"Kenapa kau baru pulang? Apa kau tidak lihat ini sudah jam berapa?"
"Pekerjaan akhir-akhir ini menumpuk jadi aku tidak bisa pulang sore,"
"Apa kau yakin hanya karna pekerjaan? Bukan karna wanita penggoda itu,"
"Siapa yang kau bicarakan? Dan wanita yang mana?"
"Katakan saja jika kau sudah bosan padaku, tidak usah banyak alasan karna pekerjaan menumpuk,"
Mew tidak percaya dengan apa yang Gulf katakan, kenapa Gulf bisa bicara seperti itu sedangkan dirinya lelah bekerja karna pekerjaan yang harus iya urus sendiri.
"Sebenarnya apa yang kau mau? Apa yang kau inginkan, kenapa kau malah bicara yang tidak seharusnya kau katakan, mengertilah Gulf aku lelah bekerja karna aku harus mengurus semuanya dan kau malah menuduh ku yang tidak aku pernah lakukan, aku ingin saat aku pulang dalam keadaan lelah akan mendapat sambutan senyuman manismu agar berkurang rasa lelahku, namun aku salah,"
Gulf pun tidak mengerti apa yang iya katakan, hanya karna rasa cemburu dengan wanita itu dia sampai berucap yang seharusnya tidak iya ucapkan.
"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, jika kau masih kesal dengan pembicaraan semalam aku meminta maaf dan aku berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi, lebih baik kau istirahat ini sudah larut tidak baik untuk kesehatan,"
"Katakan saja jika itu memang benar, tidak usah banyak alasan,"
"Terserah kau mau punya pikiran seperti apa padaku, yang pasti aku tidak pernah melakukan seperti apa yang kau katakan,"
Mew tidak akan bisa marah dengan Gulf meski Gulf bersikap seperti ini, karna tidak ingin ada keributan lagi Mew memilih pergi ke kamar mandi dia butuh yang segar-segar agar pikiran dan hatinya tenang.
Jujur saja Mew lelah dengan pekerjaannya, karna Tuan Mario dan Zee keluar kota mereka pulang masih besok malam, karna itu Mew harus mengurus perusahaan sebesar itu sendiri.
Tidak butuh waktu lama untuk Mew melakukan ritual mandinya karna hari sudah malam, saat Mew keluar dari kamar mandi dia melihat Gulf sudah tertidur dalam keadaan meringkuk membelakangi dirinya, hati Mew terasa sakit saat mereka bertengkar karna hanya masalah seperti ini, karna tidak tega akhirnya Mew menghampiri Gulf dia pun ikut merebahkan dirinya lalu memeluk Gulf dari belakang.
"Maafkan aku, jangan marah-marah terus, aku tidak berselingkuh atau bosan padamu, bagaimana aku mau bosan jika semakin hari aku semakin mencintaimu,"
Mew merasa bahwa Gulf tengah menangis, bahkan tubuhnya kini bergetar membuat Mew semakin mengeratkan pelukanya.
Gulf membalikkan tubuhnya menghadap kearah Mew menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Mew.
"Hiksss, maafkan aku karna sudah mengatakan hal yang tidak-tidak, aku hanya takut kau meninggalkan ku,"
"Aku tidak akan meninggalkanmu, sudah jangan menangis lagi, lupakan kejadian kemarin dan hari ini angap tidak pernah terjadi sesuatu apapun,"
"Apa kau sudah memaafkan aku?"
"Sini lihat aku dulu,"
"Tidak mau,"
"Kenapa?"
"Malu!"
Gulf masih sesenggukan dia malu pada Mew tentu saja, namun tingkahnya membuat Mew menjadi gemas.
"Tidak perlu malu, kemarilah lihat aku jangan bersembunyi seperti ini,"
Gulf melihat kearah Mew walaupun dalam keadaan gelap tetap saja Mew masih bisa melihat bagaimana wajah cantik Gulf.
Cup..
Kecupan sayang Mew berikan pada Gulf, dia merindukan saat bagaimana melakukan sesuatu yang membuat mereka lelah, namun untuk malam ini Mew tidak akan melakukanya.
"Jangan menangis lagi, tidak perlu ada yang kau tangisi,"
"Maafkan aku sungguh, karna aku sudah menyakitimu,"
"Diamlah, sudah ayo kita tidur,"
Pelukan hangat Mew berikan pada Gulf, tubuh telanjang itu begitu terasa hangat dan nyaman saat Gulf memeluknya erat, sudah menjadi kebiasan untuk Mew jika setiap tidur Mew tidak memakai baju lengkap Mew akan hanya mengenakan dalaman saja sebab itu Gulf sangat menyukai saat tubuh telanjang itu mendekapnya mesra.
.
.
.
Saat pagi hari Mew sudah sibuk di dapur dia membuat sarapan untuk putra nya dan juga Gulf, sedangkan Gulf masih tertidur pulas di atas kasur empuknya.
Setelah selesai membuat sarapan Mew membangunkan Win menyuruh bocah kecil itu segera mandi, dan setelah itu iya pergi ke kamarnya membangunkan pujaan hatinya.
"Bangun!"
"Masih ngantuk,"
"Sudah siang sebentar lagi Win berangkat sekolah,"
"Lima menit lagi,"
Mew memandangi wajah yang sedang memejamkan matanya itu wajah yang nampak begitu cantik, Mew membayangkan bagaimana jika mereka mempunyai anak perempuan sudah pasti akan secantik Papa nya, karna merasa gemas akhirnya Mew mengecupi setiap inci wajah itu hingga akhirnya dia memberi tanda cinta tepat di leher jenjang Gulf.
"Emhhh, Mew hentikan jangan membuatnya di situ,"
"Tidak apa-apa sayang, supaya orang-orang tau jika kau sudah ada yang memiliki,"
"Kau sangat menyebalkan,"
"Aku mencintaimu,"
Setiap kali Mew mengatakan cinta Gulf tidak pernah membalas peryataan itu, entahlah Gulf tidak mengerti mengapa begitu berat mengucapkan jika dia pun mencintai Mew.
"Kau mau mandi dulu, atau aku dulu,"
"Kau saja dulu,"
"Baiklah, jangan tidur lagi,"
"Tidak, aku akan menyiapkan baju untukmu,"
Begitulah kehidupan mereka selama satu tahun lebih, layaknya suami istri namun Gulf masih tidak mau menjalani hubungan yang memiliki status, terkadang Gulf merasa sangat bersalah kepada Mew dia benar-benar seperti hanya memanfaatkan Mew, terkadang hatinya bahkan terluka saat melihat wajah sendu Mew jika setiap kali Mew mengungkapkan cinta nya namun tidak di balas olehnya.
"Maafkan aku Mew maaf,"
Gulf membereskan tempat tidurnya, lalu menyiapkan baju kerja untuk Mew, tidak lama Mew keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan sudah segar dan wangi, Gulf pun menghampiri Mew lalu memeluknya dan menghirup aroma maskulin yang keluar dari tubuh Mew.
"Aku sangat suka baunya, sehari saja tidak menghirupnya seperti ada yang kurang,"
Cup..
Gulf mengecup bibir Mew dan sedikit melumatnya, namun saat akan menyudahi ciuman itu Mew menarik tubuh nya lalu mereka pun saling membalas ciuman lembut itu.
Mew terus memberi sentuhan-sentuhan lembut pada Gulf membuka piyama milik Gulf dan mendorongnya kearah kasur.
Enghhh...
"Mew!"
"Sayang, apa boleh sekali saja,"
"Tapi sudah siang, takut Win terlambat,"
"Hanya sebentar, aku janji,"
"Jika kita melakukannya di kantor, apa tidak bisa?"
"Tapi maunya sekarang,"
"Di kantor saja, nanti sebelum menjemput Win aku kesana,"
Rasa kecewa tercetak jelas di wajah Mew, dengan segera dia berdiri dan kembali lagi ke kamar mandi, sedangkan Gulf hanya bisa terdiam di atas kasur merutuki kebodohannya.
Lima belas menit kemudian..
Semuanya sudah berada di meja makan, namun hanya ada keheningan tidak ada satu pun yang bicara kecuali Win yang menceritakan kesehariannya di sekolah.
"Apa kau sudah selesai sarapannya?"
"Sudah Dad,"
"Ayo kita berangkat,"
"Daddy, kapan Kakek dan uncle pulang?"
"Nanti malam mereka pulang, apa kau merindukan mereka?"
"Win rindu mereka,"
"Ya sudah, ayo kita berangkat,"
"Pa, Win berangkat dulu, nanti Papa kan yang jemput Win?"
"Iya, nanti Papa jemput, sini sayang Papa dulu,"
"Pa!"
"Hmmm!"
"Win ingin punya adik perempuan,"
"Adik?"
"Teman Win semuanya punya adik, dan hanya Win yang tidak punya,"
Gulf melirik kearah Mew, dan mereka saling bertatapan.
"Sekarang lebih baik berangkat sekolah, masalah adik nanti kita bicarakan lagi,"
"Ayo sayang kita berangkat, nanti kau terlambat," Ucap Mew.
"Baiklah, ayo Dad kita berangkat,"
Win keluar lebih dulu dia menunggu Daddy nya di dalam mobil.
"Tidak usah kau pikirkan apa yang Win katakan, aku berangkat dulu,"
"Mew!"
"Ada apa?"
"Tidak jadi,"
"Ya sudah aku berangkat,"
Mew pergi begitu saja membuat Gulf kesal, jika biasanya ada kecupan sayang namun tidak untuk hari ini.
Karna merasa bosan Gulf mengunjungi Mild, sudah dua hari dia tidak datang ke butik nya untuk menemani Mild.
"Mild!"
"Gulf! Tumben kau kesini ada apa?"
"Tidak ada, aku hanya ingin berkunjung, apa tidak boleh?"
"Boleh, kenapa tidak,"
Mild melihat wajah sendu Gulf sepertinya Gulf tengah memikirkan sesuatu.
"Ada apa? Sepertinya ada yang sedang kau pikirkan?"
"Aku tidak apa-apa, lagi pula aku memikirkan apa,"
"Terlihat dari wajahmu, jika kau sedang tidak baik-baik saja, ayo ceritakan padaku apa yang membuat sedih seperti ini?"
"Win ingin mempunyai seorang adik, dia meminta padaku tadi pagi,"
"Tidak ada masalah bukan? ada Mew yang bisa menghamili mu,"
"Mild, Mew mengajak ku menikah,"
"Lalu?"
"Aku menolaknya,"
"Astaga Gulf, kenapa kau sangat bodoh,"
"Kenapa kau malah bicara seperti itu?"
"Kau memang bodoh, dengar aku baik-baik Gulf, Mew mengajakmu menikah itu tanda dia serius padamu dan dia ingin ada kejelasan hubungan di antara kalian,"
"A-aku!"
"Kenapa! apa karna Tharn? Gulf percayalah padaku jika Tharn pun pasti ingin kau bahagia, kau mau menunggu sampai kapanpun jika Tharn sudah tiada apa yang akan kau tunggu? Kau akan hanya menyakiti hati Mew dan ingat Gulf kesempatan tidak akan datang kedua kali,"
Bukankah benar apa yang Mild katakan, Gulf tinggal menerima Mew dan mereka menikah, hubungan yang mereka jalani saat ini saja sudah seperti pasangan suami istri bahkan mereka tidak pernah ragu berbagi kehangatan di atas ranjang, lalu apa yang membuat Gulf masih ragu bahkan Mew sangat mencintai nya.
Bersambung..
❤️❤️
Guy's kalo ada typo tandain ya..