Living with the Dosen [TERBIT]

By AloisiaTherin

6.2M 596K 47.2K

"Percaya deh, dia itu dingin, tapi ngangenin." *** Monela si anak kesayanga... More

LWTD | Prolog
LWTD | Satu
LWTD | Dua
LWTD | Tiga
LWTD | Empat
LWTD | Lima
LWTD | Enam
LWTD | Tujuh
LWTD | Delapan
LWTD | Sembilan
LWTD | Sepuluh
LWTD | Sebelas
LWTD | Dua belas
LWTD | Tiga belas
LWTD | Empat belas
LWTD | Lima belas
LWTD | Enam belas
LWTD | Tujuh belas
LWTD | Delapan belas
LWTD | Sembilan belas
LWTD | Dua puluh
LWTD | Dua puluh satu
LWTD | Dua puluh dua
LWTD | Dua puluh tiga
LWTD | Dua puluh empat
LWTD | Dua puluh lima
LWTD | Dua puluh enam
LWTD | Dua puluh delapan
LWTD | Dua puluh sembilan
LWTD | Tiga puluh
LWTD | Tiga Puluh satu
LWTD | Tiga puluh dua
LWTD | Tiga puluh tiga
LWTD | Tiga puluh Empat
LWTD | Tiga puluh lima
LWTD | Tiga puluh enam
LWTD | Tiga puluh tujuh
LWTD | Tiga puluh delapan
TERBIT
NEW CHAPTER
Ada yang baru!

LWTD | Dua puluh tujuh

121K 13.1K 553
By AloisiaTherin

Cici ada cerita baru! 😍

Gak kalah asik sama cerita ini loh!!

Genre : Romance, Comedy, Teen

Update setiap hari ya!!



27. Di-sogok

Monela menjatuhkan dirinya kasar diatas ranjang. Ia memejamkan mata sejenak, mengambil nafas, lalu membuangnya perlahan, mengontrol emosi yang masih berkecamuk dalam benaknya.

"Huuuhhh!" Desahnya kesal.

Jelas kesal. Ia bingung dengan tingkah laku Bastian yang terlihat mengklaim dirinya hanya milik bastian seorang, tapi apa kenyataannya?! Disosor ikan cupang aja doyan!

Monela menendang-nendang kesal bantal di bawah kakinya. Ia benar-benar kesal! Sumpah!

"Bodo amat! Bodo amat lu mau nyosor, mau goyang itik juga Monel kagak peduli!" Kesalnya. Namun kenyataannya, setelah itu Monela malah nyembik-nyembik, bersiap menangis.

🌻🌻🌻

Monela keluar kamar, setelah ia terbangun dari tidur, akibat kelelahan menangis— meratapi nasib cinta tanpa kepastiannya.

Begitu kakinya mendarat di lantai satu, ia langsung menemukan Bastian yang sedang bermain bersama Popow di depan TV.

Monela memutar bola matanya malas. Sudah lihat kan? Usaha untuk membujuk Monela agar tak marah saja tidak ada!

Benar-benar pria tidak peka!

Katanya maunya sama Monela doang, doyannya sama Monela doang, cintanya sama Monela doang, sukanya sama Monela doang, tapi kenyataannya? Mungkin, kalo ada dugong nyosor, dia juga mau, gerutu Monela dalam hati.

Bastian yang melihat Monela berjalan ke meja makan pun langsung bangkit dan menghampiri gadis yang bibirnya maju lima senti meter itu.

"Kamu belum makan siang kan? Ini udah sore, mau makan diluar?" Ini rentetan kalimat panjang dan bertubi-tubi dari Bastian yang dikeluarkannya setelah bertahun-tahun lamanya mereka tidak berkomunikasi.

"Makan sana sama Bu dosen!" Ketus Monela. Dan tetap berjalan menuju kulkas.

"Mmm, saya mau beli nugget, tapi gatau yang enak yang mana." Ujar Bastian dengan nada seperti di melas-melaskan.

Tak perlu menunggu lama, Monela segera berlari menuju hadapan Bastian.

"Bapak mau cari nugget ta?! Tenang! Monel itu ahlinya nugget! Monel bahkan sudah terverifikasi sebagai profesor nugget mendunia! Monela juga punya lisensinya loh Pak!" Entah kenapa, nada bicara Monela saat ini persis seperti Abi yang sedang menawarkan dagangannya.

Disogok naget aje langsung nrocos!

Bastian mengulum bibir, menahan senyum, ketika mendapati Monela dengan imutnya berbicara hal tersebut. Bahkan amarah yang membuat bibir Monela menjadi BIMOLI— bibir maju lima senti pun lenyap seketika, ketika ia menyebut kata nugget.

"Ayo! Saya keburu ingin makan nugget!" Bastian merayuk tangan Monela, kemudian menggenggamnya, menggandengnya keluar, menuju mobil yang sudah berada di luar garasi.

🌻🌻🌻

Bastian mendorong troli belanjaan, sedangkan di sampingnya, Monela sedang melihat-lihat beberapa barang yang katanya dibeli untuk kebutuhan rumah Bastian.

"Sabun masih ada kan?" Tanya Monela tanpa menoleh.

"Masih kok," ujar Bastian.

Abas kan udah jarang main. Jadi sabunnya awet.

"Odol?" Monela kembali bertanya.

"Masih ada," balas Bastian sambil terus menatap Monela yang mengetuk-ketukan telunjuk di dagunya.

"Shampo?"

"Keperluan kamar mandi masih lengkap, sayang." Ujar Bastian pelan, yang sontak membuat langkah Monela terhenti.

Mata Monela melirik Bastian yang tersenyum kecil padanya sambil menopang tangannya di pegangan troli.

"Simulasi jadi istri ya?" Celetuk Bastian menggoda, membuat Monela melotot.

"Bapak sering godaan cewek ya?! Makanya pro banget?!!" Selidik Monela dengan mata memicing lekat menatap Bastian yang tetap tersenyum, meskipun Monela menatapnya dengan penuh selidik.

"Masa, gay godaan cewek lain sih." Balasnya, membuat Monela mengulum bibir.

Aishhh, Monela jadi malu.

"Kan saya gak dekat-dekat cewek gara-gara kamu juga." Bastian terus menggoda.

"Idih, orang Monela gak ngapa-ngapain," Monela mengelak.

Bastian terkekeh kecil, dengan kepala menggeleng. "Iya, nggak ngapa-ngapain. Tapi habis itu ngomel-ngomel seharian penuh sama mami kamu, terus telepon bunda. Habis itu, aku kena sidang." Kekeh Bastian, membuat Monela ingin bersembunyi di lubang semut saja!

Kenapa Maminya malu-maluin sihh!!! Kenapa juga mami harus di laporin ke bundaaaa?!!!!!!

"Jadi tau kan, kenapa saya bisa sampai kena rumor gay?" Bastian menaik turunkan kedua alisnya.

"Pawangnya serem. Deket cewek sedikit aja langsung ngajak perang dunia!" Kekeh Bastian.

"Tau ah!" Monela melangkah cepat, meninggalkan Bastian yang menggigit bibirnya gemas, akan sikap lucu Monela saat ini.

🌻🌻🌻

Aishhh, Monela kan gak  jadi marah kalo Bastian imut gitu! Udah di beliin nugget berbungkus-bungkus, beliin Monela jajan banyak! Mana sekarang dirinya lagi menatap wajah Bastian yang lagi makan burger lagi.

Ah! Sudahlah, Monela selalu kalah kalau berhubungan dengan pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta di umur empat tahun itu. Di ciuman pertama mereka, di depan rumah keduanya.

"Makan," Bastian menunjuk burger di tangan Monela yang sedari tadi ia pegang, belum sempat dimakan.

Monela hanya mengangguk, dan mengangkat burger mendekat ke mulutnya yang sudah terbuka.

"Ceceee!!!" Suara Abi yang kencang disertai tepukan keras di punggungnya mampu membuat Monela gagal memakan burger yang tinggal beberapa centi masuk ke dalam mulutnya itu, bersiap untuk di gigit.

"Aduh Cece, Abi nggak nyangka kita bakal ketemu disini!" Abi memekik heboh. Selalu itu.

Abi mengangkat kepalanya, dan menemukan sang dosen yang tengah menatapnya tajam.

"Eh, ada bapak dosen! Selamat sore Pak. Nilai saya tambahin ya nanti." Cengir Abi, membuat Bastian memejamkan matanya lelah.

Teman Monela memang tidak ada yang waras

"Aduh Ce, ini kenapa burger di buang-buang? Kan kasihan Ce, mendingan kalo udah gak mau, Abi makan aja.." Abi mengambil burger Monela yang tergeletak di atas meja, akibat refleks terkejut tadi.

"Itu ma—"

"Iya Abi tau kok, Cece gak suka kan sama burger, biar Abi aja yang abisin." Sela Abi, dan langsung menggigit penuh satu gigitan burger, kemudian memakannya sambil berdiri, plus tidak ada rasa bersalah.

Monela menganga, melihat burger yang dimakan Abi jadi hanya tinggal setengah.

Abi memang bocil, tapi masalah makanan, aduh jangan ditanya, kasih lima mangkok bakso juga abis tuh anak!

"Woahhhh!! Chechew bweliw apwa ajwaa?" Ujarnya, dengan burger di dalam mulut yang muncrat-muncrat ke arah Bastian dengan telunjuk menunjuk sekantong kresek besar di samping Bastian.

Abi sontak langsung merapat ke arah kresek, salah satu trik darinya untuk mendapat gratisan, ialah— pepet, jan kasih kendor! Rayu sampek dapet!

"Woahhh!!! Iniw mwah bwarang jwalwannya Abwi semwua!" Dengan mulut menggembung, penuh gigitan burger, Abi mengorek-korek ke dalam isi kresek, membuat Bastian memijit pelipisnya, pening.

Udah kenak idu muncrat, sekarang apa lagi?

Begitu Abi melihat salah satu produk dagangannya yang berharga mahal, Abi sontak mencomot satu.

"Ce, ini buat a—"

PLAKK!

"Kagak!" Monela menggeplak lengan Abi keras, membuat Abi memekik dan cemberut.

"Aelah, pelit amat Ce, ayolah!" Abi merengek.

"Makanya ta, cari pacar! Biar bisa lo porotin!" Monela mendelik, membuat Abi cemberut.

"Calon Abi kan harus sekaya raja Brunei. Kalo nggak, Abi mah ogah!" Celetuk Abi dengan mata menatap Monela lucu.

"Gue kutuk nama lo jadi Abira Miskina, mau?!" Monela mendelik dengan tangan berkacak pinggang.

"Ya Allah Ce, jangan! Nama itu adalah doa! Makanya nama panjang Abi itu Abira Kaya-na!"

"Bisa pulang sekarang? Kepala saya mulai pusing." Bastian menyela perdebatan antara Abi dan Monela, yang memperdebatkan nama belakang Abira.

🌻🌻🌻

Jangan lupa baca cerita cici yg lain ya!!

Maunya cerita ini sampek chapter berapa?

Kasian ya si Bastian, punya pawang garang banget.

Spam komen dengan emot 😍 disini Yuk!

Continue Reading

You'll Also Like

294K 10.4K 52
"Kakak nggak mau rahasia itu terbongkar kan? Kakak harus jadi pembantu aku." Apa jadinya jika seorang ketua OSIS yang tampan, galak dan bersifat din...
1.9K 385 17
Vania pikir menggapai Wildan itu mudah, namun itu tidak sesuai dengan pikirannya. Vania yang mengira cinta nya akan terbalas, namun ternyata tidak. V...
22.9K 2.5K 60
Seperti lantunan lagu dalam bahasa lain, Jika terlalu rumit dan sulit Terkadang hidup tidak perlu di mengerti, hanya cukup di nikmati. -SYJ- Sepert...
69.9K 2.8K 41
⚠ Cerita masih lengkap. Dalam proses revisi⚠ #1 in Teenfiksi➡ 13 Juni 2020 #2 in Teenfiksi➡ 14 Juni 2020 #1 in Teenfiksi➡ 15 Agustus 2020 [Disarankan...