LENGKARA (end)

By Keyclo

32K 1.5K 151

Orang bilang di dunia ini tidak ada yang mustahil, tapi dunia ini berarti lengkara untuk Kayla. Tuhan, terim... More

Prolog
Embun pagi
Matahari
Japa
Bulan
Bingkai poto
Karsa
Bingung
Harsa
Tangguh
Kebenaran
Luka
di Hari yang Sama, Namun Berbeda Tujuan.
Kembali?
Tentang Kita
Tentang Kita (2)
Rahasia
Usang
Selamat Datang, Kristela
Parasut Pelarian
Risau
Ujian
Awal
Tengah
Menuju Akhir
Akhir
Mantra Petaka
Usai
Selamat tinggal (END)

Bentala dan Bumantara

700 41 6
By Keyclo

"Mau sampai kapan bengong terus di kelas, Kayla Raahayu?"

"Sampai gue bisa ikhlasin dia"

Tunggu..

Kayla menatap lelaki di depannya ini. Menggunakan almamater osis, senyuman manis yang ia tunjukan, serta tatapan yang berbeda, seperti biasanya. "EH! Kak Bagja! I-itu bosen aja gurunya ngga kasih tugas" Kayla tersenyum kikuk.

"Santai, lo liat Arya? Dia ditunggu di ruang rapat" Tanya Bagja. Tangannya terus memainkan tempat pensil Kayla, membuka dan menutup isinya.

"Palingan di taman belakang"

"Kak Bagja kesini untuk cari Arya?" Lanjut Kayla tanpa berhenti mengunyah cemilannya.

Bagja menaruh tempat pensil yang ia mainkan, menatap Kayla serius dengan senyuman tipisnya. "Kalau gue bilang mau ketemu lo, gimana?" Tanya Bagja serius.

.

Jam pelajaran kini berlanjut, Kayla terpikir pertanyaan Bagja tadi. Ini orang dari awal gue ketemu aneh banget.

Matematika peminatan, pelajaran yang membawa embel-embel minat tapi tidak ada peminatnya sama sekali.

"Hasilnya dua ribu lima ratus-"

"Apaan? Orang hasilnya tiga ribuan"

"Lah? Gue dapetnya koma"

Kayla hanya mendengus kesal, matematika di siang hari seperti ini membuatnya badmood bukan main.

Kalo kayak gini mau sama Jerome aja gue.

"Ca, minta contekan aja kali ya?" Tanya Kayla yang sudah pasrah dengan semua angka yang tertulis di bukunya, kertas robekan bertaburan, rambutnya yang sudah seperti nenek lampir, kacamatanya yang ntah ditaruh mana, sungguh miris melihatnya.

"Mending google langsung" Jawab Aca

"Ngga ada paket"

Aca mendengus kesal, menggebrak kecil meja dihadapannya. "Udah persis kaya gembel" dia mengambil handphonenya. "Gunanya wifi sekolah apa?"

Kayla hanya menyengir, ia tidak terpikir hal itu sama sekali. Namun, saat dia mengeluarkan handphone, teringat ajakan Tian tadi dan dia belum membalasnya.

"Gue diajak pulang bareng Kak Tian"

Aca merasa antusias, lelaki idaman perempuan di sekolah Nusa Bangsa mengajak temannya, ini hal yang bagus. "Terus? Terus? Lo mau?"

"Atas semua yang udah terjadi, apa gue masih nerima dia?"

"Sebatas berteman. Jangan denial sama perasaan lo sendiri, Kay. Gue tau lo ada rasa sama dia."

"Dia kristen, gue islam. Rasa yang gue punya salah emang gue nya bodoh"

"Nanti lagi, selesain dulu matematika lo"

Kayla hampir lupa dengan semua angka yang ada di depannya, sungguh dia sangat muak dengan ini.

.

"Assalamualaikum"

Semua mata tertuju kearah pintu, beberapa anggota osis ada disana, terutama Bagja dan Tian.

"Dua orang itu di gabung udah kaya pangeran."

"Sst! Ini ada apaan dah? Razia?"

Mereka saling menatap satu sama lain, walau tak ada barang aneh didalam tas yang mereka bawa, namun beberapa siswi pasti ada yang membawa barang yang dianggap melanggar aturan.

"Taruh semua tas kalian diatas meja!" Tegas sang wakil ketua osis, Bagja.

Kayla yang duduk dipojok, bersandar pada dinding. Menatap Kristian dari jauh, melihat bagaimana seriusnya ia saat ini, menatap matanya yang tajam namun teduh saat bersamanya.

Kak Tian, Kayla kangen.

Mata Kayla tertuju kearah pergelangan kiri Tian, matanya langsung menatap gelang berwarna biru gelap yang sedang Tian gunakan.

Lo masih pakai gelang itu, Kak?

Kayla memenjamkan matanya sejenak, mengingat kenangan beberapa bulan lalu saat mereka pergi bersama. Semuanya, terukir jelas diingatannya.

*

"Lucu gelangnya, beli dimana?" Tanya Kristian dengan senyumnya.

"Oh, ini aku buat sendiri. Lucu ya kak?"

"Lucu, kaya yang pakai. Gue mau satu, boleh?" Kristian menatap Kayla dengan senyuman, mengangkat satu alisnya.

"Boleh, nanti kalau sudah jadi aku kasih Kak Tian"

Beberapa hari setelah kejadian itu, Kayla memberikan gelangnya bertemu di taman dekat rumahnya, saat mereka melihat bulan bersama.

Kayla memakaikan gelang ditangan kiri Tian, mengukir senyuman manis dan puas setelah selesai memakaikannya. Menatap Tian dengan antusias dan penuh harapan "Kak Tian suka?" Tanya Kayla.

"Menurut lo? Terima kasih, Kayla"

Kristian meraih punggung Kayla dan membawanya kedalam pelukan hangatnya, mengusap kecil rambut gadis yang berada di dalam pelukannya saat ini. Tenang, inilah yang ia rasakan.

"Terima kasih sudah membuat gue bangkit, jangan tinggalin gue ya?"

Kayla mengangguk kecil, jantungnya kini berdegup kencang, bahkan hal yang tidak pernah dilakukan Rangga sebelumnya.

*

"Lo sekolah mau belajar atau obral ciki?" Tanya Tian dengan wajah ketusnya, Kayla benci tatapan Tian saat ini.

"Apa? Mau diambil? Ambil sana"

"Kok marah?"

Berada di depan orang yang bikin lo galau setengah mati tapi pelakunya terlihat santai, GIMANA GUE GA MARAH?.

Kristian meraih ciki yang Kayla bawa, ia tau ini kesukaan Kayla. "Gue ambil yang cokelat" Senyumnya terukir, dengan mudahnya ia meninggalkan meja Kayla.

"Cakep doang, modal kaga. Abis lo mengambil hati gue, ciki gue juga mau lo ambil? Sok atuh kang, rela aku mah"

Ocehan kecil dari Kayla masih bisa di dengar Aca. Saat ini Aca sendiri bingung tentang perasaan Kayla untuk Tian, sudah mulai melupakan atau masih berharap?

"Kay, dibalik almamater dia ada kalung"

Kayla paham apa yang sedang dimaksud Aca, baru saja ia lupa. "Gue ingat"

.

Anggota osis mulai meninggalkan kelas Kayla saat ini. Kayla bernapas lega, Kayla dengan hati hati mengecek handphone nya. Melihat tawaran Kristian yang belum ia balas daritadi.

Terima ngga ya?

"Aca, lo balik sama siapa?" Tanya Kayla

"Kopi susu"

Hah?

Kayla terlihat bingung sejenak, namun ia baru ingat jika motor scoopy kesayangan Aca diberi nama kopi susu. "Gue terima ajakan Kak Tian, gapapa?"

Aca meraih kertas coretan yang ada, mulai menulis lagi angka yang berada dipapan tulis. Menatap Kayla dengan tatapan serius dan khawatir akan suatu hal. "Gapapa, asal sehabis sini ngga nangis lagi. Janji ya?"

Aca selalu takut Kayla sedih.

WhatsApp

Tian
offline

Kak, gue mau pulang bareng

*

Kayla menendang kerikil dibawah kakinya, melirik lingkungan sekitar, tidak ada tanda tanda Kristian datang saat ini. Dirinya terus menerus melihat pesan yang ia kirim pada Tian dari satu jam lalu. Tapi sampai saat ini, ia belum melihat Kristian dihadapannya.

Matanya menangkap sosok yang tidak asing, anak osis sudah kompak keluar tapi daritadi ia belum menemukan Tian.

Kak Bagja udah keluar, Kak Tian kemana?

Bagja menghampiri Kayla, menepuk kecil pundak adik kelasnya ini. "Ngapain? Nunggu Tian ya?"

"Iya kak, Kak Bagja ngga bareng Kak Tian?"

"Tian ngga kasih tau lo? Dia ada perkumpulan, ngebahas anak yang ikut ekskul lebih dari tiga. Mungkin sebentar lagi selesai" Jelas Bagja. Kini ia menatap Kayla, berusaha mencairkan suasana yang ada diantara mereka berdua.

"Gue boleh ngomong sesuatu?" Tanya Bagja serius.

"Tentang?" Kayla memiringkan sedikit kepalanya, ia sudah mulai merasakan hal tidak enak akan keluar dari mulut lelaki didepannya ini.

"Lo sama Tian, ada hubungan lebih?"

Kayla menghembuskan nafasnya, tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Ngga ada"

Ntah kenapa, hati Kayla merasa sesak saat ini. Belum ada hubungan, namun sudah merasakan sakit seperti ini.

Bagja tersenyum, seolah mengerti apa tang Kayla rasakan saat ini. "Boleh gue berpendapat?"

Bagja memasukan tangannya kedalam kantung almamaternya menatap Kayla dengan serius. "Bentala dan Bumantara itu mustahil, Kayla. mereka aksa, selamanya hanya akan menjadi enigma"

Kayla mengedipkan matanya, bahasa mana lagi ini? Ia tersenyum canggung. "Maksudnya gimana kak?"

"Diibaratkan lo bentala dan Tian Bumantara. Jarak lo berdua itu aksa, jauh. Sejauh tanah yang kita pijak dengan langit yang ada diatas sana. Apa lo berpikir, akan ada jalan keluar diantara kalian?"

Bagja menatap Kayla dengan penuh harap.

"Ngga ada kan, Kay? Lo sama Tian itu enigma, cuma teka-teki. Kalian belum atau bahkan ngga akan pernah bisa menemukan jawabannya."

"Kalau sebuah teka-teki ngga akan ada jawabannya, kenapa teka-teki itu ada?"

"Teka-teki itu ada tapi jawabannya belum tentu ada, sama seperti lo sama Tian kan? rasa di hati kalian ada, tapi kemungkinan kalian bersama ngga ada"

"Kenapa lo optimis gue ngga bisa bersama Tian?"

"Seperti yang gue jelaskan tadi, Kayla. Kalian seperti Bentala dan Bumantara. Kalau langit dan tanah bersatu, apa bakalan indah? Atau hancur?"

Kayla!

Bagja dan Kayla dengan kompak menoleh kearah suara, Kristian sedang berjalan menuju mereka.

"Yang lo harus ingat, gue kenal Tian lebih lama dan lebih dulu dari lo, Kay. Gue cabut"

Kayla menatap punggung Bagja yang kini menjauh, bergantian menatap Kristian yang mulai mendekatinya.

bersambung..

Continue Reading

You'll Also Like

568 220 14
Jangan lupa follow dulu sebelum baca!! & Jangan lupa Vote!! Mengisahkan seorang gadis polos yang bernama Alexa yang merupakan anak dari perusahaan sw...
2.3K 263 13
Cinta itu hal terabstrak dari hasil cipta manusia. Kapan ia menghampiri, kepada siapa ia mencari, semua bukanlah hal pasti untuk bisa dimengerti. Tap...
5.6K 685 6
Endellion adalah murid beasiswa yang berhasil masuk ke dalam jajaran kelas IPA. Mendapatkan peringkat 3 besar adalah keinginan ayahnya. Namun, seper...
Kanara'z By

Teen Fiction

1K 99 7
USAHAKAN FOLLOW DAN VOTE⭐ Ini kisah tentang Kanara zivana Arendra. Sosok perempuan yang selalu menyembunyikan lukanya. Kana yang selalu tersenyum seo...