HAI KAWANKU GUE KEMBALI LAGI!
JANGAN LUPA NAFAS SAYANGKUH
HAPPY READING!
———————————————
"Thank you, udah nolong Evelyn," kata Austin tiba-tiba setelah sampai di apartemennya.
Luna hanya menoleh gugup ke arah lain,"Sama-Sama."
Setelah mereka berdua keluar dari mobil,"Lo pacaran sama Eve?" Tanya Luna tiba-tiba dan memandang penasaran ke arah Austin.
Austin hanya menatap datar kearahnya, ia kemudian menganggukkan kepalanya tanda mengatakan iya,"Gue sayang sama dia." Balas Austin kemudian melanjutkan langkahnya.
"Kak?" Panggil Luna tiba tiba.
Austin menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Luna, ia mengernyit bingung kenapa Luna memanggilnya.
"Jaga Evelyn dengan baik ya kak, jangan lukain perasaan Eve juga, gue sebagai sahabat Evelyn dukung Evelyn apa yang ia mau. Gue sayang banget sama sahabat gue, Cuman Eve yang gue punya." Jelasnya pelan dan mendongak menatap Austin.
"Eve itu....., Luna menggantungkan ucapannya lalu menatap Austin.
"Sangat berharga bagi gue, Lo sakitin dia, gue yang bakal bunuh lo," jelasnya memandang Austin yang hanya memandang datar kearahnya.
Austin kemudian mengangguk dan menatap datar,"Gue bakal jaga apa yang jadi milik gue," lalu berjalan meninggalkan Luna yang masih terdiam memandang punggung tegap Austin.
"Gue bakal mundur," Gumamnya lalu terkekeh miris.
"Eve.. bakal ada yang jaga lo, bukan gue lagi," Lirihnya dengan miris, lalu kembali melanjutkan langkahnya memasuki apartemen Austin.
Mereka telah sampai di apartemen Austin, dan Evelyn yang masih berada di gendongan Nathan. Austin melihat semua itu, ia harus menahan cemburunya demi Evelyn.
"Bawa ke kamar gue," titah Austin dan di angguki oleh Nathan. Ia kemudian membawa Evelyn ke dalam kamar Austin.
Evelyn yang hanya pura-pura pingsan mencium bau maskulin,"Kamar Austin nih," pikirnya. Ia bisa merasakan jika Nathan membaringkannya di atas ranjang Austin.
Nathan menoleh sekilas, tidak ada satupun yang masuk didalam kamar Austin, dengan sigap mencium kening Evelyn dengan cepat.
"Gue sayang lo Eve," ungkapnya tulus, lalu kemudian berjalan keluar dari kamar Austin.
Evelyn merasakan Nathan mencium keningnya dan mendengar perkataan Nathan dengan sangat jelas, ia menggigit bibir bawahnya dengan pelan,"Nathan, Maaf.."
Cklek!
Seseorang membuka pintu dan ternyata itu Luna, Luna menepuk dahi Evelyn dengan keras.
"Bangun lo njing,"
Evelyn reflek membuka matanya lalu melotot kesal ke arah Luna, ia kemudian menendang pinggang Luna dengan pelan."
"Kenapa Luna bangunin, Eve." Ucapnya pura pura kaget menatap Luna dengan kesalnya.
Luna hanya merotasikan matanya malas,"Banyak drama lo," imbuhnya kesal.
Sedangkan Evelyn hanya tertawa cengengesan, ia kemudian memandang Luna, "Semua orang pada kemana Lun?" Tanyanya bingung.
"Lagi ngewe." Jawab Luna dengan asal.
"Heh!" Evelyn sontak menendang bokong Luna dengan keras.
"Anjing!"
Luna mengumpat lalu mengusap bokongnya terkena tendangan maut dari Evelyn, lalu cengengesan,"Ye maaf, mereka lagi di bawah."
Evelyn merotasikan matanya malas,"Malas deh lihat Luna," kesalnya lalu memeluk bantal guling milik Austin yang berbau maskulin.
Luna kemudian memijat dahinya, lelah dia tuh sama cewek spesialis langkah macam Evelyn, ia kemudian melompat di atas ranjang Austin lalu baring di samping Evelyn.
"Luna!" Tegurnya kesal, Evelyn hampir terjatuh dari ranjang akibat ulah Luna, sedangkan Luna hanya cengengesan.
"Maaf sayangku," Luna memeluk erat pinggang Evelyn dengan kuat.
"Minggir deh, kamu kayak jamet," Evelyn semakin menghindar dari pelukan Luna.
"Anjing!"
Umpat Luna lagi, ia mengusap dadanya sabar melihat Evelyn yang mengatainya jamet.
"Eve?" Panggil Luna dengan pelan.
"Hm?"
"Masih focus rencana awal kan?"
Evelyn menoleh lalu menatap datar ke arah Luna,"Jika rencana A tidak aman, kita ubah ke rencana B," jelasnya datar, netra tajamnya kembali datar.
Luna menelan ludahnya kasar, netra tajam Evelyn membuatnya kembali menoleh ke arah lain.
"Tapi Eve."
Evelyn sontak menoleh ke arah Luna, Evelyn mengedipkan matanya,"Berguling kebawah," tekannya cepat.
Evelyn dengan sigap menarik Luna dan bersembunyi dibawah kasur.
Dor!!
Bunyi tembakan terdengar nyaring dipenjuru apartemen Austin, langkah langkah mulai terdengar berlari mendobrak pintu Austin dengan cepat.
"Lo gapapa Eve?" Austin dengan cepat memegang bahu Evelyn dan mengecek apakah ada yang terluka di tubuh Evelyn.
Evelyn terkejut dan takut di waktu bersamaan,"Eve gak papa." Ia masih terkejut dan berusaha menormalkan detak jantungnya.
Sedangkan Luna yang masih terkejut dan menoleh takut, Netranya berkaca-kaca lalu mengedipkan matanya perlahan.
"Itu siapa?" Luna mengambil bekas tembakan sebuah kertas yang terselip didalamnya.
Luna membuka kertas itu dan membacanya pelan,"Welcome baby girl." Jelasnya dan menatap manik mata Evelyn yang kembali bergetar ketakutan.
"Dia datang Eve," Luna berucap demikian dan menatap khawatir Evelyn yang sudah bergetar ketakutan, tangannya kembali tremor dan desahan-desahan menyakitkan kembali berputar di otaknya.
Luna dengan segap memeluk sahabatnya dan menenangkan sahabatnya dengan baik.
Austin dan lain lain menatap bingung kearah Luna,"Siapa yang datang," tanya Austin tak mengerti.
Luna memejamkan matanya sesaat dan menidurkan Evelyn ke ranjang Austin, Luna menoleh dan menatap mereka semua, setelah membuat Evelyn tertidur.
Haruskah ia menceritakan rahasia Evelyn yang ia tutup rapat rapat, tapi masalah manipulatif seperti Evelyn ia akan tutup mulut, biarkan Evelyn yang akan menceritakan kepada mereka semua.
"Evelyn pernah di perkosa saat berumur sepuluh tahun secara bergilir." Ucap Luna to the point.
Tatapan mereka semua sontak membola menatap Luna. Mereka semua menatap marah ke arah Luna, rahangnya mengeras lalu mengepalkan tangannya dengan kuat.
Austin, Nathan dan devano mendekat ke arah Luna, ia berusaha meredam amarahnya,"Siapa yang memerkosa miliknya." Batin mereka semua.
Austin menatap datar, ia berusaha meredamkan amarahnya, lalu menatap datar ke arah Luna,"Siapa?" Tekannya tajam.
Luna menbalas menatap datar ke arah Austin,"Teman papa Evelyn." Katanya singkat.
Ia tidak menyebutkan papa Evelyn termasuk dalam rencana pemerkosaan Evelyn, bisa-bisa mereka tahu bahwa yang membunuh papa adams adalah anaknya sendiri.
Netra mereka melotot dan kaget mendengar semua perkataan Luna. Mereka menggeram kesal dan bercampur dengan amarahnya.
"Brengsek!!" Umpatnya. Austin mengacak rambutnya dengan kasar.
"Gue gagal." Lirih Austin, tatapannya melemah dan menatap Evelyn dengan terluka.
"Maafin gue Eve," sesal austin, tatapannya kembali teduh menatap miliknya yang masih pingsan di ranjangnya.
Sama seperti teman teman Austin mereka semua menatap Evelyn dengan sedih semuanya bercampur dengan satu.
Netra Luna berkaca-kaca,"jangan pernah benci Eve." Gumam Luna meminta mohon kepada mereka semua.
"Tolong jaga Eve dengan baik," lirihnya memohon menatap mereka semua. Tangisan Luna luruh.
"Gue sayang sama sahabat gue." Sambung Luna dengan getirnya. Isakannya terdengar di penjuru kamar Austin.
Austin menepuk bahu Luna pelan menguatkan teman Evelyn,"Ada kita-kita, lo gak perlu khawatir."
Mereka mengangguk yang dimaksud oleh Austin benar adanya.
Luna tersenyum, lalu mengubah mimiknya menjadi datar dan dingin,"Gue mau bunuh mereka semua." Tekannya datar dan menatap mereka semua.
"Gue mau ambil jantung mereka satu persatu, gue bawa jantung mereka ke Eve." Sambungnya lalu tersenyum manis.
"Shit!, dasar pshyco lo." Celetuk Matthew tiba tiba memandang ngeri ke arah Luna.
Luna hanya memandang malas ke arah jamet sepeti Matthew,"Serah gue lah," sewot Luna.
Enghh......
Lenguhan terdengar dari mulut Evelyn pertanda dia sudah siuman dari pingsannya, Luna segera mendekat ke arah Eve,"Eve lo gak papa?, Ada yeng sakit?kepala lo?badan lo?kaki lo?" Tanyanya bertubi tubi.
Evelyn menggeplak kepala Luna dengan keras,"Bacot!" Gumamnya yang masih memejamkan matanya.
"Anjing!" Umpat Luna sambil mengusap dahinya yang terkena geplakan maut dari Evelyn.
Luna cengengesan,"Eve mah itu bandar bokep." Luna membuka rahasia Evelyn yang ia sembunyikan rapat-rapat.
Evelyn melotot kesal dan menendang Luna dengan sekuat tenaga.
"Anjing!" Umpat Luna lagi dan menatap cengengesan,"Evelyn itu sebenarnya gak polos," Luna mengangkat alis nya dan menatap genit ke Evelyn.
Evelyn merotasikan matanya malas, ia menjulurkan jari tengahnya ke Luna,"Fuck you bitch!"
"Lihat kan Evelyn seperti apa." Luna yang cekikikan memandang evelyn.
"Ternyata asli lo gitu," celetuk austin tiba dan menandang dengan seringai mesumnya.
"Gak ya," elak evelyn dan mengalihkan pandangannya, pipinya bersemu malu, rahasianya terbongkar kalau dia suka nonton nganu.
Sedangkan devano, Nathan dan lain lain menahan pekikan gemasnya melihat evelyn yang bersemu malu.
———————————-
Cape
Segitu dulu, kasian Eve banyak cobaan, musuhnya bertambah banyak cok
Jangan lupa follow, comment, vote juseyo
TBC!