Sela sebenernya memiliki keinginan untuk pulang cepat dan segera tidur tapi karena insiden tadi membuat Sela harus menunggu di kantor polisi dulu selama 30 menit.
Pria mesum tadi sudah di tahan dan kini Sela ada di ruang periksa untuk menyelesaikan laporannya.
"You okay?" Lucas datang membawa 2 kaleng latte dan memberikan salah satunya pada Sela.
"Yes."
"Ini sudah selesai? Mau aku antar pulang? "
"Memangnya kamu bawa kendaraan?"
Lelaki tampan itu tersenyum menunjukkan gigi kelincinya.
"Tidak. Hehe..."
Sela duduk di lobby kantor polisi setelah membubuhkan tanda tangannya. Dia sempat melirik jam dinding yang hampir menunjukkan pukul 12 malam. Rasanya lelah sekali, Sela benar-benar butuh tidur.
"Kamu kok ada di Korea ? "
"Iya, pekerjaanku di Inggris sudah selesai dan ada beberapa hal yang harus aku selesaikan di Korea sebelum kembali ke Hongkong."
"Aahh begitu."
Sela diam sambil menyesapi latte dingin di tangannya. Dia bingung mau bertanya apa lagi. Dan juga karena hubungan keduanya tidak berakhir baik di Inggris membuat Sela merasa agak canggung dengan Lucas.
Lucas adalah teman kuliah Sela di Inggris. Dia sangat baik dan sering menolong Sela saat kesulitan berada di negeri orang. Itulah kenapa mereka cepat akrab dan akhirnya saling jatuh cinta.
Sela dan Lucas berpacaran cukup lama.
Hubungan mereka berjalan sangat baik selama 4 tahun dan kemudian berpisah karena sebuah perselisihan.
Lucas tersenyum malu-malu ketika menatap Sela dan mengusap belakang kepalanya.
"Kamu makin cantik yah sekarang, jadi deg-degan ini dekat-dekat. "
Sela pun mengulum senyumannya seperti seorang remaja kasmaran. Gadis itu mengusap wajahnya dan menatap arah lain.
"Biasa saja." Kata Sela malu.
"Sela."
Disaat itu Sela mendengar panggilan Jeno. Lelaki itu baru pulang dari tugasnya. Dia mendekati Sela lalu menatap tajam ke arah Lucas.
"Katanya kamu di lecehin?"
"Iya."
Jeno menatap Sela dengan wajah bersalah.
"Kamu ngga apa-apa kan?"
Sela berdiri dan menunjukkan bagian belakang celananya yang terdapat noda bekas sperma disana. Jeno melotot saat melihatnya.
"Nodanya tidak bisa hilang."
"Ini pacar kamu?" Lucas yang sedari tadi hanya menjadi pengamat mulai tertarik pada perhatian yang di berikan Jeno.
"Tunangannya. " Jeno menyahuti dengan wajah tak bersahabat. Ini pertama kalinya Sela melihat wajah itu.
"Aah... Kau sudah tunangan rupanya. Wah sepertinya aku terlambat yah..." Lucas tertawa dan menggaruk belakang kepalanya.
"Siapa dia?"
"Aah.. kenalkan ini Lucas, dia mm... Tem.."
"Mantan pacar Sela." Lucas memotong ucapan Sela.
Gadis itu memejamkan mata, tampak tertekan dan terpojok dengan keadaan. Sela sadar kalau Jeno sudah kesal sejak awal melihat Lucas, sialnya Lucas malah memperkeruh keadaan.
Sela bisa melihat rahang Jeno yang mengeras saat beradu tatapan tajam dengan Lucas.
"Jen, ayo pulang."
Sela tidak mau terjadi sesuatu yang buruk. Jadi Sela menarik Jeno menjauh dan berpamitan pada Lucas.
"Lucas, terima kasih sudah menolong. Aku pulang dulu ya."
Dan mood Jeno bertambah lebih buruk ketika melihat Sela melambai dengan senyuman pada Lucas.
"Kamu kenapa sih? Muka nya serem banget."
"Seneng ya ketemu mantan?"
Jeno berjalan lebih dulu ke arah motornya. Meski kesal dia tetap memakaikan helm pada Sela.
"Engga juga. Kalau bukan karena Lucas mungkin akan terjadi hal yang lebih buruk."
Jeno menarik nafas panjang, raut penyesalannya tampak kentara di wajahnya.
"Maaf, harusnya aku yang menjagamu."
Sela mengangguk.
"Iya, aku tau kamu sibuk. Kamu juga punya pekerjaan dan tidak bisa menjagaku 24 jam. Tidak perlu merasa bersalah. "
Ketegangan di syaraf wajah Jeno perlahan mengendur. Lelaki itu tidak boleh berkendara dengan emosional. Itulah kenapa sebisa mungkin dia mengendalikan dirinya.
"Berapa lama?"
Deru angin yang mereka terobos tidak membuat Sela tuli akan pertanyaan Jeno. Lelaki itu sedikit menoleh kebelakang untuk menunggu jawaban Sela.
"4 tahun. 2 tahun yang lalu putus."
"Dia yang pertama?"
Sela paham betul arah pertanyaan Jeno, dan nada kekecewaan Jeno pun bisa di tangkap dengan baik oleh Indra pendengarannya.
Sela menunduk ketika kepalanya bersandar di punggung Jeno dan tangannya merapat ketika memeluk Jeno dari belakang.
"Iya."
Gadis itu membenarkan kalau memang Lucas lah orang pertama dalam hidupnya, orang pertama yang merebut hatinya sekaligus merenggut keperawanannya.
Sela bisa mendengar Jeno menghela nafas lalu melajukan motornya lebih cepat. Dia kesal. Dia pasti kecewa.
Ketika sampai di halaman rumahnya, gadis itu tak kunjung masuk. Dia ingin meluruskan sesuatu sebelum Jeno pergi.
"Maaf. "
Jeno masih diam, dia menerima helm nya kembali dari Sela.
"Kamu marah?"
"Sedikit."
Mata mereka bertemu. Dan mereka terdiam meresapi perasaan masing-masing.
"Maaf, aku hidup terlalu bebas di Inggris. "
"Aku tau. Aku sudah berjanji untuk tidak melihat masa lalumu kan. Jangan khawatir. "
Jeno mengusap kepala Sela dan berusaha tersenyum.
"Aku pulang ya?"
"Jen..."
"Hmm...?"
"Ngga mau nginep disini aja?"
"Ngga sekarang yah.."
Sela mengangguk mengerti. Jeno mungkin butuh waktu untuk meredakan kekecewaannya. Sela cukup tau diri untuk tidak menuntut macam-macam pada Jeno dan membiarkan lelaki itu menjernihkan pikirannya.
Jeno hanya melambai padanya sebelum pergi dan mengucapkan selamat malam.
Meninggalkan Sela yang masih mematung di depan pagar dengan perasaan bersalahnya.
Lucas Vs Jeno
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN 👍