"kamu tau gan dengan kamu bersikap seperti itu malah membuat aku bingung"
"di satu sisi kamu seolah minta aku untuk tetap di dekat kamu tapi di satu sisi pula kamu meminta aku untuk menjauh tolong jangan mainin perasaan aku ragan" ragan masih enggan untuk menjawab terlalu sakit menjawab sambil melihat mata indah yang sedikit lagi akan mengeluarkan cairan bening itu.
"di sini seolah aku yang berjuang sendiri aku cape aku pengen lupain kamu itu susah gan susah banget" Lula terus terisak ia benar-benar bingung, bingung dengan semua yang sekarang yang ia hadapi ia sudah benar-benar menyerah ada kalanya Lula merasakan lelah yang amat lelah seperti sekarang.
"Lula gua tau gua salah, jangan bodoh hanya karena cinta cinta ga selamanya bikin lo bahagia" ragan memagang lengan Lula lalu menaruhnya di pipinya.
"semua bisa berubah seiring berjalannya waktu, baik waktu maupun pun perasaan dapat berubah jika waktunya tiba" Lula masih mendengarkan ucapan ragan tanpa memotongnya.
"cinta itu hanya tempat para manusia merasakan kenyamanan bukan keabadian, lo terlalu bodoh soal cinta lu" lanjut ragan
"aku gila karena kamu, ragan jangan mainin aku ya? aku cape ini bener cape gan jangan kaya gini" Lula memegang baju milik ragan dan menundukan kepalanya.
"semuanya udah berakhir Lula"
"tapi kenapa? apa yang bikin kamu Akhiri hubungan kita seenaknya?" Lula menatap sendu ke arah ragan yang hanya memalingkan wajahnya.
"gua berengsek lula"
"aku ga peduli aku suka sama kamu bukan karena kamu berengsek atau engganya"
"gua ga pantes buat lo"
"kamu sangat pantas buat aku"
"gua suka orang lain puas? "
hening beberapa detik hingga akhirnya Lula tersenyum." aku tunggu sampai kamu engga mencintai orang lain"
"tolol, lo cewe gila, jangan deketin gua lagi, lo bakal sakit nantinya"
"jika memang sakit adalah cara terbaik untuk selalu bersama kamu aku akan selalu merasakan sakit itu " ragan di buat diam oleh kalimat yang di lontarkan oleh Lula bagaimna mungkin ada cewe spesies Lula? sangat gila.
"jangan gila, mari menjalani hidup tanpa mengingat kisah kita dulu gua pergi" dan setelah itu ragan pergi tanpa memperdulikan Lula yang masih diam tak bergeming di sana.