HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
*****
"Tidak apa - apa" Alana meremat kedua tangan nya karena masih merasa gugup.
Lalu salah satu pelayan datang membawakan minuman untuk kedua orang itu.
"Apa Sean belum pulang?" Alana mengangguk cepat.
Sungguh, Alana sangat gugup sekali, rasa gugup nya melebihi saat ia akan melahirkan Sean waktu itu, bahkan melebihi.
Bertemu kembali dengan mantan yang sudah lama tidak berjumpa lagi, bahkan kabar nya pun tidak tau.
Bertemu mantan suami yang sudah menyakitinya bahkan pertemuan terakhir mereka sungguh tidak menyenangkan sama sekali.
"Kenapa dia bisa datang kesini sih? Pria tidak tau malu" gerutu Alana dalam hati.
***
Sean sejak tadi terkekeh geli melihat kedua orang tua nya yang sejak tadi menahan gugup satu sama lain, bukan karena Sean juga berada di antara kedua nya. Karena saat ini Sean masih berada di ruangan kantor nya. Tapi Sean mengetahui nya dari CCTV yang sengaja ia pasang di sekitaran rumah nya.
Sean geli sendiri melihat kelakuan dua orang dewasa itu yang malu - malu layak nya anak remaja. Tapi Sean kesal sendiri karena melihat ayah nya yang tidak tau malu, berani menampakan dirinya di hadapan ibu nya yang pernah disakiti itu hingga ke dasar.
Tapi Sean bersyukur, karena Sean tau sifat ibunya itu seperti apa. Hati ibu nya itu sangat mulia dan tulus. Walaupun seseorang telah menyakiti nya sekalipun, ibu nya akan memafkan dengan sangat mudah nya dan juga tidak menyimpan dendam sedikitpun. Sean ingat perkataan ibunya semasa ia kecil dulu.
"Walaupun seseorang telah menyakiti kita sekalipun. kita tak harus membalas nya, karena jika kita membalas nya itu berarti kita sama jahatnya dengan dia, maafkan lah dia. Dan jangan pernah menaruh dendam padanya. Biar Tuhan yang membalas nya. Karena Tuhan tidak tidur dan juga Tuhan adalah hakim yang paling adil di dunia ini"
Kata - kata itu selalu Sean ingat sejak kecil. Karena ibu nya sering mengatakan itu di saat ada teman nya yang selalu menyakiti nya dulu, semasa mereka hidup miskin apalagi disaat mereka ditinggal oleh ayah nya selama lima tahun lama nya.
Tapi Sean bukan orang sebaik ibunya yang memiliki hati semulia itu. Ada rasa sakit hati dan dendam di hatinya apalagi itu terhadap ayah nya sendiri. Yang telah berani menyakiti hati wanita yang ia paling cintai di duni ini.
Tapi untung nya Sean masih ingat ibu nya dan juga Tuhan. Karena ia tau dendam pada orang tua sendiri adalah dosa hukum nya. Maka dari itu ia membalas dendam nya dengan cara nya. Menyatukan kembali kedua orang tua nya. Karena ia yakin sekali masih ada cinta di hati kedua orang tuanya, tapi ia ingin sedikit bermain - main dengan ayah nya. Ia ingin sedikit membuat ayah nya kesal dan juga marah. Haha. Karena itulah yang Sean inginkan.
***
Damian mengitari isi rumah putra nya yang saat ini sedikit berbeda dan berubah. Ada sofa berwarna merah yang kini diletakan di depan televisi.
Dan beberapa lemari hias, sofa, dan juga hiasan rumah lain nya. Karena terakhir kali ia berkunjung kemari dua minggu yang lalu, isi rumah nya tak sepenuh saat ini. Apa mungkin karena saat ini ada ibu dan juga nenek angkat nya itu? Damian fikir juga seperti itu.
Dan langkah Damian terhenti saat matanya melihat foto berukuran sangat besar di dinding ruang santai keluarga itu. Matanya tak lepas saat netra nya memandang foto seorang wanita yang sangat cantik sekali.
Ia memang sudah melihat foto itu dari jarak jauh, tapi ia fikir itu foto kekasih putra nya. Tapi saat ia lebih dekat terryata itu adalah foto orang yang sangat ia kenal. Mantan istrinya.
Sungguh sumpah demi Tuhan Damian sangat menyesal yang dulu telah melepaskan Alana yang secantik bidadari dan sebaik malaikat itu.
Dan ada rasa kesal saat ia tak sengaja membaca tulisan di ujung bagian kanan dengan tulisan 'my angel' karena Alana adalah miliknya, mutlak!
Damian juga kesal sekali rasanya saat melihat pose Alana yang seperti itu. Apalagi baju nya yang memperlihatkan sedikit perut nya. Pasti orang yang memotret nya itu seorang lelaki. Dan itu sukses membuat darah nya mendidih saat membayangkan pria lain melihat bagian tubuh Alana.
"Pria atau wanita?"
Alana yang baru saja turun dari tangga untuk ke dapur menolehkan kepalanya saat mendengar suara Damian barusan.
Ya, karena sejak tadi Alana di kamar. Alana malas jika dekat - dekat dengan pria itu. Dan Damian pun mengitari rumah itu seorang diri.
Merasa tidak ada jawaban Damian pun membalikan tubuh nya kearah Alana yang saat ini masih diam di bawah tangga paling akhir.
"Aku bicara padamu, kenapa tidak dijawab?" Ujar Damian menatap Alana dengan tatapan datar nya. Alana juga sudah tidak gugup dan setakut tadi yang saat Damian baru saja datang. Itu karena Sean menelpon nya saat Alana di kamar tadi. Mengatakan jika tidak usah takut pada ayah, anggap saja ayahnya orang asing. Anak yang sangat baik sekali 😂
"Kau bicara padaku?" Jawab Alana.
"Kau kira aku sedang bicara dengan guci?"
"Ya siapa tau saja memang benar kau sedang bicara dengan guci" ujar Alana sinis.
Damian menganga tak menyangka mendengar jawaban Alana yang begitu sinis. Karena Alana yang ia kenal dulu gak seperti ini. Alana yang ia kenal adalah wanita yanga lemah lembut daa juga penurut. Tapi sekarang wanita yang ada di depan nya ini sudah berubah 180°.
"Ya kali aku bicara dengan guci, kau kira aku gila"
"Kau memang pria gila" lirih Alana, untung hanya Alana saja yang bisa mendengarnya, coba jika pria yang beberapa meter di depan nya ini juga mendengar? Pasti dia sudah mengamuk.
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Tidak"
Alana melanjutkan langkah nya yang berniat ke dapur untuk mengambil air minum yang kebetulan sudah kosong di kamar nya.
"Hei, Ana? Kau belum menjawab pertanyaanku" langkah Alana berhenti saat pria itu memanggil nya dengan nama pendek nya. Nama panggilan pria itu kepadanya saat dulu mereka masih menjadi sepasang suami istri. Ana.
"Pertanyaan yang mana?"
"Yang tadi, pria atau wanita?"
"Apa nya?"
"Yang memotretmu" mata Damian mengarah ke arah foto berukuran besar di depan nya itu. Alana pun mengikuti kemana arah mata Damian. Dan Alana pun faham apa yang ia tanyakan.
"Memang nya kenapa?" Alana melipat kedua tangan nya di atas dada.
"Apa susah nya sih menjawab pertanyaan ku?"
"Memang penting untuk mu?"
"Ana" geram Damian menahan kesal karena Alana tak kunjung juga menjawab pertanyaan nya.
"Pria" jawab Alana datar.
Damian kesal sendiri saat mendengar langsung dari mulut Alana. Benar dugaan nya.
"Kau tidak malu foto dengan pose seperti itu? Belum lagi baju yang kurang bahan seperti itu" kesal Damian. Alana mengerutkan kening nya mendengar ucapan Damian barusan, bingung sendiri karena mendengar ucapan Damian yang seolah - olah tak terima. Apa dirinya terlalu percaya diri ya?
"Memang nya kenapa? Hey tuan, ini London. Kenapa harus malu hanya karena memakai pakaian seperti itu? Aku kira itu masih dalam tahap wajar. Aku tak telanjang ini"
"Tapi kau bukan anak muda lagi, kau ingat umur kau sudah tua!" ujar Damian sedikit meninggikan suara nya karena gemas.
"Kenapa memang nya? Memang harus anak mudah saja yang berpakaian seperti itu? Apa ada undang - undang nya di negara ini? Merugikan kau tidak jika aku berpakaian seperti itu! Dan juga kenapa jika aku sudah tua?! Ingat kau juga sudah tua tuan bahkan lebih tua dariku!" Alana mengatakan itu dengan intonasi yang sedikit tinggi sampai nafas nya sedikit ngos - ngosan.
Damian kembali menganga mendengar jawaban Alana.
"Ya, aku tidak suka melihat wanita tua seperti mu berpakaian seperti itu"
"Urusan nya dengan mu apa?" Kedua tangan Alana ia letakan di kedua sisi pinggang nya seolah - olah menantang Damian.
"Karena kau mantan istriku"
Alan mendengus sinis mendengarnya.
"Hey tuan, kita hanya mantan suami istri~" Alana menekankan kata mantan suami istri itu dihadapan Damian.
"~ Jadi kau tidak berhak lagi mengatur - ngatur ku, aku ingin melakukan apapun itu hak ku kenapa kau yang sewot? Dasar pria sinting" kesal Alana.
"Lagipula nih ya, aku ini kan statusnya seorang janda. Jadi aku ingin mencari pria tampan dan kaya diluaran sana. setia!. bukan pengkhianat dan pria yang menyakiti hati wanita. Aku tidak mau menjadi janda terus sampai mati, aku mau menikah lagi. Walaupun aku sudah tua orang diluaran sana tidak akan menyangka jika aku ibu dari putraku, mereka akan mengira jika aku ini adalah kekasihnya"
Alana tidak terima jika pria di depan nya nya mengatakan dirinya tua, walaupun kenyataan nya memang benar.
"Lebih baik kau pergi dari sini, aku kesal melihat wajahmu itu" Alana melengos pergi meninggal kan Damian yang saat ini masih menganga tak percaya.
Tebece
Typo abaikan ya gaes.
Jangan lupa vote dan like nya.
Menurut kalian kecepetan gak sih alurnya? Menurut aku sih gitu. Wkwk
Kamis, 07 Maret 2019
Thresia F.P