My Ex-Husband [END]

By Ondet07

1.4M 71.7K 3.2K

Tuhan Jangan pertemukan aku dengan mantan suamiku lagi. ~Clara Hanzelin Kau sendiri yang membuatku ingin memi... More

Awal
Deal
Pertemuan
Kesepakatan
Oh dy Dokter
Panti Asuhan
Tamu dan perjanjian
Di Jemput???
Fitting Baju
Wedding
Pulang dan Pergi
Serasa simpanan
Maling
Rumah sakit
Bimbang
Jujur
Selingkuhan
Part 18
Part 19
Part 20
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Sekilas info
28
29
30
Kebenaran
Stevani
Nanxi
Akhir?!
NUMPANG PROMO

Part 21

44.5K 2.4K 107
By Ondet07

Akhirnya bisa update juga, si Ondet lagi di cekokin materi sama pak bos alhasil gk bisa berfantasi, serasa kuliah lagi 6 SKS 😫🤒.

Bodo amat kalo ceritanya keluar dari expektasi kalian, karena ini udah di tetapkan menurut expektasi si Ondet 😎.

Enjoy reading....

"Apa kandungannya baik-baik aja?" tanya Brian sambil melihat Stevani yang sudah tertidur.

"Kandungan nyonya Stev baik-baik saja tuan, mungkin tadi hanya kelelahan saja" penjelasan dokter membuat Brian menghela nafas lega dan setelahnya dokter itupun pamit.

Brian menuju ruang kerjanya sambil memikirkan pernikahannya yang belum apa-apa tapi sudah hancur. Sebenarnya Brian sudah mulai nyaman dengan kehadiran Clara, wanita yang selalu menentangnya dan juga cerdas. Untuk malam ini Brian akan membiarkan Clara keluar dari rumahnya, mungkin Clara butuh waktu sendiri. "Kau cari tahu kemana Clara menginap malam ini dan ikuti dia dari jauh kemanapun dia pergi, laporkan setiap aktivitasnya padaku" kata Brian pada salah satu bawahannya untuk memantau Clara.

"Harusnya aku senang melihat dia pergi dari rumah ini dengan kemauannya sendiri, tapi kenapa...".
Brian menarik nafas dalam-dalam "hah ntahlah sebaiknya aku tidur" Brian pun tidur diruang kerjanya.

"Dasar lelaki Brengseeeeeeeeeeek.. BRIAN sialaaaaan!" ntah sudah keberapa kalinya Clara mengatai Brian brengsek dan makian lainnya.

"Aaaaaaaghhhhh.... Aku gagal menjadi janda perawan" dengan perasaan kesal, marah dan sedih Clara berteriak sambil memukuli lantai tempatnya duduk. Setelah keluar dari rumah laknat itu Clara memutuskan untuk menginap di hotel jika kembali kerumah orang tuanya pasti para pelayan akan memberitahukan kepada orang tuanya sedangkan jika menginap dirumah Viona, Clara belum siap untuk bercerita.

Tak peduli tangannya yang mulai memerah dan juga bercak darah mulai terlihat ditangan Clara. Inilah kebiasan Clara jika dia sedang kesal, marah dan sedih untuk meredakan rasa sakit dihatinya, makan dia lebih suka memukul benda apapun yang ada disekitarnya. Jika dikamarnya dulu, ada samsak yang sudah siap menjadi bahan tinjuan absurd Clara.

"Aku benci... Aku benci kau Briaaaaaaaaaaaaaan!" triak Clara frustasi.

Sedangkan di negara lain "Pah kenapa perasaan Mama tidak enak, Mama takut terjadi apa-apa dengan putri kita". "Tenang Mah, Papa akan menyuruh seseorang untuk melihat keadaan putri kita".

Pagi-pagi sekali Brian bergegas menuju hotel, setelah mendapat kabar dari salah satu bawahannya kalau Clara berada di hotel G'G. Bukan hal yang sulit untuk Brian meminta kunci kamar dimana Clara menginap. Sepi itulah yang Brian lihat saat pintu kamar terbuka, tempat tidurpun masih terlihat rapi seperti tidak ada yang menempati, dengan langkah pelan Brian mengelilingi kamar dan saat membuka pintu kamar mandi betapa terkejutnya dia melihat Clara yang bersandar di tembok dengan mata terpejam.

Clara yang masih bisa mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki pun segera membuka matanya. "KAU!!, KENAPA ADA DISINI BRENGSEK!"

Dengan susah payah mengesampingkan rasa pusing yang tiba-tiba menyerangnya Clara merusaha berdiri sedangkan Brian yang awalnya kaget melihat keadaan Clara, tapi saat berniat untuk menghampiri Clara, wanita itu sudah terbangun dari tidurnya dan berteriak ketika melihat dirinya. Jadilah Brian hanya melihat dan bersender di pintu sambil melipat tangannya, menunggu apa yang akan wanita itu lakukan. Saat Clara sedang berusaha berdiri dengan menjadikan tembok sebagai tumpuannya Brian melihat Clara dari ujung kaki sampai atas, masih menggunakan pakaian semalam batin Brian dan saat mata Brian melihat tangan Clara "Kenapa tanganmu?".

Setelah berteriak dan akhirnya bisa berdiri Clara berjalan melewati Brian tanpa peduli dengan pertanyaan Brian tadi. Lapar dan pusinglah yang Clara rasakan saat ini, karena terlalu memikirkan nasibnya semalam dia sampai lupa dengan asupannya.

Clara menuju telpon layanan kamar "Bawakan aku makanan spesial di Hotel ini dan tolong antar kekamarku" ucap Clara kemudian merebahkan dirinya diatas kasur. Dengan keadaan lemas dan lapar akan sulit mengahadapi Brian anggap saja dia makhluk tak kasat mata Cla, jangan kau hiraukan gumam Clara dalam hati berusaha tidak peduli dengan kehadiran Brian yang dari tadi memperhatikan semua tindakan Clara.

"Tanganmu kenapa?" tanya suara berat dan dingin itu lagi.

"Diam kau setan!" geram Clara yang sedang berbaring sambil memejamkan matanya.

Brian menghela nafas mendapat respon seperti itu. "Lebih baik kita pulang Cla" kata Brian masih mengamati Clara.

Tak ada jawaban dari Clara makin membuat Brian geram, sedari tadi dia coba menahan emosi dan mencoba mengalah tapi tak ada respon baik sedikitpun dari Clara. "Baiklah aku akan...".

TOK TOK TOK ...

"Permisi, layanan kamar" ucap suara dari balik pintu.

"Biar aku saj..." lagi ucapan Brian terpotong karena Clara sudah lebih dulu berdiri untuk membukakan pintu.

"Terimakasih" ucap Clara pada pelayan hotel sambil membawa nampannya sendiri.

"Lebih baik kau keluar, jangan membuat aku kehilangan nafsu makan Tuan" ucap Clara yang sama sekali tak melihat kearah Brian.

Dengan kasar Brian mengambil nampan berisi makanan dari tangan Clara kemudian menaruhnya diatas meja.

BRAK..

"Kau mau menghancurkan makananku ya Tuan" kali ini Clara melihat kearah Brian dengan penuh aura permusuhan.

"Akhirnya kau melihat kearahku, cepat makan lalu kita obati lukamu kemudian aku antar pulang" kata Brian , lebih tepatnya perintah.

Masih dengan sikap acuhnya Clara munuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Saat dikamar mandi Clara mendengar Brian berbicara dengan seseorang.

"Ya sayang, ada apa?" tanya Brian pada Stev yang menelfonnya.

"Kau dimana sayang, perutku sakit" kata Stevani dari sebrang telfon

"Apa... Kenapa lagi perutmu sayang?" tanya Brian khawatir.

"Tidak tau.. Pulanglah ku mohon"

"Baiklah aku segera pulang" Brian mematikan panggilannya dan menuju pintu kamar mandi.

TOK TOK

"Clara aku pergi dulu, kau makan dan bersihkan dirimu, nanti aku akan menyuruh orangku untuk menjemputmu. Jangan berani-berani pergi dari hotel ini sebelum orangku menjemputmu" ucap Brian, merasa tak ada tanggapan dari Clara, Brian pun segera pergi.

"Cih... Kau pikir kau siapa memerintahku" decih Clara.

Setelah sarapan dan membersihkan diri termasuk mengobati luka ditangannya tiba-tiba hp Clara berbunyi.

Viona Calling...

"Hallo, vi ada apa?"

"Cla.. Suratnya sudah aku kirim ke rumah sakit tempatmu bekerja" ucap Viona dari sebrang telfon

"Oke baiklah.. Aku akan kerumah sakit untuk mengeceknya"

"Apa kau akan segera memberikan surat ini pada suamimu itu Cla?"

"Ya.. Nanti aku akan segera mengirim suratnya ke dia"

"Hah baiklah.. Apa kau sudah benar-benar yakin? Semoga keputusan ini terbaik untukmu Cla. Oh ya kau punya hutang untuk menceritakan semuanya padaku"

"Aku sudah sangat yakin Vio, oke baiklah aku janji akan menceritakan semuanya".

Clara dengan terburu-buru keluar dari hotel sebelum orang suruhan Brian menjemputnya. Sesampainya di ruangannya, Clara segera membaca surat cerai itu kemudian menandatangani. Setelahnya Clara mengirimkan surat gugatan cerai itu kekantor Brian agar Brian membacanya langsung.

Sesampainya Brian dirumah, dia melihat Stevani sedang berada diruang tamu dengan cemilan dipangkuannya.

CUP..

Brian mengecup kepala Stev yang dibalas dengan pelukan Stev.

"Perutmu sudah tidak apa-apa sayang?" tanya Brian pada Stev sambil mengelus perut Stev.

"Sudah tidak apa-apa, mungkin tadi hanya kram sedikit" jawab Stev asal.

"Hah.. Kau membuatku khawatir sayang" desak Brian.

"Habis kau pergi pagi-pagi sekali, kemana saja tadi?" tanya Stev.

"Ada yang harus aku urus sayang, oya jam berapa ini?" Brian melihat jam tangannya. "ASTAGA! hari ini aku ada rapat dan ini sudah jam 10, aku harus bersiap-siap" dengan tergesa-gesa Brian menuju kamarnya, Stevani yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.

Rapat yang berlangsung selama 4 jam itupun akhirnya selesai. Brian duduk dikursi kebesarannya sambil memejamkan mata hari yang cukup melelahkan batin Brian.

TOK.. TOK..

"Permisi pak" sapa seseorang yang tak lain sekertaris Brian.

"Ada apa Yui? Apa masih ada jadwal untukku hari ini?" tanya Brian.

"Tidak pak hari ini jadwal Bapak hanya menandatangi berkas yang belum bpk tanda tangani. Ini tadi ada paket atas nama Bpk" kata Yui sambil menyerahkan paketan dengan map coklat.

"Baiklah kau boleh pergi" setelah sekertarisnya pergi Brian membuka map itu. Awalnya Brian merasa ogah-ogahan saat membukanya tapi setelah melihat isi dari kertas itu betapa terkejutnya dia.

BRAAAAAAAAAK...

Tunggu apa dia sudah menghubungi anak buahnya untuk menjemput Clara tadi "Siaaaaaaaaaaaaal!!!!". Dengan segera Brian menghubungi Clara tapi nomor wanita itu tidak aktif.

"Kau jemput istriku di hotel G'G sekarang juga" ucap Brian yang menghubungi salah satu orangnya. Sedangkan Brian segera menuju ketempat dimana kemungkinan Clara ada "Kau membuatku marah Cla..." geram Brian dan langsung menuju ketempat dimana Clara bekerja.

Duuuuuuuuuuuh sorry kalo gak dapet feel nya.

Continue Reading

You'll Also Like

481K 5.3K 8
Gengsi liat mantan lebih sukses dari lo? Kaila Anastasia mengalami fase dimana kegengsian itu muncul. Takdir yang mempertemukan Ana dengan Arion menj...
1M 14.7K 24
Semua orang tahu, seberapa tak suka nya Sabrina Mysha dengan dosennya yang bernama Bima Wiratama Surya. Karena pria itu selalu menatap tajam kearah...
99.6K 16.7K 20
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan. Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka...
KING [End] By RYU

General Fiction

7.7M 343K 55
Queenaya Rinjani harus membayar hutang sang ayah kepada seorang CEO sekaligus seorang pemimpin mafia, dengan ikut bersamanya. Apakah Naya bisa bertah...