SEÑOR V [ON GOING]

By LaViaOcean

631K 37.8K 6.1K

Berisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegel... More

1. First meet
2. Little Mouse
3. Black door
4. Work With Him?
5. Crazy Rich Man and Adorable Girl
6. Señorita
7. It's hurt me
8. This Destroys Me
9. My Fault
10. Dangerous
11. Undecided
12. Penegasan
13. Who Is He?
14. She Is Mine
16. One Room?
17. Hurtful
18. Palacio de Justicia
19. Am I Fallin You?
20. Fallin You
21. Spanyol
22. Round Table
23. Warm Hug
24. Party
25. Doubt
26. DARK SIDE
27. Who We Are?
28. That Woman
29. Unexpected
30. Confession
31. Rejection
32. Touched
33. Home
34. Married?
35. Alora's House
36. H-1
37. WEDDING DAY
38. Sweet Night
39. Sweet Morning
40. Valter's Therapy
41. Mission Completed
42. His Funeral
43. The Devil
44. Name Of Love
45. He Knows

15. Jealous?

16.3K 880 116
By LaViaOcean

Halooo!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

"Kita tidak bisa berteman, Joe."

Dahi pria bernama Joe tersebut tengah berkerut, menandakan bahwa dirinya tidak mengerti dengan kalimat yang baru saja Alora lontarkan.

"Apa maksudmu, Alora? Kita baru saja menjalin pertemanan dan sekarang kamu tidak mau berteman denganku?"

Kedua tangan Alora saling meremas satu sama lain, dia gelisah namun juga takut secara bersamaan. "Iya, kita tidak bisa berteman!" Sahutnya cepat.

Joe semakin tidak mengerti. Dia meraih tangan kanan gadis itu untuk digenggam, akan tetapi tak sampai satu detik Alora telah menyentak tangannya dengan kuat hingga pegangannya terlepas.

"Jangan menyentuhku!" Seru Alora keras sembari memundurkan tubuhnya.

Respon yang Alora berikan menghadirkan sebuah tanda tanya besar dalam benak Joe. Matanya menyusuri wajah panik Alora. Dia merasa janggal, karena tidak masuk akal rasanya ketika gadis yang sebelumnya tertawa bersamanya, tapi kini justru terlihat ketakutan saat berada di dekatnya. Kecurigaannya semakin nyata, apalagi ketika melihat sebuah tanda merah keunguan tercetak jelas pada leher putih Alora. Padahal beberapa saat lalu tanda tersebut tidak ada, Alora menyembunyikan sesuatu darinya.

Jelas Joe tahu arti tanda tersebut, sebuah kissmark, yang berarti tanda kepemilikan dari seseorang.

Sebenarnya apa yang sudah gadis ini alami? Siapa yang memberikan tanda tersebut? Batin Joe bertanya-tanya namun tak berani mengutarakannya.

Alih-alih bertanya, Joe justru menampilkan senyuman terbaiknya. "Baiklah, aku minta maaf," balasnya sembari menatap dalam tapi terkesan lembut pada gadis di depannya.

"Aku menghargai keputusanmu, Alora. Tapi jika suatu saat nanti kamu berubah pikiran, datanglah padaku. Aku akan menyambut mu dengan baik dan kita akan kembali berteman," sambungnya menjelaskan dengan senyuman manisnya.

Alora terdiam dibuatnya. Tutur kata yang Joe lontarkan berhasil menyentuh hatinya. Keyakinannya untuk menjauhi pria itu semakin kuat meski rasanya tidak rela. Alora tak ingin Joe mati konyol di tangan Valter. Dia ingin Joe hidup bahagia dan tertawa seperti sebelumnya.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik. Jika ada yang menyakitimu, kamu harus bisa melawannya, Alora," ujarnya memberi sedikit wejangan pada gadis itu. Banyak hal yang ingin Joe tanyakan, tapi dia lebih memilih untuk memendamnya saja karena Joe merasa tak memiliki hak untuk menuntaskan segala rasa penasarannya. Dia menerima keputusan Alora.

Dan kini Alora tampak membeku layaknya sebuah es batu dengan kedua matanya yang nampak sayu. Joe merubah ekspresi wajahnya menjadi lebih santai. "Emmm... sepertinya aku punya cara yang lebih mudah. Jika nanti kamu merasa membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungiku kapan pun kamu mau. Kamu hanya perlu menyebut namaku 3 kali, maka aku akan datang, mengerti?" Ujarnya jenaka namun penuh akan keseriusan di dalam candaannya.

Alora menunduk guna menyembunyikan air matanya. Tangannya mengusap cepat sudut matanya yang mulai berair, sepertinya takdir tak pernah berpihak padanya.

Joe tersenyum lembut lalu mengusap pelan rambut Alora. "Jangan khawatir, kita masih bisa berteman kapan pun kamu mau," bisiknya lembut sebelum melangkahkan kaki menjauh dari sana. Joe menahan diri untuk tidak menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

Alora memusatkan pandangan pada punggung Joe yang perlahan menghilang di balik tembok. Joe pria baik, siapa pun pasti akan merasa nyaman ketika berada di dekatnya. Hatinya menjerit menolak untuk memutuskan pertemanan dengan Joe, namun membiarkan Joe berurusan dengan Valter bukanlah hal yang bagus. 

"Apakah perlu menangisi pria jelek sepertinya?"

Alora membalikkan tubuh kala mendengar pertanyaan tak terduga dari Valter yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Dalam hitungan detik sebuah sapu tangan hitam menutupi pandangannya lantaran Valter baru saja melemparnya hingga mengenai wajahnya.

"Hapus air mata sialanmu itu!!" Tukasnya tajam. "Aku muak menunggumu selama 30 menit," sambungnya jengah.

Alora terdiam tak menyahut, namun dia menuruti titah Valter untuk mengelap air matanya. 

"Cih!! Apa susahnya memutuskan pertemanan dengan pria jelek itu. Kau hanya tinggal berkata tidak mau berteman dengannya lagi lalu pergi dari sini," ucapnya sembari melipat tangan di depan dada. "Tidak perlu ada drama menangis dan mengusap-usap rambut seperti tadi!"

Mata tajam Valter membuat Alora menunduk, dia tak berani membalas tatapan pria itu. Valter terlihat ingin mengulitinya hidup-hidup, memang apa salahnya? Dia hanya bersedih karena sudah tak lagi berteman dengan Joe.

"Dan apa tadi? Dia akan datang jika kau menyebut namanya 3 kali? Heol!! omong kosong," tutur Valter seraya berdecak kesal.

"Joe hanya berusaha menghiburku," balas Alora dalam hatinya.

"Memangnya dia Iron Man yang bisa terbang kemana saja?! Tidak-tidak, Iron Man terlalu bagus untuknya. Dia lebih pantas di sebut sebagai iblis!!" Ujarnya tanpa sadar dan terkesan mengomel.

"Iblis? Kalau pria sebaik Joe saja disebut iblis, lalu sebutan apa yang pantas untuk pria seperti anda Tuan Valter yang terhormat? Dewa Maut?!!!" Batin Alora menjerit lantang tak terima Joe diolok-olok oleh Valter. Jika saja dia memiliki kekuasaan dan keberanian yang sama dengan Valter, mungkin sudah dari dulu Alora berteriak di depan pria ini.

"Apa pun itu, kamu tidak akan berteman dengannya lagi," Valter memandang Alora penuh peringatan. "Kau paham?"

"Tidak! Saya sama sekali tidak memahami sikap anda, Tuan? Apa salahnya jika saya berteman dengan Joe, dia pria yang baik!" Lagi dan lagi hanya suara hati Alora yang dapat melawan Valter, sementara mulutnya membisu dan kepalanya mengangguk sebagai jawaban.

Valter menghembuskan napas berat, mata tajamnya sama sekali belum menghilang. Dia benci melihat Alora yang tertunduk di depannya. Sedangkan tadi ketika berhadapan dengan Joe, gadis itu malah membalas tatapan pria tersebut dengan berani tanpa keraguan.

Tak kuasa menahan rasa kesal, kedua tangan Valter terulur lalu mengacak-acak surai panjang milik Alora.

"Tuan," keluh Alora sembari berusaha menahan tangan Valter yang tengah membuat rambutnya berantakan.

Valter tak mengindahkannya, dia menghentikan kegiatan tangannya kala rambut gadis di depannya benar-benar kusut tak tertata rapi seperti sebelumnya.

"Aku benci rambut jelek mu itu," ujarnya lalu meninggalkan Alora begitu saja.

Alora tercengang dibuatnya, dia sama sekali tidak mengerti dengan tingkah laku Valter yang tak seperti biasanya. Kenapa lelaki itu suka sekali membuatnya bingung? Benar-benar pria aneh dan juga kejam tentunya.

Alora melangkahkan kaki pergi menjauh dari sana. Dia berjalan menuju toilet terdekat. Dan betapa tercengangnya dia ketika melihat pantulan dirinya yang sudah seperti korban bencana angin topan, rambutnya benar-benar kusut karena ulah Valter.

"Padahal susah sekali untuk merapikan rambutku," keluhnya. Tangan Alora menggapai surai hitamnya yang telah berantakan tak karuan lalu merapikannya sebisa mungkin.

Tanpa Alora sadari, sedari tadi Joe tidak benar-benar meninggalkan tempat itu. Pria tersebut bersembunyi di balik tembok dan melihat semuanya. Sepertinya Joe mulai mengerti tentang ketakutan yang tergambar jelas pada wajah cantik Alora.

Valter, pria itulah penyebabnya.

Entah apa hubungan mereka, namun yang pasti Joe merasa hubungan keduanya bukan hanya sebatas majikan dan pesuruh. Tapi lebih dari itu.

****

To be continued

Valter gemesin nggak sih kalo lagi mode cembokur? Menurut kalian dia cemburu atau tidak?🤔

Maaf ya mami nggak up sesuai jadwal, karena kesibukan di real life benar-benar nggak bisa ditinggal💗 tapi mami selalu usahakan untuk up terus💗

Mari ramaikan dengan vote dan spam next kalian👉

Seperti biasa spoiler untuk part selanjutnya akan mami up di instagram mami_ocean 👇

Jangan lupa di follow ya💗 btw akun instagram mami_ocean ini sudah ada adminnya loh🤗 jadi pasti akan selalu up info-info dan konten seputar cerita mami di sana🥰

See u💗

Continue Reading

You'll Also Like

223K 6.5K 40
[Sebuah cerita klasik] Obsesi seorang Sean terhadap gadis kecil 18 tahun yang lalu membuatnya menjadi pria yang mengerikan. Jamin Uinseann Herwit, pr...
25.2K 1.6K 15
[Nessa Aprillia Season 2] Travis De Alister, cowok bermuka dua, maybe. Di mata keluarga besar Travis dikenal dengan sosok yang penuh misteri. Cuek...
76.7K 8.8K 19
Aqshel memundurkan tubuhnya kebelakang. Aqshel menatap takut sosok yang berada di dalam kotak tersebut. Sosok pria tampan, dengan tubuh tinggi yang...
90.8K 5.1K 35
Pertemuan mereka awalnya hanyalah sebuah kebetulan, di sebuah toko gitar. Ternyata mereka juga dipertemukan di sebuah sekolah yang sama. Pada awalny...