Hiraeth [END]

By Chatweetz18

107K 14K 2.5K

Ini tentang aku, kamu, dia, dan kisah masa lalu yang terulang kembali. Start : 05 Desember 2020 Finish : 09 A... More

Prolog
1. Comeback
2. Confused
3. Awal
4. Upside - down face
5. Sean
6. Vergadering
7. Amarah Amanda
8. Berjuang, atau mundur?
9. About Rima
10. Pertemuan Kedua
11. Hujan Dan Rasa Sakit
12. Alin Sakit?
13. Goyah
14. Kembali Goyah
15. Pengakuan Sean
16. Tak Terduga
17. RI-MAA!
18. Brownies
19. Lagi-lagi Goyah
20. Kembalinya Dia
21. Permintaan Maaf
22. Permintaan Maaf (2)
23. Tinnitus
24. Pandangan Seorang Cowok
25. Vino vs Rima
26. Penguntit
27. Special Night
28. Balikan?
29. Bestie
30. Semakin Rumit
31. Restu
32. Kebohongan Yang Terbongkar
33. Someone
34. Déjà vu
35. Fakta Baru
36. Dia Yang Menyebalkan
37. Cemburu
38. Surat itu ....
39. Antara Surat Dan Keira
40. Mengadu
41. Yang Sebenarnya
42. Sean Selingkuh?
43. Alin Hilang
44. Lambat Bertindak
45. Peneror
46. First Kiss
47. Satnight
48. Kita Putus!
49. Gue Gak Salah ....
50. Pertengkaran Hebat
51. Jadi ... Dion?
52. Pelaku Baru?
53. Pernyataan
54. Perasaan Yang Sama
55. Kebenaran Yang Terungkap
56. Abangable
57. Ketika Kawan Menjadi Lawan
58. Terbongkar
59. 124 Meaning
61. Mengaku
62. Promise
63. Bertemu Camer
64. Cutie Pie
65. Insiden
66. Di Balik Semuanya
67. Wake Up, Little Girl.
68. Jangan Patahkan Harapan Alin
69. I'm Here For You
70. Tragedi
71. Vino, Get Well Soon
72. Antara Sepupu Dan Sahabat
73. Rest In Peace
74. Usai
75. End
Epilog
Cerita Baru!!
EKSTRA PART
Just Info!

60. Hiraeth

909 118 2
By Chatweetz18

Suara dentingan sendok beradu dengan piring terdengar di ruang makan keluarga Alin. Pagi ini, dia dan keluarganya tengah sarapan sebelum memulai aktivitas masing-masing.

Alin yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya, hari ini ia sengaja tidak menggerai rambutnya. Haikal yang tampaknya akan pergi ke cafe dengan setelan sweatshirt berwarna abu-abu yang di padukan dengan celananya yang berwarna hitam, membuat aura kedewasaan yang di miliki Haikal semakin terlihat.

Ferdi yang merupakan ayah mereka berdua pun sudah terlihat rapi dengan setelan jas hitamnya, siap untuk pergi ke kantor.

"Alin, bisa ambilkan Abang selai coklat?"

Alin sedikit terperanjat saat sebuah suara membuyarkan lamunannya. Ia tersenyum sekilas lalu memberikan Abangnya selai.

"Alin. Abang minta selai coklat, bukan strawberry."

Alin menyengir salah tingkah. Ia ambilkan selai coklat yang diinginkan oleh Abangnya. Ferdi dan Hana menatap putri mereka bingung. Ada yang aneh dengan gelagat Alin pagi ini.

"Alin kenapa? Ada masalah?" tanya Ayahnya.

"Ha? Enggak kok, Yah," jawab Alin gugup.

"Kamu kurang tidur? Mata kamu ada mata pandanya." Kali ini Hana yang bertanya.

"Oh, ini ... semalem Alin kebangun, terus susah tidur lagi."

Benar, kan? Kalau semalam Alin kebangun saat jam 23.00 WIB. Tapi alasan matanya pagi ini menjadi mata panda adalah karena ia terus memikirkan apa yang telah Vino lakukan terhadapnya.

Walaupun semalam Vino hanya mencium bagian pipinya sekilas, tetap saja membuat Alin kepikiran. Jadinya setelah laki-laki itu pulang, Alin tidak bisa tidur kembali hingga pagi.

"Alin, sudah selesai sarapan?" Alin mengangguk tatkala Haikal bertanya. "Kita berangkat sekarang. Kamu bisa telat nanti."

"Iya, Bang."

Alin beranjak berdiri lalu menghampiri Ayahnya, mencium telapak tangan Ayahnya dan mengecup pipinya sekilas. Begitupun yang dilakukannya ke Hana.

"Hati-hati kalian!"

"Bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut ya, Kal!" pesan Hana.

"Siap, Bundahara!"

Sepanjang perjalanan tidak ada topik pembicaraan apapun. Alin sibuk dengan pikirannya mengenai kejadian semalam, bisa-bisanya ia kecolongan. Apa yang dilakukan oleh Vino sangat keterlaluan, tidak baik bagi jantungnya.

"Kamu lagi kasmaran?"

"Ha?" Alin melongo mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Abangnya. Bagaimana bisa Abangnya menyimpulkan kalau ia tengah kasmaran?

"Cowok mana yang berani deketin adiknya Haikal tanpa seizinnya?"

Alin terkikik geli melihat Haikal yang seperti ini. Sangat menggemaskan. Apalagi saat Haikal meliriknya tajam seolah-olah memberi peringatan terhadapnya.

"Kenapa malah ketawa?"

"Engga papa. Abang lucu," balas Alin.

Haikal hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku adiknya yang tidak jelas. Ia bisa menyimpulkan, bahwa Alin benar-benar tengah kasmaran. Entah cowok mana yang bisa memikat hati adiknya itu, padahal Alin baru saja patah hati oleh mantannya yang tidak ingin ia sebutkan sama sekali namanya.

"Masalah Keira gimana?"

Alin termenung. "Udah kelar. Mereka bertiga sama-sama mendapatkan skors yang setimpal dengan ulahnya," jawab Alin.

"Di keluarin dari sekolah?"

Alin menggeleng. "Cuma di skors selama sepuluh hari."

"Seharusnya di keluarin dari sekolah. Mereka harus mempertanggung jawabkan kesalahannya," ujar Haikal. Namun tidak ditimpali oleh Alin. Dia lebih memilih diam, daripada makin panjang urusannya.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk dari nomor yang tidak Alin kenali.

Dari : +6287*******
Gutten morgen. Jangan lupa save nomor gue, Vino ganteng.

Ingin rasanya Alin terbahak membaca isi pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Haikal yang lagi-lagi melihat gelagat Alin yang aneh hanya bisa menggelengkan kepalanya.

***

Alin melambaikan tangan saat mobil Haikal melesat pergi dari hadapannya. Tanpa menunggu apa lagi ia langkahkan kakinya untuk memasuki gerbang sekolah. Namun tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang mencekal lengannya. Alin membalikkan badan, ia cukup terkejut melihat siapa pelakunya. Namun secepat mungkin ia merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Lepas!" ujar Alin mencoba melepaskan cekalan orang tersebut.

"Gue mau ngomong sama lo."

Alin menghentakkan tangannya, sehingga cekalan di lengannya terlepas. Membuat orang itu sedikit terhenyak melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Alin.

"Mau ngomong apa?" tanya Alin seraya melipat tangannya di depan dada.

"Lo mau apa lagi sebenarnya? Setelah membuat Keira terluka, lo membuat dia terkena hukuman dari sekolah."

"Tujuan lo apa sih, Lin?"

Kalian bisa menebak siapa orang yang baru saja berbicara? Ya, siapa lagi kalau bukan Sean Christian. Alin menatap Sean datar, lalu senyuman tipis terbit di bibirnya.

"Apa lo tau, alasan kenapa 'adik' lo itu bisa kena hukum dari pihak sekolah?" Alin sengaja menekankan kata 'adik', seolah-olah menyindir laki-laki yang berstatus sebagai mantannya itu.

Sean merasa terkejut saat mendengar gaya bicara Alin yang sangat berbeda dari biasanya. Apalagi raut wajah Alin yang terkesan datar, dan tajam. Berbeda sekali dengan yang dulu, yang selalu menampilkan raut wajah polosnya. Ada apa sebenarnya dengan gadis ini?

"Waktu gue terbuang sia-sia kalo lo cuma bengong kayak gini," kata Alin, menyadarkan Sean dari lamunannya.

Alin terlihat mengotak-ngatik hapenya, lalu ia serahkan benda berbentuk pipih tersebut ke Sean, yang diterima laki-laki itu dengan kernyitan di dahinya.

"Liat aja. Video itu akan menjawab alasan kenapa Keira bisa kena hukuman."

Video yang berdurasi satu menit itu mampu membuat rahang Sean mengeras. Ia tidak percaya dengan kebenaran yang baru saja ia dapatkan. Kedua matanya menatap nanar ponsel Alin yang masih berada di tangannya. Alin langsung mengambil ponselnya saat dirasa kalau Sean sudah menonton videonya sampai akhir.

"Sudah terjawab, kan? Gue duluan," ujar Alin, sambil berlalu pergi begitu saja meninggalkan Sean yang masih berdiri di tempatnya.

Keira kurang ajar!

Sean mengepalkan kedua tangannya. Tidak percaya kalau dalang dibalik semuanya adalah Keira sendiri. Ia merasa jatuh sejatuh-jatuhnya saat mengingat perkataan pedasnya yang ia lontarkan kepada Alin beberapa waktu lalu saat di rumah sakit.

Sean menatap punggung Alin yang sudah berjalan memasuki area sekolahnya dengan tatapan nanar. Rasa sesal ia rasakan dalam hatinya. Namun, nasi sudah menjadi bubur.

"Maafin gue, Lin," ujar Sean lirih.

Tanpa Sean ketahui. Sedari tadi Alin menahan matanya agar tidak menangis. Bersikap dingin kepada Sean sangat tidak mudah baginya. Bagaimana pun juga, perasaan itu masih ada. Tidak bisa hilang begitu saja dengan mudah.

Alin menyeka sebulir air mata yang menetes ke pipinya. Ia berusaha menguatkan hatinya. Alin tidak mau kembali merasakan sakit hati oleh orang yang sama untuk ke sekian kalinya.

Diantara dua orang yang saling menyakiti, pasti ada salah satu orang yang pura-pura baik-baik saja.

***

Kalian tim mana, nih?

Tim Selin or Vilin?

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa! Beberapa chapter lagi end! Yeayy ....

Lope sekebon buat kalian❤

Continue Reading

You'll Also Like

2M 185K 41
! PERINGATAN ! Adegan bully dan kekerasan bukan untuk ditiru! Terdapat kata-kata kasar! Harap bijak ya. ~ "Semua hal harus memiliki batas!" Siapa sa...
2.1M 119K 40
Kisah seorang gadis yang hidup di keluarga yang sangat kaya raya akan tetapi gadis tersebut tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dari keluarga nya ba...
1.2K 431 51
Yang manis tak selamanya manis Seperti sweet ice tea yang semakin lama rasa manis itu memudar Namun berbeda dengan senyum itu tak akan kubiarkan mem...
1M 79.7K 47
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang. BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter ter...