Malam ini Kana dipaksa buat menemui satu cowok, yang kata mamanya adalah anak dari salah satu temannya.
Awalnya Kana gak mau. Dia nolak mentah mentah. Tapi mau gimana lagi, setelah sedikit berdebat dengan mamanya, Kana mengalah. Akhirnya Kana bersedia buat menemui cowok yang gak dia kenal sama sekali itu. Setidaknya sekali tidak masalah. Yang penting mamanya tidak marah marah karena malu sama temannya.
Sekarang Kana udah siap. Dan dia udah ada di sebuah cafe yang udah dijanjiin.
Kana duduk anteng sambil nunggu si cowok yang gak dia kenal itu.
Kana udah lihat fotonya sebelumnya. Udah dilihatin sama mamanya tadi sore.
Dan yang Kana tau selain fotonya, adalah namanya. Namanya Vernon.
Oh tunggu dulu.
Tepat saat ada satu cowok mendekat ke meja Kana, bersamaan dengan itu Kana baru ingat siapa cowok yang dia temui ini. Ternyata dia adalah Vernon, cowok yang pernah godain dia waktu di kampus Mark.
Oh shit. Kenapa dunia sempit sekali.
Kana cuma bisa melongo saat Vernon udah berdiri tepat di depan dia.
Berbeda dengan Kana. Vernon malah senyum lebar ke Kana. Sembari menjulurkan tangannya pada Kana.
"Vernon",
"Eh? Ah iya. Kana",
Kana membalas uluran tangan Vernon. Menjabatnya sebentar lalu langsung dia lepaskan.
"Duduk yuk",
Jangan harap Kana akan bermanis manis pada Vernon. Cowok yang pernah godain dia itu.
"Iya",
Mereka berdua duduk berhadapan.
Bisa Kana lihat kalau sejak awal Vernon itu masih saja melebarkan senyumnya. Padahal kalau Vernon sadar saja, ekspresi Kana itu kecut banget ke dia.
"Ternyata kita ketemu lagi ya? Gak nyangka banget",
"Iya, hehe",
Karena sejak awal Kana gak mau dijodoh jodohkan seperti ini, terlebih sama manusia kayak Vernon yang gatel banget. Kana cuma bisa bales Vernon seadanya dan senyum terpaksa ke Vernon.
"Pas pertama mami ku ngasih lihat foto kamu, aku udah langsung setuju sama pertemuan kita",
Aduh kalo gue sih amit amit deh - batin Kana.
"Oh ya?",
"Iya. Aku seneng bisa ketemu kamu lagi. Kamu gimana?",
Kana gak mau banget nanggapin itu. Langsung aja Kana alihin.
"Eh kita langsung pesen aja ya... Mbak!",
Kana lambaiin tangan dia ke arah pelayan yang ada. Berniat buat panggil pelayannya.
"Eh gak usah. Nanti makanannya bakal dianter kok. Ini udah di siapin sama mami. Jadi kita tinggal nunggu makanannya dateng aja",
"Oh iya. Gue gak tau soalnya",
Selanjutnya Kana cuma diem sambil mainin ujung taplak meja yang ada di depannya.
Dia bingung mau ngapain, mau ngobrol apa juga gak tau apa. Karena Kana emang gak berminat soal pertemuan ini. Kana cuma bisa pasrah sama kemauan mamanya sendiri.
"Kamu sekarang sibuk apa?",
"Kerja kantoran",
"Oh di perusahaan papamu ya? Om Baekhyun",
"Lo kenal papa gue?",
"Kenal. Kita pernah mancing bareng beberapa kali",
"Hah?",
"Iya. Oh kamu gak tau ya? Mami ku namanya Melody, papi ku Simon Choi",
"Hah?",
Kana kaget bukan main. Ternyata orang tua Vernon adalah orang yang paling dekat sama dia dengan antara para teman mamanya yang lain.
Oh shit. Alur kehidupan macam apa yang sedang menimpah hidup Kana ini.
"Aku juga punya adek. Sofia. Sofia Chwe. Kamu kenal kayaknya deh. Dia kuliah di kampus yang sama kayak kamu",
Kana kembali kaget.
Bagaimana bisa dia tidak tau apapun tentang cowok yang sedang dia temui ini. Dari ibu ayahnya, bahkan sampai adiknya, yang ternyata Kana juga mengenal dengan baik di kampus. Sofia, adik dari Vernon, ternyata adalah salah satu adik tingkat yang cukup dekat dengan Kana.
Bisa gila ini sepertinya Kana.
"Tante Taeyeon gak cerita ke kamu?",
"Enggak... Eh gue ke toilet bentar ya",
Kana langsung aja jalan ke toilet.
Dia bukan mau pipis atau pup. Kana cuma mau telfon mamanya. Mau ngomel ngomel ke mamanya.
Gimana bisa mamanya gak bilang siapa yang bakal Kana temui, namanya, keluarganya. Mamanya cuma bilang kalau anak dari temannya aja.
Terlebih waktu itu papanya aja cuma diem waktu Kana mau dijodoh jodohin. Malah lebih ke mendukung sih si papa. Ya pantes aja. Kan papanya itu kenal baik sama cowok yang sekarang Kana temui itu.
Haduh.
Setelah menunggu sedikit lama. Akhirnya telfon Kana diangkat juga sama mamanya.
"Hallo. Mama!",
"Astaga. Kenapa sih, nak, teriak teriak?",
"Kenapa gak bilang kalo yang adek temui itu anaknya tante Melody?",
"Kamu kan gak nanya, sayang",
"Ya maksudnya mama kan harusnya jelasin gitu loh",
"Emang kenapa sih? Heboh banget perasaan",
"Ya gapapa sebenernya. Tapi kan waktu itu adek udah pernah nolak kan, ma. Adek gak enak aja sama tante Melody",
Iya. Sebenarnya Kana udah sempet mau di ajak ketemu sama Vernon. Tapi dia tolak mentah mentah. Tapi gak lama, Kana kembali di suruh nemuin Vernon. Dan sekarang ini mereka berhasil ketemu.
Kana itu marah marah ke mamanya bukannya apa apa, dia cuma gak enak aja sama tante Melody, karena udah pernah nolak.
"Yaudah sih. Tapi yang penting kan sekarang udah ketemu. Jadi gak perlu gak enak enak begitu. Lagian pasti tante Melody juga ngerti kok",
"Aduh mama. Ya kan tetep aja adek gak enak ke tante Melody",
"Yaudah. Sebagai permintaan maaf. Kamu yang baik ke Vernon... Lagian asal kamu tau ya. Papa suka banget tuh sama Vernon",
"Mama!",
"Udah deh sana. Jangan lama lama kaburnya. Kasihan Vernon nunggunya",
Mama Kana seakan tau sekarang posisi Kana dimana.
Ya iya sih. Gak mungkin juga Kana akan telfon mamanya dan marah marah begitu di depan Vernon. Pasti Kana minggir kemana dulu baru telfon mamanya.
"Mama matiin. Sana balik ke tempat duduk",
Tut.
Langsung aja mama ya matiin telfonnya.
Kana mau gak mau langsung jalan lagi ke meja dia sama Vernon.
Kana yang awalnya gak mau banget ketemu cowok random begini, terlebih orangnya adalah Vernon. Tapi setelah Kana tau siapa keluarga Vernon, dia sedikit melunak. Bukan apa apa, Kana cuma gak enak aja ke tante Melody dan om Simon.
"Oh udah dateng ya makanannya?",
"Iya. Kita langsung makan aja ya. Nanti kalo dingin gak enak makanannya",
"Oh oke",
Hening kemudian. Hanya ada suara sendok garpu yang beradu dengan piring.
Kurang lebih 30 menit mereka menikmati segala hidangan yang disajikan. Dari appetizer, main course, sampai dessert yang disajikan.
Setelah selesai makan. Kana sendiri masih bingung harus bersikap bagaimana ke Vernon. Dia yang awalnya ogah banget sama Vernon, jadi sedikit luluh karena keluarga Vernon. Jujur saja kalau Kana bingung. Dan itu kelihatan banget.
"Gapapa, Na. Pelan pelan aja. Gak perlu terlalu dipaksa buat terima aku. Aku paham kok",
Kana kaget. Dia gak enak juga udah bersikap seenaknya ke Vernon, cuma karena dia gak suka Vernon yang kegatelan ke dia waktu itu.
Tapi saat makan malam mereka. Vernon ternyata gak seburuk yang Kana pikirin.
Ya walupun Kana masih ngerasa kesel ke Vernon, karena waktu itu godain dia begitu.
Ya tapi setidaknya sekarang pandangan Kana bisa diubah sedikit demi sedikit. Ya biar gak negatif aja kalau mikir soal Vernon.
Sabar ya Vernon. Kana emang begitu orangnya. Labil, gak jelas gitu dia.
Eh. Hehe.