Giselle barusaja pulang dari checkup kondisi kakinya. Semalaman perempuan itu ga bisa tidur karena kakinya nyut-nyutan.
Kata dokter, tulang telapak kaki Giselle bergeser. Beruntung nggak sampai retak atau patah tulang.
Sampai apart, Giselle di kejutkan dengan kehadiran Papanya. Melihat Papanya duduk dengan setelan kaos polo dan celana bahannya bikin Giselle mau nangis. Udah lama banget nggak lihat Pak Jongin dalam bentukan begitu.
"Papaaa" Giselle menghambur ke pelukan Papanya. Lelaki itu menyambut dengan senang hati.
"Opo kata dokter? "
"Kegeser tulangnya Om. " Ningning bantu jawab pertanyaan Jongin.
"Yowis, di urut ya. Papa udah minta Pak Lay cariin tukang urut tadi. "
"Nggak mau. Takut. "
"Sakit sebentar aja kok. Daripada kamu tersiksa pincang gitu. "
Ningning meninggalan Giselle dan Papanya. Memberi ruang untuk mereka mengobrol satu sama lain di ruang tamu.
Giselle dari tadi ga berhenti gelendotin Papanya. Kebiasaan perempuan itu dari kecil. Setiap sakit,maunya di manjain sama Papanya.
"Mama kemana? " tanya Giselle.
"Ada project bareng Maminya Ningning Di lombok. Baru dapat flight ke jakarta nanti malam. "
Giselle hanya mengangguk mengerti. Mamanya merupakan seorang fashion designer. Sama seperti Maminya Ningning. Mereka udah kenal lebih dulu di banding Ningning dan Giselle.
"Cel, that's why papa ga bolehin kamu naik motor. Liat sekarang? " Jongin menunjuk kaki bengkak giselle dengan matanya.
"Iya maaf Pa. "
"Sama siapa jatuhnya? Pacarmu? "
"Bukan. Dia temen aku. "
"Laki-laki? "
"Iya. "
"Yowis, nanti suruh ketemu Papa. "
"Buat apa lho? "
"Pingin tak sentil ubun ubune. "
Giselle ketawa. "No need lah Paaa. Baik ko temen ku itu. Pas jatuh juga dia lindungin kepalaku. "
"Tetep aja Icel,Papa harus ketemu sama dia. "
"Duh iya dah bawel banget Pak Jongin. "
Nggak lama kemudian, pembicaraan mereka terpotong karena orang yang di tunggu udah dateng. Yaitu Pak Lay dan Ibu tukang urut.
Ningning keluar kamar karena tahu pasti butuh bantuan buat pegangin Giselle biar ga berontak. Sialnya, hari ini hanya ada Ningning. Winter sedang membucin bareng sungchan, dan Karina lagi ada acara keluarga.
"Bu pelan pelan Bu... " Pesan giselle sebelum menyerahkan kakinya keatas pangkuan si Ibu tukang urut.
"Iya Neng, sakit dikit doang kok. Kayak di gigit semut. Merem aja merem. "
Giselle memejamkan matanya sesuai instruksi.
"AAAAARRRRRGHH INI SEMUT ZAMAN MEGALITIKUM YA? "
"SAKITTTT PAPAAA"
"TOLOONGG"
giselle berontak keras di pelukan Papanya. Sedangkan ningning mulai kewalahan menahan bagian lutut giselle supaya ga banyak gerak.
"JAHAT SEMUANYA JAHATT GUA DI SIKSAAA"
"HUHUHUHU"
giselle persis orang gila. Nangis sesegukan. Sesekali ngelampiasin sakitnya dengan gigit tangan dan lengan Papanya. Jongin pasrah sambil berusaha menenangkan anak perempuan kesayangannya itu.
Bukan alay tapi emang sakitnya ga bisa di jelasin deh. Kalau mau tau coba ketabrak dulu. 😁
1 jam penuh kesakitan untuk giselle pun berlalu. Kini perempuan itu terduduk lemas di sofa dengan sisa sisa air matanya. Jongin menguncir surai panjang anaknya dengan ikat tali yang selalu Giselle pakai di tangannya.
"Mau pulang ke Kemang? " Tanya Jongin.
Giselle menggeleng.
"Bener? Pulang ya? Biar papa sama mama gampang cek keadaan icel."
"Ngga. Aku gamau. "
"Yaudah kalo gitu. Tapi gaboleh ke kampus ya sampai sembuh. Kalo nakal melanggar papa tau lho cel. "
"Iya Paaa. "
Jongin mengelap sisa sisa airmata di wajah anaknya itu dengan jarinya. "Kalo begini Papa jadi ga tega mau balik ke kantor."
"Papa kan bisa jenguk aku tiap hari. Lebay deh. "
"Namanya sayang ini cel. Yowis Papa jalan ya. Kalau ada apa apa kabari papa. Hape mu itu jangan matiin data. "
"Iyaaa. "
"Ning, nitip icel yo. "
"Siap Om. Aman"
•••
Tidak berselang lama kepulangan Jongin. Jihoon dan Soobin datang berkunjung untuk menjenguk Giselle. Perempuan itu masih tertidur di sofa ruang tamu dengan bau khas minyak urut.
"Habis di urut dia? " tanya Jihoon ke Ningning.
"Iya tadi. Mampus lu jihoon di cariin papanya Giselle. "
"Kok gue? "tanya Jihoon panik.
"Ya iyalah lu. Kan lu jatuhnya berdua."
"Galak gak bokapnya dia Ning? "tanya Jihoon cemas
"Galak, bisa di geprek ubun ubun lo. "
Jihoon diam-diam nelan ludah. Kepikiran kalau beneran di geprek Bokapnya Giselle.
Ningning membangunkan Giselle karena Jihoon dan Soobin datang buat jenguk dia.
"Sorry ya gue jadi ga bisa ikut presentasi hari ini. " Kata Giselle. Merasa gak enak pada teman sekelompoknya itu.
"Apaan si sorry-sorry. Gua udah izin ke dosennya kok. Aman nilai kita. " jawab Soobin.
Giselle melirik ke Jihoon yang menunduk ke bawah.
"Bawa apaan tuh? " tanya Giselle ke Jihoon.
"Nasi padang buat gue sama soobin. " jawab Jihoon. Giselle melirik ke arah jam dinding yang memang memasuki waktu makan siang.
"Iya,kalo buat lu mah ini nih. " Soobin menyerahkan goodie bag berisikan buah-buahan,roti,dan beberapa minuman vitamin untuk Giselle.
"Repot-Repot dah lo berdua. Makasih by the way."
"Sama-sama. "
"Yaudah makan dulu tuh nasi lo berdua. Udah jam makan siang tau. " kata Giselle.
Soobin dengan cepat membuka bungkusan nasinya. Bahkan sebelum itu dia minta tolong ningning buat ambilin minum selagi soobin fokus makan.
"Ji lo ga makan? " tanya Giselle pada Jihoon yang diam menikmati cola nya.
"Gue belom laper." jawab Jihoon.
Giselle hanya mengangguk.
"Kata dokter kenapa? "
"Cuma kegeser kok tulangnya. Gue juga udah di urut tadi. " jawab Giselle.
Jihoon melihat sendu ke arah kaki giselle yang bengkak itu.
"Apaansih muka lo kok merana gitu? Gak cocok tau. " ledek Giselle.
"Gue lagi berempati ini, bukan merana. "
"Ehh guys ada yang bisa anterin gue gak ke Patal senayan? " Ningning datang ke ruang tamu dengan sedikit panik.
"Kenapa Ning? " tanya Giselle.
"Ini si Chenle ketilang, nangis. "
"Ko bisa? "
"Aduh ribet deh pokoknya.. Ini siapa anterin gue dulu dong, sebelum jakarta jadi lautan air mata chenle. "
"Bin pakai helm gue Bin buat Ningning. " kata Jihoon. Berharap semoga Soobin paham kode yang diberikan supaya soobin aja yang pergi jadi gua bisa berdua Giselle.
"Bentar-bentar gua cuci tangan. Suruh si celeng shareloc. " jawab Soobin.
"Celeng siapa? " tanya Ningning bingung.
"Itu yang ketilang. "
"Stupid. Its chenle. Chen-le. " Koreksi ningning.
"Iya pokoknya die. "
"Jihoon. Titip Giselle ya." Setelah berpesan begitu, Ningning segera pergi dengan Soobin menuju lokasi chenle. Menyisakan Jihoon dan Giselle hanya berdua di unit ini.
Jam menunjukkan pukul 14.00 Giselle dan Jihoon canggung menatap layar televisi.
"Ji, boleh minta tolong ngga?" tanya Giselle setelah berpikir lama.
"Hm? "
"Tolong ambilin hp gue dong di kamar. Di atas meja lagi di charge" Ujar Giselle.
Jihoon menoleh ke belakang dimana ada 4 pintu dengan cat yang sama. ."Kamar lo yang mana? "
"Itu yang pintunya ada dreamcatchernya."
Jihoon pun segera bangkit menuju kamar Giselle. Begitu pintu terbuka Jihoon nyengir. Kayak-Ohh kamar giselle kaya gini.
Gak banyak dekorasi yang di ubah, sama seperti interior bawaan apartemen. Jihoon menyimpulkan bahwa Giselle adalah fans Big fans of taylor swift karena koleksi vinyl yang ia dekorasi di dinding adalah full album dari Taylor.
Jihoon bergerak ke meja belajar yang di maksud Giselle. Mencabut kabel charge dan mengambil ponsel perempuan itu.
Et tapi tunggu dulu. Bingkai foto yang terpajang di atas sana mengalihkan atensi Jihoon. Foto masa kecil Giselle
"Lucu banget mau berubah jadi avatar ya kak? " monolog Jihoon. Gak lupa mengambil ponselnya untuk mengabadikan foto itu.
"Ketemu ga Ji? " Teriakan Giselle dari depan sana membuat Jihoon buru-buru balik ke ruang tamu lagi.
"Iya, nih. " jihoon menyerahkan ponsel itu ke giselle.
"Thanks, btw lo mau jajan apa? Biar sekalin aja,gue mau pesen makan. " kata Giselle,sibuk scroll aplikasi berlogo hijau itu.
"Lah emang lu belum makan siang? "
"Belom. "
"Gimana sih lu lagi kayak begini ko telat makan?! "kata Jihoon.
"Ya ini juga mau pesen kok. " Sungut Giselle. Mulai males sama Jihoon.
"Udah tau kalo pesen online sampainya lama. Sekarang aja udah jam 14.15."
"Ya gue pesen yang deket deket kok ini. Palingan 1 jam lagi sampai. "
"1 jam lagi itu mah udah jadi makan sore,bukan makan siang. Dasar aneh. " kata Jihoon penuh julid.
Giselle badmood. Meninggalkan Jihoon berdua dengannya adalah ide buruk. Giselle sedikit kesal kenapa bukan Jihoon aja yang pergi nganterin Ningning. At least kalau Soobin yang stay di sini nggak akan se-rese Jihoon.
"Yah.."
"Udah pesan? " tanya Jihoon.
Giselle mengangguk."Udah, pesen soto. Cuma katanya restonya antri. Estimasi jadi lebih lama karena hujan. "
Jihoon paham Giselle mulai badmood. Ditambah pasti perempuan itu lapar.
"Makan roti dulu tuh. " Kata Jihoon.
"Ngga ah tadi juga gue sarapan roti.. "
"Makan nasi gue aja tuh. Sotonya buat nanti aja. " kata Jihoon. Menyerahkan plastik berisikan nasi padang itu.
"Beneran lo gapapa? "
"Iya. Makan aja, gue tadi niatnya beli emang buat makan sore. "
"Yaudah makasih ya. " Giselle mulai membuka bungkus tersebut.
"Oh iya.." keluh Giselle.
"Kenapa lagi? "
"Kalau gue makan ini ribet nanti harus bolak balik cuci tangan. " Giselle menatap sendu kakinya yang bengkak.
Dia memilih buat nahan laper dikit daripada bolak balik cuci tangan yang kalau berdiri aja ngilu bangettttt.
"Gue ambilin sendok mau? " tanya Jihoon.
"Spesies mana tuh makan nasi padang make Sendok? " cibir Giselle.
Jihoon menghela napasnya. "Rumit banget dah perempuan. "
Giselle membungkus lagi nasi padangnya.
"Nih gajadi deh, nunggu soto aja. "
"Beneran gamau pake sendok?" ulang Jihoon. Giselle hanya menggeleng.
Jihoon menghela napasnya, ia berjalan menuju wastafel untuk mencuci bersih tangannya. Lalu mengambil piring dan segelas air dari dapur.
Giselle hanya memerhatikan gerak gerik Jihoon sekilas. Lalu kembali fokus pada layar ponselnya.
Tetapi melihat Jihoon yang kian mendekat dan duduk menghadap ke arah Giselle,membuat perempuan itu bertanya tanya.
INI ORANG MAU NGAPAIN?
Jihoon dengan perlahan menata piring untuk alas nasi padang itu.
"Ayo,buka mulut. "
Giselle melotot kaget dengan perlakuan Jihoon. Iya sih nasi Padang ga enak kalo dimakan pakai sendok, TAPI YA GA DI SUAPIN PAKAI TANGAN JIHOON JUGAAAA.
"hah? Apaan gamauuu masa di suapin. "
"Ga bisa juga ini pakai sendok orang pakai ayam bakar kok. Ribet. " kata Jihoon.
"Y-Yaudah gue makan sendiri. "
"Nanti kotor."
"Gapapa nanti cuci tangan. "
"Nanti kotor Icel. "kata Jihoon.
Nadanya yang berubah lembut itu bikin giselle dag dig dug.SIAGA SATUUU
"lo ga jijik emang? " Giselle masih terus cari alasan supaya ga di suapin Jihoon.
Jihoon ketawa. "Emang lo mengandung najis? "
"Udah, ayo aaaa gue udah cuci tangan kok. " kata Jihoon lagi
Suapan itu sudah ada tepat di depan mulut Giselle. Ragu-ragu perempuan itu membuka mulutnya. Jihoon senyum melihatnya, misi mengejar cinta giselle siap di mulai.
"Enak ga? " tanya Jihoon.
Giselle mengangguk "Enak. "
"Nama lo kenapa Giselle deh, susah banget di sebutnya. " ujar Jihoon.
"Seumur gue hidup lo doang yang bilang nama gue susah. Dasar freak. "
"Ya emang susah nyebutnya,contoh nih, selle selle atau gis gis. Kaga enak banget kan? "
Bukan ide buruk mengangkat topik ini. Acara suap suapan mereka jadi ga begitu canggung.
"Yaudah biar enak lu mau gimana? "
"Icel. " jawab Jihoon.
Giselle sudah nggak asing dengan namanya di sebut dengan cara seperti itu, biasanya papa, mama, kaka dan keluarga besarnya memanggilnya dengan sebutan Icel.
Tapi kali ini..denger itu keluar dari mulut Jihoon.. Ada yang aneh sama detak jantung Giselle.
SIAGA SATUUU
"Boleh ga gue panggil lu Icel? "
"Ya boleh boleh aja sih. Senyaman lu Aja."Jawab Giselle.
Santai di luar terbantai di dalam.
"Buruan dong cel makannya. Seneng lu ya gue suapin? " ledek Jihoon.
"Sialan. Yaudah udahan. " kata Giselle,enggan membuka mulutnya.
"Ngambek dah. Nanggung nih 3 suap lagiii" Bujuk Jihoon.
"Cel, ayo cel aaaaa. "
"Cel. "
"Icel"
"Bawel." pada akhirnya giselle kembali membuka mulutnya dan Jihoon kembali menyuapi gadis itu.
"Once again, I'm so sorry ya Cel for making you like this. "
"Stop saying sorrryyy" kata Giselle gemas setiap kali Jihoon merasa bersalah karena insiden kecelakaan itu.
"But however—"
"Aji stop it. "
"w-what? Pardon? "
"Stop minta maaf. "ulang Giselle.
"Bukan yang itu. Tadi lu panggil gue apa? "
"Aji? "
Jihoon full senyum. Duh gimana yah, belum jadian aja udah punya petname, gimana jihoon gak ke-Gr-an.
"Dih kenapa lo nyengir? " tanya Giselle.
"Panggil gue Aji ya mulai sekarang. "
Sekarang yang manggil Jihoon Aji bukan cuma Baba Jinan aja, tapi ada mbak giselle si calon pacar.
• TBC •
NULISNYA SAMBIL CENGAR CENGIR 😷😷
I'm really sorry kalo udah ga update update ini lamaaaa bangett. Won't promise anything but sampai ketemu di misi mengejar cinta giselle part selanjutnya.
Salam dari,
Aji and Icel
(cr:pinterest)