[✓] Ayah Siaga Day6

By fnza19

96.3K 10.2K 2.7K

Sequel KAKAK part 1. Ketika Jineul hamil dan Yuko sedang dinas, mampukah para Abang menjadi ayah siaga mengga... More

Jadi gimana?
Start!
Gejala
Comeback home
Awal penderitaan Jae
Sarapan
Manis
Museum
Zu
Mama
Ada what dengan Jae?
Bad news?
Where?
Tidak menyangka
Maafan katanya
Dramarama
Maung
Permintaan
Fakta yang terungkap
Sisi lain Jineul
Jaena
NIKAH
Panik
Nama
Cerita ngidam Jae
Pulang
Genbrok!

Gawat!

2.6K 360 182
By fnza19

Warn! Mengandung unsur drama sinetron dan kekerasan terhadap cogan, jangan lupa ini (lumayan) panjang

(Sebenernya mau up kemarin biar dabel up. Apa daya kuota habis dan ini pun minta hotspot mama. Maafkeun aku belum baca dan bales komen kalian!:'>)

Happy reading guys!!! Scroll pelan-pelan 🌚



























































































"...papa"

Wonpil tersadar dari keterkejutan nya dan langsung berbalik badan untuk masuk kembali ke dalam gedung rumah sakit dengan langkah yang terburu-buru.

"Omm? Itu papa" tanya Eunsang heran saat mengetahui Wonpil membawanya kembali ke dalam.

Sedangkan yang ditanya tidak menjawab dan semakin mempercepat langkahnya.

"Papaaaaaaa" ucap Eunsang berusaha memanggil orang yang ada disana. Wonpil yang mendengar itu langsung menutup bibir Eunsang.

"Heumpppp hmmppp!" Eunsang berusaha memberontak namun yang ada tenaga nya tidak cukup untuk melawan Wonpil.

"Stttt Eunsang, kalau dia nengok, habis riwayat kita..-"

Begitu sampai di kamar inap Jineul, Wonpil menurunkan Eunsang dari gendongan nya dan bergegas mencari handphone yang ia tinggalkan untuk menghubungi seseorang.

Ia membuka handphonenya dan mencari sebuah nomer dengan tangan gemetar. Sembari menunggu telpon tersambung, Wonpil menutup pintu sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Halo pil?" Tanya seseorang dari sambungan telpon itu.

"Ayahhhh..-"

"Kenapa?"

"Bang Yuko di Swiss berapa lama?"

"Sekitaran 2 bulan sih. Kenapa?"

"Aku barusan lihat bang Yuko. Kenapa dia ada di Bandung?"

Iya, yang baru saja diteriaki 'papa' oleh Eunsang itu Yuko. Dan Wonpil sangat panik karena ia belum menyiapkan jawaban jika Yuko tau dan bertanya tentang Jineul. Marah nya Yuko itu sama menyeramkan nya dengan marah Sungjin.

Ia juga takut jika Yuko kecewa karena mereka tidak bisa menjaga Jineul dengan baik. Dan nanti jika Yuko membawa Jineul kembali pulang ke Jepang bagaimana? Mereka yang ada disini kan ingin sekali melihat bagaimana wajah si kembar nantinya.

"Loh? Serius?"

"Iya ayahhh. Ayah nyembunyiin identitas Jineul kan?"

Ketika Wonpil sibuk dengan telpon nya, diam-diam Eunsang pergi ke luar untuk menghampiri orang yang tadi ia panggil. Langkah kecil nya membawanya pada seseorang yang kini tengah beradu argumen dengan resepsionis.

"Papa..-" panggil Eunsang sambil menarik-narik ujung baju yang dikenakan oleh seorang pria.

Pria itu menghentikan omelan nya dan menatap ke bawah, dengan segera ia berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Eunsang.

"Iya? Kamu nyari papa mu?"

Eunsang menggeleng lalu tersenyum lebar "Papa uko? Ini Euncang hehe"

Orang yang ternyata Yuko itu tersentak, namun tak lama ia tersenyum. "Eunsang? Halooo"

Yuko memang belum bertemu dengan Eunsang, hanya tau ketika Jineul memberitakan nama nya saja. Ternyata aslinya sangat menggemaskan, pantas saja Jineul suka.

Dan omong-omong tentang Jineul, pria Nakamoto itu ingat mengapa ia sekarang berada disini.

"Eunsang, kenapa ada disini?" Tanya nya sambil mencoba memancing informasi.

"Mama cama bayi agi cakit"

"Sakit kenapa?"

"Cama om ayam mama di dolong. Telus mama beyum angunnn"

Yuko terdiam sejenak untuk memahami apa yang Eunsang katakan. Tak lama, ia berdiri sambil menggendong Eunsang dan meminta bocah Cherry itu untuk memberitahu dimana letak kamar Jineul.

Resepsionis yang sebelumnya berdebat dengannya itu terlihat menghela nafas lega saat Yuko tidak melanjutkan argumentasi nya dalam mencari kamar Jineul. Tidak tau saja dia jika Yuko akan menemukan kamar inap Jineul sebentar lagi.

"Tadi euncang yihat papa. Tapi om pil mayah pelgi macuk gak panggil papa"

"Iya kah? Kenapa?"

"Om pil akut cama papa..-"

Dengan arahan dari Eunsang, kini Yuko berdiri di depan sebuah pintu. Dengan perlahan, ia membuka pintu dan masuk ke dalam. Membuat Wonpil yang sedang sibuk menelpon menoleh dan memandang nya kaget.

"Bang Yuko?" Jika ini dalam sinetron, wajah Wonpil udah di zoom beberapa kali disertai dengan backsound tegang.

Yuko mengabaikan Wonpil yang kini menghampiri nya, ia berjalan ke arah Jineul yang masih saja belum sadarkan diri.

Pria Nakamoto itu mendudukkan Eunsang di ranjang dan kemudian ia membungkuk untuk mencium kening Jineul. Setetes air mata jatuh dan mengenai pipi si bungsu. Ia mengusap penuh kasih sayang kepala Jineul sambil tersenyum miris.

"Kamu kenapa lagi sih, honey? Sekali saja jangan membuat semua orang khawatir" bisik nya sendu.

"Papaaaaaaa..-" panggil Eunsang membuat Yuko menoleh,

"Kenapa sayang?"

"Mama gapapa, mama cuman tidul. Angan cedihhh"

Yuko terkekeh gemas lalu kembali menggendong Eunsang, ia membawa bocah Cherry itu duduk. Dan Wonpil yang merasa terkacangi pun ikut duduk di samping calon ayah muda itu.

"Bang, bukan nya Lo harusnya masih di Swedia ya?" Tanya Wonpil dengan hati-hati,serem juga kalau Yuko tiba-tiba jadi maung. Mana dia sendiri disini lagi gak ada tameng buat mengelak.

Namun Yuko diam tak menjawab, ia malah sibuk menjahili Eunsang dengan cara menciumi perut bocah Cherry itu.

Sumpah, Wonpil gondok banget sekarang.

"Bang kacang mahal loh, tega bener"

"Saya hanya tidak mau marah dengan meladeni kamu, Kim Wonpil. Biarkan saya tenang dulu ya" jawaban yang Yuko berikan benar-benar membuat Wonpil diam seketika.

Dan Wonpil lebih memilih untuk memainkan handphonenya. Dan di tengah kegabutan ini, terlintas sebuah niat yang mungkin bisa membawanya pada sebuah titik terang hubungan Jae.

Ia buru-buru membuka sebuah aplikasi chatting dan mencari kontak seseorang untuk ia hubungi.







Ipar1

P|
Samlekom |
Gak jawab pki |

|Wa'alaikumsalam
|Buset ini bocah kenapa. Nulis salam tuh yang bener napa

Lo sibuk gak?|
Gak kan?|
Oke, jam 7 ketemuan yah|

|Gue belum jawab 🐽
|Lo nanya sendiri jawab sendiri, kmprt

Gak Dateng, gue kirim santet|

|Njir, menyalahgunakan ilmu
|Dimana?
|Gue usahain

Di kafe gue lah|
Lo harus jelasin semuanya ke gue|
Sebab, gara-gara skandal putus nya Lo sama si ayam, Jineul masuk rs|

|Kok bisa? Lo ngasih tau Jineul?

Makanya gue ngajak ketemuan, biar semua masalah ini beres dan gak abu-abu lagi |

|Ok, gue otw sekarang

JAM 7 WOE. SEKARANG MASIH JAM 5|

|aelah, sekarang ae. Gue baru pulang kerja nih jadi sekalian ngelewatin

Terserah Lo|





















"Kenapa kamu gak ngasih tau saya, Wonpil?" Tanya Yuko tiba-tiba menarik perhatian Wonpil.

Wonpil memasukkan handphone nya pada saku celana, kemudian ia memandang Yuko dengan tatapan bersalah nya.

"Maaf bang, gue cuman gak mau lo kepikiran disana"

Yuko menghela nafas panjang untuk meredam emosi nya. Ia baru sampai rumah sebenarnya, namun saat tiba di rumah, ibu mertua nya sudah rusuh mengatakan jika firasat nya tentang malam itu benar.

Mengabaikan rasa lelah nya, ia kemudian berkeliling dengan Mina untuk mencari Jineul. Benar kata Mina, sudah 4 rumah sakit yang mereka datangi namun sayangnya sepertinya Mingyu menyembunyikan identitas Jineul sampai-sampai mereka tidak bisa menemukan Jineul.

"Kenapa semua ini bisa terjadi? Bisa kamu jelaskan? Saya hanya ingin mendengar alasan kenapa istri saya terbaring lemah disana padahal sebelumnya saya tinggalkan dia baik-baik saja."

Wonpil menelan ludahnya takut, aura yang Yuko keluarkan sangatlah mendominasi. Apalagi tatapan tajam nya yang baru pertama kali Wonpil lihat. Ternyata memang benar kata orang, marah nya orang sabar itu menakutkan.

"Eumm..-"

"Saya mencoba menahan emosi saya, jadi tak apa. Jujur lah,"

"Bang Jae putus sama teh Jimin, padahal bentar lagi nikah..-" Wonpil mulai bercerita.

"Terus, karena galau. Bang jae suka minum minum dan mabuk. Malam kemarin, entah kenapa Jineul nyamperin bang Jae dan bikin dia marah. Ah, dan gue gak nyangka kalau bang Jae bakal ngedorong Jineul sam..-"

"Jadi maksud kamu, Jineul masuk rumah sakit itu karena Jae?" Sela Yuko dengan nada tenang nya.

Wonpil meringis dalam hati, apa dia salah bicara atau salah menjelaskan sehingga aura yang Yuko timbulkan semakin gelap? Ah Wonpil harus segera kabur dari sini. Jangan sampai Yuko membuatnya babak belur karena Wonpil masih ingin melihat matahari terbit besok.

"Eumm bang, sebenarnya gue ada janjian sama teh Jimin sekarang. Buat nyari informasi. Gak keberatan kan kalau gue tinggal?" Ucap Wonpil buru-buru sambil merapihkan penampilan nya.

Yuko melirik sekilas, lalu mengangguk saja. Melihat ada kesempatan, Wonpil segera bangkit lalu pergi ke luar ruangan. Rasa-rasanya Wonpil seperti berhadapan dengan maung Bandung yang menyeramkan.

Sedangkan itu, Yuko hanya melihat kepergian Wonpil dengan tatapan datar nya.

"Saya gak akan melepaskan kamu, Jaehyung."






















.
.
.
.











"Woe pil!"

Wonpil yang baru sampai di kafe miliknya itu menoleh saat ada yang memanggil namanya, dengan langkah tergesa ia menghampiri orang itu dan duduk dihadapannya. Nafasnya tampak terengah-engah dan keringat mengucur dari dahi nya yang tertutup oleh poni itu. Lokasi rumah sakit dan kafe yang dimaksudkan nya itu lumayan dekat. Hanya 15 menit jika menggunakan motor.

"Lo udah lama??"

"Gak, baru nyampe"

"Lo kenapa? Kayak habis dikejar setan" tanya Jimin heran sendiri melihat (mantan) calon adik ipar nya itu seperti kelelahan.

"Lebih parah dari setan njir"

"Masa pawang setan takut sama setan sih bwahahaha"

"Ketawa Lo, ini lebih serem tau. Bang Yuko ternyata pulang dan dia tau Jineul di rawat. Sumpah gue takut banget, kek lihat maung tau gak"

Jimin langsung terdiam mendengar penuturan Wonpil.

"Jineul kenapa?"

Wonpil menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya lagi untuk menetralisir detak jantung yang berkecepatan tinggi itu.

"Masuk rs, dan sampe sekarang dia belum sadar..-"

"Kenapa?" Tanya Jimin khawatir.

Jelas saja Jimin khawatir, Jineul itu sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Ia bertemu Jineul pertama kali saat Jineul main ke rumah nya dengan siyeon yang merupakan adiknya. Seringnya Jineul bermain membuat mau tak mau Jimin perlahan mengenal siapa itu Jineul. Apalagi kedekatan mereka berdua bertambah saat Jineul jadi mak comblang kasus percintaan nya dengan Jae.

"Lo tau kan bang Jae itu bucin banget ke Lo?" Wonpil mengawali cerita nya.

"Semenjak putus, dia jadi berubah. Galau parah dan dingin banget sama kita. Bahkan dia berani bentak Jineul padahal dia tau kalau Jineul itu gak suka dibentak..-"

"..- malam nya, entah kenapa Jineul malah nyamperin bang Jae ke kamarnya. Entah dia lagi ngidam atau apa. Dan kebetulan bang Jae habis minum dan lagi mabuk berat. Dan Lo tau kan apa yang terjadi?"

Jimin masih terdiam, pikiran buruk langsung menghampiri nya tiba-tiba.

"Dia dorong Jineul sampe kepentok gagang pintu. Untungnya, ada Eunsang yang bangun dan ngasih tau ayah buat bawa Jineul ke rumah sakit..-"

"Tapi, debay gapapa kan?"

Wonpil tersenyum, "gapapa, cuman perut Jineul lebam aja terus juga shock ringan gitu katanya."

"Terus kenapa Jineul belum sadar sampai sekarang..?"

"Lo tau kan kalau dulu Jineul pernah amnesia?"

"Huum.. lalu?"

Wonpil terdiam dan ekspresi wajah nya mendadak berubah. Tampak menjadi murung dan sendu. Jimin menjadi tidak enak bertanya seperti itu.

"Pil..?"

"Seminggu sebelum kejadian, Jineul kepentok meja sampe berdarah. Ternyata dokter bilang, luka yang dihasilkan itu bertepatan dengan posisi benturan 12 tahun lalu..-"

"Dan di perparah dengan adanya sebuah tarikan pada luka yang belum kering itu sampai-sampai saraf yang ada lumpuh seketika. Itu sih yang gue ngerti dari penjelasan dokter dan baru kali ini gue denger kasus kek gitu."

"Jadi..?"

"Kayaknya, bang Jae juga Jambak rambut Jineul pas pas an sama luka benturan itu. Makanya sampai sekarang Jineul belum sadar.."

"Dokter juga bilang, ada kemungkinan untuk amnesia Jineul kambuh lagi..-"

"Ya Allah jae," Jimin menutup mulutnya kaget dan ia menangis detik itu juga. Perasaan bersalah dan khawatir Jimin rasakan ketika ia membayangkan kondisi Jineul.

"Dan, gue harus denger penjelasan lo perihal kenapa lo putusin si ayam." Tuntut Wonpil.

Jimin mengusap kedua matanya, "Lo tau Wendy kan?"

Seketika tubuh Wonpil membeku karenanya, mendengar nama sahabat Jae yang sudah lama pergi jauh ke negara orang.

"Jangan bilang Lo putusin si ayam gara-gara Wendy balik ke indo?"

Namun sayangnya, Jimin mengangguk dan semakin membuat Wonpil tidak bisa berkata-kata lagi

































.
.
.
.
.





















Ceklek!

Yuko yang tengah bermain dengan Eunsang  menoleh ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan sosok ibu mertua nya dan para saudara ipar nya.

Setelah Wonpil kabur tadi, Yuko memang sengaja memberitahu Mina lokasi dimana Jineul di rawat. Dilihat nya Sungjin, Dowoon, YoungK, dan Jae yang masih lengkap dengan seragam kantor nya. Sepertinya mereka sengaja langsung kesini ketika pulang kerja.

Mereka masuk dengan langkah panik dan Yuko langsung berdiri untuk menyambut mereka.

Ia berjalan menuju Jae yang keberadaannya ada di belakang tubuh Sungjin. Tangannya terkepal kuat menahan amarah yang sudah ia tahan sejak tadi.
















BUGH!



















Satu pukulan keras Yuko layangkan pada wajah Jae sehingga sulung Kim itu tersungkur jatuh ke belakang.

"ASTAGHFIRULLAH YUKO" teriak Mina kaget saat melihat menanti nya itu memukul keras Jae.

"Bang!.."

"Berdiri." Titah Yuko dingin pada Jae.

"Udah nak udah..-"

Karena tenaga Jae yang sudah lemas membuat sulung Kim itu tak kuat hanya untuk berdiri sesuai dengan perintah Yuko.

Pria Nakamoto itu menarik kerah baju yang Jae kenakan dan memaksa Jae untuk berdiri.

BUGH!

Sekali lagi, dipukulnya Jae sampai-sampai Jae kembali tersungkur jatuh.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Tak sampai disitu, ia menduduki perut Jae dan semakin gencar memukuli Jae.

Dan hal itu membuat mereka berempat panik seketika.

"BANG UDAH BANG ANJIR KASIAN BANG JAE" cegah YoungK yang mencoba menarik tubuh Yuko untuk menjauhi Jae.

"ISTIGHFAR BANG..!"

"ANJIR BANG, BANG JAE JANGAN DIBUNUH KASIAN MASIH BANYAK DOSA BELOM SEMPET TOBAT" sempet sempet nya yah Dowoon kamu nistain Abang mu.

YoungK yang sempat terdorong kini maju lagi untuk memisahkan keduanya, namun sayang tenaga Yuko terlalu kuat.

"YUKO UDAH NAK. INI RUMAH SAKIT" seru Mina panik.

"Daun bantuin gue anjir. Bang njin, pisahin juga" instruksi YoungK yang kewalahan menghadapi Yuko yang makin brutal.

"Papaaaaaaa hweeeee..-" tangisan Eunsang terdengar dan itu seolah menjadi sihir karena gerakan brutal Yuko memukuli Jae terhenti.

Dengan segera Dowoon dan YoungK menarik tubuh Yuko menjauh. Sedangkan Sungjin langsung menghampiri Jae yang kondisinya sudah babak belur.

Nafas Yuko tampak terengah-engah dan matanya menatap nyalang Jae yang masih terbaring di lantai. Ia menepis tangan Youngk yang memegang tangannya dengan kasar.

"Saya akan bawa Jineul pulang jika ia sudah sadar nanti..-" tekad nya penuh amarah.

"Tenang dulu nak." Ucap Mina yang kini sedang menggendong Eunsang yang sedang ketakutan.

"Saya titipkan Jineul padamu bukan untuk kamu sakiti, Jaehyung."

Jae dengan kesadaran yang tersisa mencoba untuk duduk dibantu oleh Sungjin. Ia menatap Yuko pasrah karena ia sendiri tau kalau semua ini adalah salah nya. Ia mengerti kenapa Yuko bisa marah besar begitu karena ini akibat dari ulah nya sendiri.

Tak apa, Jae menerima nya dengan ikhlas.

"MAMAAAAAAAA!" Teriakan Eunsang membuat semuanya menoleh ke arah ranjang dimana Jineul berada.

Disana, si bungsu tengah duduk sambil menatap kondisi sekitarnya dengan heran.

"Mamaaa..!!" Eunsang memberontak turun dari gendongan Mina dan kemudian berlari untuk naik ke ranjang dan memeluk Jineul.

"Mamaaaaa udah angun yeayyyyy" sorak Eunsang bahagia.

"Nak, kau sudah sadar?"

"Kalian...-"




























































"....siapa?"
















































.
.
.
.
.
.

21/07/2019

Jeng jeng jeng!!!

Sinetron banget kan-,-

Continue Reading

You'll Also Like

201K 16.2K 80
menikah secara terpaksa yang di lakukan oleh ten karna harus menikahi duda anak dua karna alasan untuk menyelamatkan nyawa eomma dan appa nya karna m...
30.9K 3.6K 52
Ditempatkan di kelas yang dijuluki kelas keramat dan tak memiliki masa depan, membuat 24 anak itu menolak dengan keras. Bahkan peringkat 5 besar dala...
3.8K 232 6
Apa jadinya jika Harry Potter kembali kemasa lalu sebelum orang tuanya meninggal? apakah ia akan memperingatkan mereka? atau mereka akan bersembunyai...
5.4K 588 22
Pernah kebayang tinggal di komplek perumahan yang isinya serbuk berlian semua? Kalau belum, sepertinya komplek ini cocok buat kalian yang berhalu ing...