XAVIER'S

By AuthorHenchman

1.3M 81.5K 2.1K

[Terbit: Tersedia di Shopee: NAWALARA_STORE / OREI'S STORE] Kematian nyatanya bukanlah akhir. Itu adalah tit... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Me:
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 43
Bab 42
XAVIER'S: END
Extra Part.
TERBIT!

Bab 30

28.6K 1.6K 66
By AuthorHenchman

                   _Happy Reading_




Flash back

Pria yang mengenakan setelan jas lengkap itu menggeram rendah seraya memejamkan matanya.

"Kapan dia melakukannya?" tanyanya berusaha menahan emosi.

"Kemarin malam, Tuan."

Kekehan sumbang terdengar dari bibirnya sebelum Xavier meremas foto-foto di tangannya hingga tak berbentuk. "Brengsek!" Gigi pria itu bergemelutuk menahan emosi.

Jack menahan napasnya saat Xavier menendang kuat meja di hadapannya hingga terguling. Pria itu menelan ludah. Amarah Xavier benar-benar menyeramkan. Bagaimana pria itu mengeluarkan aura gelapnya dengan wajah yang mengeras dan sorot mata tajam yang menyeramkan. Setelah ini, ia tidak yakin dengan keselamatan Nyonyanya. Xavier sekarang terlihat sangat marah.

Xavier menjatuhkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Pria itu memejamkan mata sembari memijat pangkal hidungnya.

Bukan yang pertama kali semua ini terjadi. Kenapa wanita itu selalu saja mempunyai niat jahat dalam dirinya?

Tentang Rosaline? Karena kedekatan Xavier dengan wanita itu?

Aileen memang selalu begitu. Xavier sudah mengawasi wanita itu sejak lama. Alasan Xavier lebih memilih Rosaline karena wanita itu sendiri.

Pada awalnya, Xavier yang memang sangat penurut pada Kakek dan Ayahnya, berniat menggunakan Rosaline---adik tingkatnya saat kuliah dulu sebagai senjata untuk menghancurkan perusahaan keluarga wanita itu atas perintah dari Kakek dan Ayahnya.

Tetapi, rencana itu malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Aileen yang awalnya bersikap sangat baik dan lembut tiba-tiba berubah drastis.

Aileen bukan lagi wanita yang pertama kali ia kenal. Wanita itu kini selalu dipenuhi niat-niat buruk dalam dirinya. Xavier awalnya sudah mencoba untuk menerima kehadiran wanita itu dalam hidupnya. Tetapi entah kenapa, semakin lama, wanita itu semakin memperlihatkan sifat aslinya; sombong, angkuh, egois, dan semena-mena.

Xavier tidak suka sikap wanita itu. Karena itu ia terus menjauh dan mulai membangun jarak di antara keduanya.

Sementara untuk Rosaline yang selalu Aileen sebut sebagai selingkuhannya. Awalnya semua itu tidak benar. Tetapi karena kedekatan keduanya atas dasar perintah, Xavier semakin lama mulai merasa nyaman dengan wanita itu.

Kakek dan Ayahnya itu sama-sama serakah. Mereka menggunakan Xavier sebagai alat untuk keuntungan mereka sendiri. Sejak dulu selalu begitu. Xavier dididik dengan keras untuk mencapai tujuan mereka sejak awal.

Xavier yang sebelumnya tidak pernah sama sekali dekat dan selalu menjaga jarak dengan lawan jenis, dengan terpaksa mendekati wanita itu duluan. Meski ia tetap mengingat jika dirinya sudah beristri. Jadi Xavier tetap berusaha menjaga batasannya.

Sikap Rosaline juga jauh berbeda dengan Aileen. Wanita itu adalah kebalikan dari Aileen.

Xavier akui ia memang bodoh karena mau-maunya terus menjadi boneka dan berada dalam lingkup pengaturan Kakek dan Ayahnya. Karena itu, di tengah rencana kedua orang itu, Xavier mundur dan pindah ke mansionnya sendiri bersama Aileen. Baru setelah itu ia bisa bergerak sendiri dengan lebih bebas. Sesuai peraturan yang sudah ditetapkan untuknya. Setelah menikah, baru Xavier boleh pindah dan tinggal bersama istrinya.

Kakek dan Ayahnya juga akan memberikan kebebasan bagi pria itu, meskipun tidak sepenuhnya.

Setelah semua itu, Xavier dan Rosaline tetap dekat. Di situlah, semuanya berawal.

Pada saat Xavier dan Aileen bertengkar besar karena sebuah kesalahpahaman karena kedekatan itu, Xavier yang saat itu sedang diliputi amarah akhirnya tanpa sengaja mengakui jika ia mencintai Rosaline.

Ucapan spontan itu keluar karena Aileen yang terus memancingnya dengan berbagai tuduhan yang wanita itu layangkan pada Xavier. Saat itu Xavier juga tidak tahu dengan perasaannya sendiri. Ia bingung dengan apa yang ia rasakan. Ia tetap dekat dengan Rosaline meskipun sudah keluar dari rencana karena ia suka dan menikmati saat Aileen cemburu.

Tetapi karena hal itu, Aileen semakin menjadi. Wanita itu rela melakukan berbagai cara hanya untuk menjauhkan Rosaline dari Xavier yang sudah ia tangkap saling mencintai.

Segala cara kotor pun wanita itu gunakan asalkan bisa menjauhkan keduanya. Xavier yang awalnya menikmati semuanya akhirnya muak dengan tingkah wanita itu.

Semakin Xavier muak, ia juga sudah tidak mencoba memberikan penjelasan. Karena semua percuma saja jika Aileen tidak akan percaya, bukan?

Wanita itu terlalu keras kepala untuk mendengarkan dan mempercayai penjelasan Xavier. Yang ada dalam pikiran wanita itu hanyalah tentang bagaimana caranya menghilangkan Rosaline dari peredaran. Membuat wanita itu benar-benar lenyap. Obsesi Aileen untuk menghilangkan Rosaline sangat besar.

Menceraikannya pun akan percuma. Yang ada wanita itu pasti hanya akan semakin menggila. Karena itu Xavier tetap mengikat wanita itu agar tetap berada dalam lingkup pengawasannya.

Jika Xavier menceraikan Aileen, wanita itu akan semakin bebas dan tidak bisa Xavier awasi secara langsung sendiri. Sementara obsesinya untuk menghilangkan Rosaline akan terus menjadi. Wanita itu akan semakin dendam dan berpikir jika perceraiannya ada sangkut-pautnya dengan Rosaline.

Sementara pikiran Aileen dipenuhi bagaimana cara membunuh Rosaline, maka Xavier terus berusaha untuk melindungi wanita itu. Karena walaupun Xavier menjauh dari Rosaline, tetap tidak menutup kemungkinan jika Aileen tidak akan berbuat nekat.

Rencana Kakek dan Ayahnya adalah untuk menghancurkan perusahaan keluarga Rosaline, bukan untuk melenyapkan keluarga itu. Walaupun Xavier akan dengan senang hati melakukannya jika perlu. Tetapi ia sudah keluar dari rencana dan ia juga merasa kasihan pada Rosaline. Karena itu ia melindungi wanita itu. Bukan dari Kakek dan Ayahnya, melainkan dari istrinya sendiri.

Lalu sekarang Aileen sudah berani melakukan terlalu jauh. Xavier sudah benar-benar muak.

Pria itu tertawa miris sebelum ekspresinya langsung berubah seketika dengan ekspresi yang sepenuhnya datar.

"Sekarang apa yang sedang dia rencanakan?" tanya Xavier. Netra kelabunya melirik keberadaan Jack dengan tajam.

Sekretarisnya itu menelan ludah sebelum bicara. Ia takut salah menggunakan kata-kata dan berakhir menjadi samsak hidup sang Tuan. "Saya baru mendapatkan informasi jika Nyonya menemui seseorang yang tidak dikenal di xxx, Tuan."

Xavier kembali mengetatkan rahangnya kuat. "Lalu?"

Jack sebisa mungkin menahan debaran jantungnya karena aura Xavier. Setelah ini, dapat ia pastikan jika para tahanan di ruang bawah tanah tidak akan bisa melihat matahari lagi esok hari. Xavier jelas membutuhkan pelampiasan emosi sekarang.

"Orang itu sangat mencurigakan, Tuan. Dan Nyonya tertangkap sedang melakukan transaksi entah apa dengan orang tersebut."

"Dan?" Xavier belum puas dengan informasi yang Jack berikan. Tidak, sebelum semua informasi itu detail. Ia harus tahu semuanya tentang Aileen untuk berjaga-jaga.

"Orang-orang kita sedang mencari informasi lebih lanjut tentang apa yang Nyonya rencanakan, Tuan."

"Tidak berguna!"

Jack langsung terduduk lemas di lantai saat Xavier melemparkan sebuah pisau tepat ke arahnya. Sedikit saja tadi ia bergerak, maka sudah dapat dipastikan bahwa pisau tersebut akan mendarat tepat pada kepalanya.

Sedangkan pisau yang Xavier lemparkan berakhir menancap di lemari yang berada tepat di belakang Jack.

Dengan napas yang memberu, Xavier melangkah keluar dari ruangannya. Jika Jack tidak bisa mencari tahu, maka ia akan mencari tahunya sendiri.

Xavier tidak boleh lengah. Aileen bisa melakukan segala macam hal gila untuk menyingkirkan Rosaline.

***

"Begitu?" Xavier mencengkram kuat rahang kecil Aileen yang bergetar ketakutan. Wanita itu sudah terkurung dalam ruangan gelap, kotor, dan bau itu selama dua hari. Penampilannya sungguh sangat berantakan sekarang. Wajah kotor dengan pipi yang tergores, rambut acak-acakan dan dress yang dikenakannya sudah sobek di beberapa bagian.

Dan di saat-saat seperti itu, Aileen masih sempat-sempatnya tersenyum meskipun lemah pada Xavier. Ia sebenarnya takut melihat sisi Xavier yang ini; kejam dan tanpa rasa belas kasihan. Tetapi ia senang karena bisa melihat wajah suami yang sangat dicintainya, yang sudah dua hari terakhir tidak ia lihat.

Walaupun wajah itu sangat tidak menyenangkan untuk dilihat. Terlalu banyak sorot kebencian di dalam netra kelabu itu yang ditujukan padanya.

Salahnya karena ceroboh. Xavier berhasil mengetahui niat jahatnya untuk membunuh Rosaline menggunakan pembunuh bayaran. Meski sejujurnya Aileen lebih ingin membunuh wanita itu menggunakan tangannya sendiri. Pasti akan jauh lebih menyenangkan. Ia rela melakukan semua itu asalkan Xavier hanya menjadi miliknya. Sayangnya ia tidak menyadari jika Xavier tidak akan pernah membiarkan hal tersebut terjadi.

"Kau sudah melewati batasanmu." Nada rendah itu berhasil membuat Aileen semakin merinding. Cengkraman yang ia rasakan pun semakin kuat. Membuat bibirnya mengeluarkan desisan tertahan.

Xavier sudah membiarkan Aileen melakukan apapun yang wanita itu inginkan selama ini meskipun ia muak.

Xavier tetap mempertahankannya karena sedikit berharap jika suatu saat wanita itu akan menyadari perbuatannya dan berubah. Sayangnya, semua itu hanya berakhir menjadi angan-angan yang kosong karena Aileen bukannya membaik malah semakin menjadi-jadi.

Xavier sudah pernah mencoba menjaga jarak dari Rosaline. Tetapi hasilnya tetap sama; Aileen tetap teguh dengan tekadnya untuk menghilangkan Rosaline dari sekitar Xavier.

Bahkan Aileen pernah mengamuk pada seorang wanita saat mereka mendatangi pesta kolega bisnis Xavier karena kedapatan memperhatikan Xavier secara diam-diam.

Obsesi wanita itu sungguh gila karena tekadnya untuk menjadikan Xavier hanya untuknya sendiri.

"Aku tidak salah." Pembelaan yang percuma, karena semua bukti sudah jelas berada di depan mata. Xavier sendiri yang pertama mengetahui rencana Aileen untuk membunuh Rosaline menggunakan pembunuh bayaran yang wanita itu sewa.

"Bodoh!" Xavier menghempaskan tubuh Aileen hingga terjatuh di lantai yang kotor. Wanita itu bersimpuh sembari meringis pelan.

"AKU MEMANG TIDAK SALAH!"

Xavier menggeram rendah mendengar suara melengking itu. Pria itu menyeringai melihat Aileen dengan tatapan jijik.

"Aku bahkan belum membunuhnya!"

Bukan itu yang menjadi alasan utama kemarahan Xavier saat ini. Ada alasan lain dan itu tidak ada sangkut pautnya dengan Rosaline. Aileen mempunyai banyak kesalahan fatal. Dan mengenai Rosaline hanyalah salah satunya.

Xavier memejamkan matanya, giginya bergemelutuk menahan emosi saat ia mengingat tentang foto-foto yang bawahannya dapatkan.

"Aku tidak pernah melakukannya selama hidupku denganmu atau pun wanita lain. Tapi kau berani-beraninya melakukannya?" Xavier kembali mencengkram rahang Aileen dengan kuat dan membuat wanita itu mau tidak mau berdiri hingga wajahnya berhadapan dengan Xavier.

Tatapan sayunya bertemu dengan tatapan Xavier yang tajam penuh kebencian.

"A-aku---" Ucapan wanita itu tertelan di tenggorokan saat Xavier beralih mencekiknya.

Aileen memukul-mukul tangan Xavier agar melepaskannya. Ia tidak bisa bernapas. Wanita itu membuka mulutnya lebar-lebar dan berusaha menghirup udara kuat-kuat di saat Xavier mencengkram lehernya sekuat tenaga pria itu. Emosi menyelimuti akalnya. Yang ada dalam pikiran pria itu hanyalah cara untuk menghilangkan hal yang membuatnya sakit.

Aileen sudah menyakitinya.

"Kau sampah!" Xavier melemparkan tubuh ringkih tersebut ke dinding setelah Aileen hampir benar-benar akan pingsan karena kehabisan napas. Wajah wanita itu memerah dengan napas tersengal-sengal. Lehernya sakit karena bekas cekikan tangan Xavier.

"Kau---"

Aileen mengangkat kepalanya dan langsung membulatkan mata saat Xavier menodongkan pistolnya tepat di tengah-tengah kedua matanya.

Napas wanita itu tercekat dan terasa lebih sesak dibandingkan saat ia dicekik tadi.

"Aku tidak melakukannya," ucap wanita itu membela diri atas tuduhan yang Xavier layangkan padanya.

"Oh, ya?" Tidak ada belas kasihan di mata kelabu itu. "Setelah semua bukti yang ada?"

Aileen menahan napasnya saat Xavier sudah berancang-ancang hendak menarik pelatuknya. Sepertinya ia benar-benar akan mati.

"Kau akan percaya?" Aileen bertanya dengan lemah.

Xavier terkekeh, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Karena aku melihat semua dengan mata kepalaku sendiri."

Deg!

Wanita itu menggeleng. "A-aku---"

"Aku membencimu, Aileen."

Wanita itu pada akhirnya malah tersenyum. Terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Meskipun timah panas dari pistol kesayangan Xavier akan menembus tepat di jantungnya berada.

Semua kekacauan ini berawal darinya. Karena obsesinya untuk menjadi penjahat.

"Kau tersenyum setelah semua yang kau lakukan?" Xavier tersenyum devil. Pria itu tidak bisa menahan emosinya lagi, begitu pun dengan rasa panas yang membakar dadanya. "Sepertinya kau sudah siap untuk mati." Seringaian Xavier semakin lebar.

Aileen tidak merespon. Tatapannya kosong seolah sedang menerawang entah apa.

"Tidak ada kata-kata terakhir?" Karena setelah itu Xavier benar-benar akan menarik pelatuknya.

Baginya, Aileen itu kotor, sampah, dan Xavier sangat membencinya.

Aileen memejamkan matanya. "Aku mencintaimu, Xavier."

Dor!

Deg!

***

Pada akhirnya, bukan hanya Aileen yang mempunyai ending yang buruk. Hal yang sama pun juga terjadi pada Rosaline. Wanita itu berakhir sama di tangan Xavier. Bedanya, berkali-kali lipat lebih tragis dari Aileen yang di tembak tepat di jantungnya.

Xavier selama ini dibodohi oleh wanita ular itu. Tanpa sepengetahuannya---karena terlalu fokus dengan Aileen. Rosaline berhasil memanipulasi keadaan.

Dan lebih mengejutkannya lagi, semua itu terjadi atas perjanjian yang wanita itu buat dengan Ayah Xavier. Wanita itu menjalankan semua rencana yang Ayah Xavier buat untuk menghancurkan putranya sendiri.

Pria yang selama ini selalu bekerja dalam bayangan Tuan Besar Maxim. Jarang menampakkan dirinya pada dunia. Pria itu lebih suka bekerja di belakang, walaupun tetap memegang pion utama.

Dengan liciknya, pria itu memanfaatkan Rosaline yang sudah mengetahui rencana Tuan Besar Maxim untuk menghancurkan perusahaan keluarganya. Wanita itu berkata rela akan melakukan apapun asalkan bisa menggagalkan rencana yang didasari balas dendam masa lalu tersebut.

Rosaline tidak ingin keluarganya hancur. Karena itu ia memilih menjadi tokoh antagonis. Apapun akan ia lakukan agar keluarganya bisa selamat.

Tentu saja Ayah Xavier tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ia bersedia membantu Rosaline asalkan wanita itu juga bersedia membantunya menghancurkan kehidupan putranya. Semua orang tahu bahwa ia begitu membenci Xavier karena menjadi alasan kepergian istrinya.

Terdengar di luar nalar, karena pria itu membenci Xavier karena istrinya meninggal saat melahirkan pria itu. Seharusnya walaupun istrinya meninggal, pria itu harus tetap menyayangi Xavier.

Tetapi, pria itu mempunyai alasannya sendiri. Saat Xavier lahir dan istrinya pergi, pria itu sempat menerima kehadiran Xavier sesuai permintaan istrinya. Tetapi ia mendapatkan fakta mengejutkan jika anak yang lahir dari rahim istrinya itu bukanlah murni keturunan aslinya.

Istri yang sangat dicintainya itu ternyata mempunyai hubungan terlarang dengan sahabatnya sendiri. Tertampar oleh kenyataan pahit di mana istrinya berselingkuh dan parahnya harus meninggal karena bayi dari benih pria lain. Ia tentu sangat kecewa.

Sebagai seorag suami, tentu saja Ayah---lebih tepatnya ayah angkat Xavier itu begitu terpukul. Ia bahkan sempat berniat membunuh bayi tidak bersalah itu jika tidak dicegah oleh Kakek.

Meskipun Xavier bukan keturunan logis keluarga mereka, tetapi hanya anak itu satu-satunya harapan untuk melanjutkan perusahaan mereka. Lagipula ayah asli dari anak itu sudah Kakek bunuh terlebih dulu setelah mendengar kabar tentang perselingkuhan menantunya. Dan juga, Kakek yakin jika putranya itu tidak akan pernah mau menikah lagi. Yang artinya ia tidak akan mendapatkan penerus lain.

Xavier yatim-piatu. Karena itu Kakek memutuskan untuk merawat saja bayi itu. Lagipula Xavier tidak tahu apapun tentang apa yang orang tuanya lakukan. Ia hanya bayi yang tidak bersalah. Dan yang terpenting, bayi itu bisa menguntungkan dirinya di masa depan.

Sedangkan Rosaline sendiri. Wanita itu langsung dibunuh oleh Xavier setelah ia tanpa sengaja---saat sedang berniat menemui Ayahnya untuk membicarakan tentang perusahaan atas perintah Kakeknya---mendengar pembicaraan dua orang itu di ruang kerja sang Ayah.

Xavier sangat murka mendengar pembicaraan Rosaline dan Ayahnya. Dan tanpa memberikan kesempatan lagi, pria itu langsung menunjukkan kekuasaannya.

Xavier tidak tanggung-tanggung saat melakukan aksinya. Dengan kejam, pria itu memotong-motong tubuh Rosaline setelah ditembaki dan memberikannya pada hewan-hewan buas yang disiapkan khusus untuk menikmati daging para korban pria itu.

Sedangkan untuk ayah angkatnya, Xavier mengurung pria itu dalam sel di ruang bawah tanahnya tanpa diberi makan dan minum hingga tewas. Itu tidak lebih kejam dari yang pernah Xavier lakukan pada korban-korbannya yang lain.

Kakek pun yang biasanya bisa mengendalikan Xavier akhirnya tidak berkutik. Ia tidak bisa menghentikan kegilaan cucunya itu. Xavier tidak bisa dikendalikan. Semakin lama, kegilaan pria itu sebagai seorang psikopat semakin menjadi. Membunuh menjadi hobi pria itu.

Xavier semakin tersesat dalam obsesi gilanya. Mencari kesenangan lewat mendengar jeritan tersiksa, pilu dan menyedihkan para korbannya. Itu menjadi obat terbaiknya di masa lalu untuk mengenyahkan Aileen dari dalam kepala dan hatinya.



                              _TBC_

Continue Reading

You'll Also Like

Family Time(lessly) By N

General Fiction

1.1M 73.5K 58
Cerita sederhana tentang keseharian serta tingkah pola Kala balita dua tahun yang penuh dengan tingkah menggemaskan. Hope you guys enjoy the story✨
3.7M 218K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
5.3K 194 31
Ji Hyejin menikah dengan Park Jiwon, seorang pria tampan dan karismatik yang baru saja diangkat sebagai CEO perusahaan keluarganya. Pernikahan merek...
239K 11.3K 71
[Novel Terjemahan] Qiao Jing Jing dan Yu Tu adalah teman sekelas di SMA. Qiao Jing Jing mengungkapkan perasaannya kepada Yu Tu dua kali, tapi ditolak...