Enam bulan sudah berlalu hubungan Gulf dan Tharn semakin mesra, namun tentu saja hubungan mereka tidak di ketahui Tuan Mario Gulf dan Tharn berpacaran secara diam-diam alasannya Tharn belum siap karna saat ini dia belum memiliki apa-apa, hanya Mild dan Zee yang mengetahui hubungan mereka.
"Tharn, besok pagi kau harus ikut dengan ku,"
"Ayah ingin membawa Tharn kemana lagi?"
"Keluar kota, hanya dua hari,"
"Tapi Ayah baru sampai, dan biarkan Tharn beristirahat dulu kasihan dia, Ayah bisa bukan membawa Phi Apo?"
"Apo dan Zee ada tugas lain, dan mau tidak mau Ayah pergi bersama Tharn,"
"Ada Phi Luke yang Ayah bisa bawa, biarkan Tharn istirahat dulu,"
"Luke sedang Ayah tugas kan ke tempat lain, jadi yang bisa menemani Ayah hanya Tharn,"
"Kenapa Ayah egois?"
Gulf menatap Tharn yang tengah berdiri di ujung sofa sana, dengan tersenyuman Tharn mencoba menenangkan Gulf agar Gulf tidak membantah Ayah nya
"Tharn!"
"Saya Tuan,"
"Pekerjaan mu sudah selesai, dan kau boleh pulang dan beristirahat, jangan lupa besok pagi sebelum jam tujuh kau harus sudah disini,"
"Baik Tuan, saya izin pulang jika terjadi sesuatu hubungi saya,"
Setelah itu Tharn pergi dari hadapan Tuan Mario, Gulf yang melihat itu hatinya sangat sedih lalu dia pun pergi ke kamar untuk bersiap, dia akan pergi ke rumah Tharn satu minggu tak berjumpa membuat Gulf sangat merindukan kekasihnya.
Saat ingin keluar kamar Gulf berpapasan dengan Tuan Mario, tentu saja Gulf mendapat Pertayaan dari Ayah nya.
"Gulf, kau mau kemana?"
"Main Yah, Gulf bosan di rumah,"
"Awas jika kau tidak pulang,"
"Tidak janji,"
"Dasar anak nakal,"
Setelah berpamitan dengan Ayah nya Gulf menghampiri Zee, dia akan meminta tolong agar Phi nya itu mau mengantarkannya ke rumah Tharn.
"Phi Zee, tolong antar Gulf cepat,"
"Sebentar, aku makan dulu,"
"Phi cepat ihh!"
"Sabar, aku tau kau merindukan nya, dasar bucin,"
"Namanya juga orang cinta Phi, sehari tidak bertemu seperti satu bulan,"
"Lebay, sudah ayo cepat,"
Gulf senang tentu saja, setelah sekian hari tidak menghabiskan waktu bersama hari ini dia akan bertemu kekasih nya, dia sangat kesal dengan Ayah nya karna akhir-akhir ini Thran selalu di bawa kemana-mana oleh Ayah nya.
"Kenapa kau tidak mengenalkan Tharn pada Ayah mu? Jika dia kekasih mu?"
"Tharn belum siap Phi, dia merasa belum memiliki apa-apa,"
"Belum memiliki apa-apa bagaimana? Dia memiliki rumah dan pekerjaan berarti dia sudah bisa menghidupi mu,"
"Entahlah, mungkin dia merasa tidak pantas bersanding dengan ku,"
"Apa kau sangat mencintai nya?"
"Aku sangat mencintainya Phi, aku tidak tau jika hidup ku harus tanpa ada dirinya, bagi ku dia laki-laki yang sangat baik dan hangat, dia seperti Ayah namun mereka tetap ada sedikit perbedaan, Tharn tidak pernah marah atau membentak ku bahkan dia selalu memperlakukan ku dengan sangat lembut, sebelumnya aku tidak pernah bertemu dengan sosok seperti Tharn yang penyabar dan sangat penyayang,"
"Kau sangat beruntung mempunyai Tharn, semoga saja Paman menyetujui hubungan kalian,"
"Ada Phi bukan? yang bisa membantu ku dan Tharn,"
"Aku tidak janji bisa banyak membantu mu, namun aku akan berusaha sebisa ku,"
"Terimakasih Phi,"
"Sudah sana, turunlah dan habiskan waktu mu bersamanya sebaik mungkin, besok aku akan menjemput mu,"
"Sekali lagi terimakasih Phi,"
Gulf turun dari mobil, lalu iya menghampiri Tharn yang sudah menunggu nya di depan pintu, setelah di rasa aman Zee pun kembali ke Mansion namun alangkah sialnya bahwa Briana diam-diam mengikuti mereka dia akan memberi pelajaran pada Gulf karna sudah berani menolaknya untuk menikah dengan Ayah nya.
"Kenapa tadi lama?"
"Biasa berbincang sebentar dengan Phi Zee,"
"Apa yang kalian bicarakan?"
"Tidak ada,"
"Katakan?"
"Tidak ada sayang, apa kau tidak merindukan ku?"
"Aku sangat merindukan mu, maaf jika selama satu minggu aku tidak menghubungi mu,"
"Tida apa-apa aku mengerti, apa kau sudah makan?"
"Aku tidak butuh makan jika sudah bersamamu, aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan bercinta, apa kau mau?"
"Pertanyaan macam apa itu? Dasar mesum,"
"Aku mencintaimu,"
"Aku lebih mencintaimu, dan jangan coba-coba kau meninggalkan ku,"
"Aku akan selalu bersamamu, jika nanti aku mendapat libur lagi aku ingin mengajak mu pergi ke suatu tempat,"
"Kemana?"
"Tidak akan aku beritahu sekarang,"
"Tharn!"
Cup...
"Jangan mencium ku,"
"Kenapa?"
"Aku tidak mau, karna kau menyelbalkan,"
"Jangan marah sayang nya aku,"
Tharn menggendong dan membawa Gulf ke kamar, tindakan Tharn membuat Gulf sedikit terkejut.
"Tharn, apa yang kau lakukan? Lepas,"
"Diamlah, aku hanya ingin mengajak mu tidur,"
Tharn merebahkan Gulf lalu dia pun naik ke atas tubuh Gulf lalu menciumi nya, Tharn sangat merindukan kekasih nya ini dia rindu saat Gulf terus mendesah menyebut namanya.
"Jangan lakukan,"
"Kenapa?"
"Aku sedang marah padamu,"
"Jadi pacarnya aku ini sedang merajuk? Pantas saja wajahnya sangat mengemaskan,"
Gulf membuang wajahnya kesamping dia tidak ingin menatap Tharn, sedangkan Tharn terus mencumbu nya tentu saja aksi Tharn membuat Gulf tidak tahan untuk tidak mendesah.
"Kana, sayang,"
Enghhh...
"Tharn!"
Tharn membelai wajah cantik Gulf, wajah yang selalu iya rindukan saat sedang berjauhan.
"Apa boleh?"
"Hmm!"
"Boleh tidak?"
"Lakukan, aku milikmu sayang,"
Dan pada akhirnya mereka melakukannya, satu minggu tak berjumpa membuat mereka rindu satu sama lain, di kamar yang tidak terlalu besar itu mereka saling mencumbu saling merayu menyalurkan hasrat, bahkan kini Gulf tidak berhenti mendesah membuat Tharn tidak berhenti memasukan miliknya dalam-dalam, Gulf meremat kuat-kuat rambut Tharn saat dirinya mendapat serangan yang membuatnya tak berdaya sunguh hal seperti ini yang Gulf rindukan saat bersama Tharn walaupun begitu Tharn tetap memperlakukan Gulf dengan sangat lembut.
Setelah tiga jam akhirnya pertarungan panas itu kini mereka sudahi karna Gulf mengeluh lelah, meskipun Tharn masih ingin namun dia tetap menghentikan aktivitas nya.
"Tharn, aku lapar,"
"Katakan, apa yang ingin kau makan?"
"Buatkan aku ayam goreng saja,"
"Akan aku buatkan, kau tungu disini,"
"Jangan lama-lama sayang,"
"Hanya sebentar,"
"I love you,"
"Love you to, sayang nya aku,"
Gulf sangat mencintai Tharn jika seandainya suatu saat nanti dia kehilangan Tharn apa yang akan terjadi pada Gulf dan apa yang akan Gulf lakukan? Tidak Gulf tidak bisa hidup tanpa laki-laki yang sudah membuat hidupnya bahagia laki-laki yang sudah membuatnya merasakan apa itu arti cinta.
Bersambung..
❤️❤️