LENGKARA (end)

By Keyclo

32.4K 1.5K 151

Orang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terim... More

Prolog
Embun pagi
Matahari
Japa
Bulan
Bingkai poto
Karsa
Bingung
Harsa
Tangguh
Kebenaran
Luka
di Hari yang Sama, Namun Berbeda Tujuan.
Kembali?
Bentala dan Bumantara
Tentang Kita
Tentang Kita (2)
Rahasia
Usang
Selamat Datang, Kristela
Parasut Pelarian
Risau
Ujian
Awal
Tengah
Menuju Akhir
Akhir
Mantra Petaka
Usai

Selamat tinggal (END)

1.5K 61 22
By Keyclo

Beberapa bulan telah Kayla lalui tanpa hadir Tian disisinya, bahkan untuk melihat Tian saja ia tidak bisa.

Kini Kayla sedang berada di boncengan Bagja, Aca ingin night ride katanya.

"KAK!"

Bagja menepikan motornya, "Jangan teriak terus, ini gendang telinga gue bisa pecah"

Kayla membuka helmnya, merapikan rambutnya yang terikat,"Lagian ngebut banget! Aca sama Aji ketinggalan itu" Ia menoleh kearah belakang.

Bagja mengambil handphone di sakunya.

Kayla mengintip dari bahu Bagja, melihat lelaki didepannya saat ini sedang membuka line.

"Jangan suka kepo"

Dengan reflek ia langsung menjauhkan pandangannya dari layar, "Dih siapa juga yang ngintip" Kayla menatap sekitarnya, "Lagian masih zaman main line?"

"Anak kayak lo mana ngerti"

Kayla ingin sekali melempar helm yang ada ditangannya saat ini, "Kita cuma beda setahun"

Bagja hanya tersenyum, "Aji sama Aca mau berdua, date katanya"

Kayla berdecak, "Pasti Aji maksa"

"Pulang aja lah kak" Pinta Kayla.

"Jalan jalan dulu sebentar ya?" Tanya Bagja.

Tanpa jawaban dari Kayla, dengan cepat Bagja menaruh kembali handphone di sakunya, rindu yang saat ini ia punya masih belum terobati.

"Nanti gue antar pulang, sekalian bilang sama ibu lo"

"Ibu udah lama ngga pulang" Jawab Kayla.

Bagja hanya terdiam, ia akan bertanya pada Kayla nanti.

Angin malam yang berhembus membuat Kayla mengantuk, perjalanan antara ia dan Bagja cukup jauh, "Lo mau bawa gue kemana?"

Tidak ada jawaban.

Kayla merasa kesal, duduk terlalu lama bisa membuatnya jompo.

Kayla menautkan tangannya kedepan, kearah Bagja agar ia dapat memeluknya.

Menikmati angin malam didalam pelukan lelaki didepannya.

Degup jantung Bagja saat ini cukup membuatnya sulit untuk berkonsentrasi, ia ingin tersenyum dan berteriak saat ini.

"Ngantuk ya?"

Tidak ada jawaban.

Dendaman banget lo, Kay.

Kayla yang saat itu mengetahui Bagja yang menghentikan motornya, ia dengan reflek melepas pelukannya, "Udah sampai?"

Loh?

Kayla menatap sekelilingnya, ia tidak pernah ke tempat ini. Lingkungannya cukup asing baginya.

"Kita mau ngapain?" Tanya Kayla.

Tangan Bagja terulur untuk melepaskan helm milik Kayla, membantu Kayla turun dari motornya, "Makan nasi goreng"

Kayla hanya membeku, beberapa puluh menit perjalanan yang ia tempuh hanya untuk makan nasi goreng?

"Sepanjang jalan tadi kita ngelewatin banyak tukang nasi goreng loh kak. Dan lo ngajak gue kesini malam malam, terus cuacanya dingin cuma buat makan nasi goreng?"

Kayla menatap Bagja seakan tidak percaya.

"Kenapa? Nasi goreng disini kesukaan gue" Ia melepas jaket yang sedang digunakan, menaruhnya dipundak Kayla, "Dingin? Kenapa ngga bilang"

Bagja segera menghampiri abang nasi goreng, dilain sisi Kayla hanya menggelengkan kepalanya.

Bagja berdiri disebelahnya, "Mang, nasi goreng seafood nya dua ya"

"Yah nasgor seafood nya habis bang, abang sih datangnya kemaleman"

Bagja tampak kecewa, "Loh kok gitu si mang"

"Iya nih bang, laku banget nasgor seafood nya, besok lagi aja ya kesini? Saya sisain deh"

Bagja hanya mengangguk.

"Yaudalah Kay, ayo pulang"

Kayla menghela napasnya, "Kan ada nasi goreng yang lain, ada nasgor kambing, nasgor ampela, nah itu pete juga ada"

"Disini tuh yang paling best dan special nasgor seafood nya, Kay"

Kayla mendekati Bagja, "Lo ngidam ya kak?"

Tidak lama dari pertanyaan konyolnya, ia mendapat sentilan pelan dari Bagja, Kayla mengelus dahinya, "Kebiasaan banget, nanti jidat gue masuk kedalam nih"

"Pelan itu, jangan berlebihan. Lagian lo aja ngga hamil gimana gue bisa ngidam" Jawab Bagja asal.

"Mulut lo kalau minta dicabein bilang aja kak"

Bagja mengangkat alisnya, "Ngga mau dicium aja?"

"Mesum lo! Pulang ah"

Kayla segera menghampiri motor Bagja, pemilik motornya hanya tertawa geli.

Mata Kayla kembali segar, ia menatap sekitar dan melihat taman kecil yang berada di samping pasar malam.

"Ini daerah mana kak? Mampir kesana bentar dong, kayaknya bagus"

Bagja mengikuti permintaan Kayla, tempat ini memang sudah menarik perhatiannya sejak tadi.

"Ramai banget" Ucap Kayla. Pandangannya tidak lepas dari kumpulan orang disana.

Bagja merangkul Kayla untuk yang kesekian kalinya, mereka memilih menonton pertunjukan yang ada, menikmati beberapa makanan yang dijual disana.

Mata Bagja menangkap penjual gulali dengan bentuk yang sangat manis.

"Tunggu sebentar disini, jangan bergerak sedikitpun"

Kayla hanya mengangguk, ia masih terpana dengan indahnya taman yang dihias sedemikian rupa, lebih indah dari taman yang ada didekat kompleknya.

Tatapannya mencoba mencari Bagja kearah dia pergi, ia hanya bisa melihat rambutnya saja dari sini.

Saat ia sedang asik dengan pertunjukan pantonim didepannya

"Kayla?"

Suara yang tidak asing, namun sudah lama ia tidak mendengarnya.

Kayla menolehkan kepalanya, mencoba memastikan pemilik suara tersebut.

Kristian.

Mata Kayla berbinar, seakan ia menemukan sebuah harta karun di hidupnya.

Ia tersenyum, mencoba untuk tidak meneteskan air mata atas rasa rindunya.

"Maaf, gue hanya berniat nyapa lo tadi" Ucap Tian.

Kayla mengangguk, senyumnya masih belum terlepas, "Lo sama siapa?"

Tian hanya menunjukkan wajah yang Kayla dapat pahami, sudah pasti dengan Kristela.

"Lo sendirian? Jauh ini dari daerah rumah lo"

Tian menatap Kayla dari bawah sampai atas, sebenarnya ia mengenali jaket yang sedang Kayla gunakan.

"Sama Kak Bagja, kayaknya lagi beli jajan dia"

Tian mengangguk, "Gue harap lo bisa bahagia sama Bagja, Kay"

Kayla menundukkan kepalanya, menatap ujung sepatunya, "Kalau kebahagiaan gue ada di lo, gimana bisa gue bahagia dengan orang lain?"

Tian menatap Kayla dalam, "Gue hanya luka untuk lo"

Ia tersenyum, "Dan gue bukan sumber kebahagiaan lo, Kayla. Meskipun hal itu terjadi, itu sudah berlalu, saat ini cari kebahagiaan lo lagi"

"LO TUH EMANG PENGGANGGU HUBUNGAN ORANG YA!"

Teriakan gadis yang berasal dari belakang Kristela dapat membuat semua mata menuju pada mereka.

Dengan tatapan bingungnya Kayla menatap Kristela.

"Dimana ada Tian, pasti ada lo! Lo penguntit kan?" Tanya nya dengan intonasi tinggi.

Cengkraman tangan Kristela yang berada dipergelangan tangan Kayla, cukup membuat emosi Tian naik.

"Tian itu pacar gue! ngerti ngga sih lo?"

"TIAN ITU PACAR GUE" Penekanan dalam kalimat itu diulangi lagi oleh Kristela.

Kayla berusaha melepaskan tangannya dari Kristela, jaket yang ia gunakan cukup melindungi tangannya.

"Cowo lo duluan yang nyamper, lagian ngga semua orang suka sama cowo lo" Jawab Kayla.

"Alasan! Orang kayak lo sadar diri! LO ITU MUSLIM DAN TIAN KRISTEN. Bisa sadar kan walau pun lo merebut Tian, lo ngga akan bisa dapetin dia"

Kayla mengepalkan tangannya, menahan emosi dan rasa sakitnya bersamaan.

"Perempuan yang berharap untuk menjadi kekasih Tian, perempuan yang berharap dan menghasut Tian supaya mengkhianati Tuhannya-"

"JAGA OMONGAN LO!"

Kayla mendekatkan dirinya kepada Kristela, "Gue ngga pernah berharap Tian untuk bersama gue dan gue ngga pernah menghasut Tian seperti apa yang lo bilang!"

"Jaga mulut lo baik baik, memang lo yang kenal Tian lebih dulu" Kayla menatap Tian, "Tapi gue yang merasakan sakitnya lebih dulu daripada lo"

Kristela terdiam.

"Gue ngga pernah berniat merebut Tian dari pelukan lo, gue juga ngga pernah protes saat gue tau Tian cinta sama lo"

Kayla meneteskan air matanya, rasa kesal sampai malu kini ada didalam lubuk hatinya.

"Gue rela lo sama Tian, gue udah ngelepas dia, gue juga ngga akan ganggu lo sama Tian, Kristela!"

"Tapi lo pernah deket sama cowo gue goblok!"

"Mulut lo di sekolahin ngga?"

Bagja datang dengan gulali ditangan kirinya, "Kalau lo ngga bisa jaga cewe lo, usahain ajarin dia tata krama dan kosakata"

Bagja meraih tangan Kayla, "Kayla saat ini juga sama gue, ngga akan merebut cowo lo"

"Ngga perlu takut Kris, gue bisa jaga Kayla. Bukan seperti Tian yang ngga becus jaga perempuan yang selalu sayang sama dia"

"Maksud lo ngomong gitu apa, Ja?" Tanya Tian.

Bagja tidak menggubris omongan Tian, ia memilih membawa Kayla pergi dari sini. Tatapan pengunjung juga masih menuju pada mereka.

Bagja dapat mendengar isakan tangis Kayla yang masih meneteskan air matanya.

Perjalanan panjang yang membawa Kayla larut dalam pikiran dan tangisan.

"Kayla, cukup ya? Gue mohon lupain Tian"

Bagja membuka gerbang rumah Kayla, membawa gadis itu masuk kedalam rumahnya.

"Gulali?" Tawarnya.

Kayla mengangguk, "Makasih banyak kak"

Bagja tersenyum, menghapus air mata Kayla, membawanya kedalam pelukan yang hangat.

Isakan tangis Kayla mulai mereda, ia membalas pelukan Bagja, menatap Bagja dari dalam dekapannya saat ini.

"Maaf ya kak"

Bagja tersenyum, mengecup pucuk kepala Kayla.

"Kapanpun dan apapun, akan gue lakuin untuk lo"

Bagja menangkup pipi Kayla, "Terkadang lo harus merelakan seseorang, supaya lo bisa menerima orang baru"

"Dan lo juga harus sadar, bahwa aku akan selalu menunggumu"

Kayla tersenyum, "Tunggu sampai gue siap ya, Kak Bagja?"

Hanya senyuman yang terukir, Bagja kembali memeluk Kayla.

Sampai kapanpun, gue ngga akan mengurangi cinta gue untuk lo, Kayla.

*

Dan pada akhirnya, hanya lembaran kertas yang bisa aku simpan untuk mengenang jika kita pernah bersama.

Dari semua ini, hal yang paling aku sadari adalah

Keterdal dan Istiqlal ditakdirkan untuk berhadapan, namun tidak untuk bersama.

Dan saat ini, gue benar benar melepas lo dengan Kristela.

Aku dengan sunyiku dan kamu dengan sendumu berjalan kearah yang berbeda, meninggalkan jalan yang sudah kita lewati bersama.

Kayla menatap beberapa lembar kertas yang tersisa.

Buku ini sudah selesai, bahkan saat buku ini selesai, aku belum bisa memilikimu.

Ia tersenyum dengan air mata yang masih menetes.

Jika kita berpisah untuk selamanya, setidaknya kisah ini akan abadi didalam buku ini. Karena aku sadar, aku dan kamu tidak akan pernah bisa menjadi kita.

Dan akhirnya kita bagaikan air tawar dan air asin di tengah lautan, yang mempunyai kesamaan tetapi tidak bisa bersatu. Karena satu perbedaan.

Kayla tertawa kecil, membaca semua kalimat yang ia tulis saat ini.

Selamat membuka lembaranmu dengan orang lain, akan ku akhiri kisah kita di bab ini. Berbahagialah dengan pilihanmu, Kristian Basupati.

Terima kasih telah menjadi bagian utama dalam buku ini. Kini, kembali lah pada kenyataan yang memutuskan impian kita untuk bersama.

I letting you go

Terima kasih telah hadir, Kristian.

Semoga berbahagia, setelah merasakan sakit apa yang kini ku rasa.

Aku mencintaimu, untuk yang terakhir kalinya.

*
TAMAT.

terimakasih sudah membaca lengkara.

Insya Allah, aku bakalan buat cerita tentang Bagja dan Kayla. Setuju?

Continue Reading

You'll Also Like

208 55 4
Ini tentang Daffa dan Haura yang sama-sama memiliki mimpi dan rintangannya masing-masing. Semesta seolah sudah mengatur pertemuan mereka dengan hal-h...
172K 5.6K 20
**** Note : proses revisi dan akan direpost secara bertahap Amazing cover by @kaaser Namanya Argenara Prianita, cewek pendek yang selalu bertingkah g...
1.5K 64 27
[BOOK 1 : ANTARES] Lima petarung dari Pasukan Phoenix mendapatkan misi penting yaitu mencari lima tin pétra untuk menyelematkan Ratu yang telah di cu...
11.6K 4.6K 20
Kelas 8 SMP, hal apa yang membuatmu mengenang masa itu? Masa paling seru bukan? Jatuh cinta dengan seseorang dalam satu hati? Sudah biasa. Lalu, baga...