOOK! AKU BISA MELAKUKAN SEMUANYA SENDIRI" teriakku tanpa sengaja. Semoga saja member Bangtan tidak mendengarnya. Otomatis Jungkook menaruh telunjuknya di bibirku. Sontak aku membesarkan bola mataku kaget dengan apa yang Jungkook lakukan.
"Ssttt!! Nanti mereka dengar!" ucap Jungkook pelan sambil melihat ke belakang. Aku menarik pergelangan tangan Jungkook agar telunjuknya tidak ada di bibirku.
"Lanjutkan saja sarapanmu, sok tampan menyebalkan" ucapku sebal lalu pergi. Syukurlah, sekarang ia tidak menggengam pergelangan tanganku.
Selama aku melangkah semakin jauh, aku tidak mendengar suara Jungkook. Padahal aku masih ada di area dorm Bangtan. Mungkin dia melanjutkan sarapannya.
"Pergilah Mirae pabo yang pendek. Halte bus dari sini sangat jauh" ucap Jungkook agak keras tapi tidak teriak. Khawatir yang di dalam dorm mendengar.
Entah kenapa, kakiku berhenti melangkah. Setelah sadar dengan apa yang dikatakan Jungkook, aku berbalik menghadap ke arahnya. Ah, malu sekali rasanya.
Ia berjalan mendekatiku. "Mau kuantar?" tanyanya agak membungkuk sesampainya di hadapanku karena aku.. Ya, aku pendek.
Aku menghela napasku. "Arraseo. Tolong antarkan aku" jawabku menyilangkan kedua tanganku sembari menatap ke sembarang arah asal bukan menatap Jungkook.
"Baiklah, tapii" ucapnya lagi.
"Tapi?" tanyaku penasaran sambil menatapnya.
"Beritahu aku kau pulang jam berapa" lanjutnya. Aku menghela napasku kasar. Mengapa tidak ada henti-hentinya ia membuatku kesal?!
"Ja.. Jam 5 sore" jawabku terpaksa. Ia tersenyum senang dengan jawabanku. Biar kutebak, dia akan menjemputku. Ah, Mirae bodoh. Kenapa tadi aku tidak menipunya saja?!
"Kalau begitu... Kajja! Kita ke kampusmu!" ajaknya menarik pergelangan tanganku erat seperti biasa. Aku hanya memutar bola mataku malas.
~~
"Kau, mau beli sarapan dimana?" tanya Jungkook memecah keheningan.
"Tidak, aku tidak sedang nafsu untuk sarapan" jawabku yang dibalas anggukan oleh Jungkook.
"Lalu kapan kau akan makan?" tanyanya sok peduli. Sebenarnya apa masalahnya sehingga ia terus menerus menyanyai segala hal tentang apapun itu.
"Molla. Kapan saja. Kalau mood ku bagus" jawabku dingin.
"Ah, arraseo" ia mengangguk lagi. Apa yang ia rencanakan? Biasanya ia sok peduli lagi padaku, seperti 'kau harus makan tepat waktu' atau 'jangan makan makanan seperti itu, itu tidak baik untuk kesehatanmu' dan sebagainya. Tapi, aku juga tidak peduli kalau ia tidak sok peduli lagi padaku.
"Emm, kenapa tadi kau pergi?" tanyanya lagi. Tak habis-habisnya Jungkook menanyaiku. Aku hanya diam. Aku terlalu malas menjawab semua pertanyaannya. Lihat saja, setelah ini dia pasti akan bertanya lagi.
"Mirae-ah, jawablah.. Aku tahu kau tidak tuli" ujarnya. Aku tertawa hambar. Tapi Jungkook malah memanggiku lagi. "Mirae-ah.." rengeknya seperti bayi.
"Arraseo! Arraseo!" ucapku mengalah. "Aku.. Hanya sebal dengan Jiminie-" aku tak sadar hampir mengucapkan panggilan Jimin pada waktu itu.
"Jiminie? Ah, ternyata kau tahu ia pernah disebut 'Jiminie pabo' rupanya" Jungkook mengangguk-angguk. Aku menghela napas. Kukira dia akan curiga aku memanggil Jimin seperti itu.
"Tapi.. Tunggu"
Aish, sepertinya dia sadar.
"Yang memanggil Jimin hyung seperti itu hanya orang terdekatnya saja. Tapi.. Kenapa kau memanggilnya seolah kau dekat dengannya? Apa kau memang dekat dengan Jimin, dulu?"
Pertanyaan Jungkook membuatku frustasi. Aku sedang tidak ingin membahas ini sekarang. Aku lelah, sungguh. Aku lelah dengan masa lalu-ku.
~~
"Gomawo" ucapnya agak keras dari luar mobil. Aku melihatnya masuk ke dalam Universitas Hanyang sambil membawa tas dan bungkus boneka yang kubelikan kemarin.
Sejak pertanyaanku tentang Jimin hyung, Mirae tidak berbicara sepatah katapun. Ia diam, benar-benar diam. Sebenarnya, ada apa dengan mereka berdua? Jangan-jangan, mereka saling mengenal di masa lalu.
~
"Annyeong" ucapku yang disambut dengan tatapan para member Bangtan. Sepertinya mereka sedang mendiskusikan sesuatu di ruang tengah. Seperti kemarin malam.
"Jungkook-ah, kemarilah" ajak Namjoon hyung mengajakku untuk ikut duduk dengan mereka. Aku oun mengangguk dan berjalan ke arah mereka.
Aku duduk di sebelah Hosoek hyung. Lalu menyenderkan badanku. "Ada apa?" tanyaku santai.
"Lee Seorin.. Saat tadi dia menunjukkan wajahnya, Jimin merasa dia haters terbesar itu" jelas Namjoon hyung. Aku berdecih.
"Bagaimana kalian berpikir seperti itu?" tanyaku.
"Tentu saja. Aku sangat mengingat wajahnya, Kook" ucap Jimin hyung. Aku diam tak mendengarnya. Dari kemarin mereka hanya membahas Mirae. "Bahkan Yoongi hyung memotretnya. Aku semakin yakin kalau itu adalah dia" lanjutnya. Aku menghela napas kasar.
"Bisakah kalian semua tidak berprasangka buruk pada Seorin? Aku tersinggung" ucapku sembari bangkit dari dudukku dan berniat untuk ke kamarku.
"Kau mau kemana?" tanya V hyung padaku.
"Ke kamar" jawabku dingin.
"Kita harus ke Big Hit untuk latihan" ucapnya lagi. Aku kembali menghela napas.
"Pergilah latihan tanpaku. Aku akan datang nanti" ucapku.
"Kapan?" tanyanya lagi. Entahlah. Aku juga tidak tahu. Aku sedang tidak nyaman dengan mereka.
Tiba-tiba satu kalimat terbesit di pikiranku.
"Molla. Kalau mood-ku bagus" jawabku agak ketus lalu segera pergi ke kamar. Sebenarnya aku tidak berniat tidak sopan seperti itu pada mereka, tapi...
I don't like it when they talked about Mirae like that. It's... terrible