Baby of baby | Jisung park

By Littlefairyyyy12

208K 20.6K 1.2K

End. Cerita pendek keseharian baby Jisung bersama ke-6 Hyungnya. ◇ One shoot, Two shoots, Three shoots terg... More

Perkenalan
Prolog
Bab 1 : Mengerjakan PR bersama Haechan
Bab 2 : Sepeda
Bab 3 : 1st Hyung.
Bab 4 : Chenle hyung kenapa ?
Bab 5 : Tumbuh kembang Jisung
Bab 6 : Preman tengil.
Bab 7 : Preman tengil 2
Bab 9 : Nyamuk penganggu
Bab 10 : gembul, diet dan cemburu
Bab 11 : Capung-capung di air terjun (1)
Bab 12 : Capung-capung di air terjun (2)
Bab 13 : hilangnya dompet
Bab 14 : Kemah katanya
Bab 15 : Panic (1)
Bab 16 : panic (2)
Bab 17 : panic (3)
Bab 18 : Waktu kecil (part of panic)
Bab 19 [The end of the story ] : if we were
Baby of Baby open request!!

Bab 8 : Haechan ada-ada saja

9.5K 955 48
By Littlefairyyyy12

"Iyung iyung!"

"Jisung tunggu sebentar, Hyung sedang sibuk....." Haechan melepaskan tangan kecil Jisung dari bajunya yang sudah tertarik sampai membuat dirinya pun ikut tertarik.

"Iyung! Cung awuu cucuuuu!!"

"Iya sebentar, tanggung nih!"

Jisung kecil mengerucutkan bibirnya padahal badan kecilnya sampai harus berjinjit untuk menggapai baju sang kakak tapi tetap saja diabaikan.

"Icung awuu cucuuuuu!!!"

Lagi-lagi Jisung merengek.

"Aduh mana lagi si Jaemin.... "

Ya perkaranya sekarang adalah, Haechan ditinggalkan dirumah sendirian dengan si bungsu.

Haechan awalnya oke-oke aja toh adiknya tadi sedang tidur jadi dia bisa bebas bermain. Tapi ternyata tak disangka keluarganya malah belum pulang sampai sekarang.

Langit sudah semakin gelap dan Haechan bingung harus apa.

"Sebentar yaa, Hyung bentar lagi selesai." Haechan mencoba menenangkan sang adik tanpa mencoba menoleh sedikitpun. Gamenya terlihat lebih penting.

Jisung kecil yang sudah kelaparan tak tahan dan akhirnya beralih pergi sendiri.

Sejenak Haechan dapat merasakan ketenangan.

Tenang.

Dan sangat tenang.

Bahkan sampai gamenya selesai.

Suasana rumah sangat sunyi.

Perasaannya menjadi aneh.

Barusan,  — dia ditinggal oleh anak kecil yang baru menginjak umur 3 tahun?!

"ASTAGA JISUNG!"
.
.
.
.

"Jisung! Jisung!"

Jeno yang tadi sedang sibuk membaca menyenggol Jaemin yang juga tengah sibuk mengerjakan tugasnya.

"Ada apa?"

"Haechan."

Jaemin menolehkan kepalanya dan melihat kembarannya yang tak terlihat kembar itu sedang menggeliat ditempat tidurnya sambil menyebut nama Jisung.

"Bangunin gih, mimpi buruk mungkin." Nasehat Jeno.

Jaemin menangguk dan beranjak pergi menuju kasur Haechan.

"Haechan."

"Jisunggg!!"

Jaemin menyeritkan keningnya, lagi-lagi Haechan merintih menyebutkan nama adiknya itu.

Mau tak mau Jaemin harus melakukan cara jitu membangunkan Haechan.

Ia tak mau,  Haechan terus menggeliat seperti ulat bulu dan berakhir tempat tidurnya kusut tak beraturan — itu akan baik-baik saja kalau Haechan mau membereskan kamar, pasalnya Haechan kalau disuruh jawabnya nanti mulu, keburu Jaemin greget pengen beresin dan endingnya tetap Jaemin yang beresin,  kan Jaemin gak mau.

Jaemin mendekatkan dirinya pada telinga Haechan dan bersiap membuat suaranya sebesar toa.

"HAECHAN!"

"AKKKK!"

Jaemin melipat tangannya bangga — nah kan anaknya bangun.

"Jaemin kenapa sih?!" Haechan mengatup telinganya yang sudah hampir tuli. Sebenarnya teriakan Jaemin biasa saja, tidak kuat, cuman Haechan memang kagetan. 

"Ini baru jam 6 sore, kau sudah ngingau."

Haechan menyeritkan keningnya, memandang sekitarnya dan benar saja jam diatas pintu menunjukan jam 6 sore.

Mimpi?

Manik Haechan melebar, "JADI CUMAN MIMPI?!"

Jaemin bergidik bingung.

"Jisung mana? Jisung mana?!" Haechan bangkit dari kasurnya dan mengocang pelan baju Jaemin.

"Dikamarnya kan."

Ah benar, Haechan ingat sekarang. Tanpa A B C Haechan langsung pergi meninggalkan Jaemin dan Jeno yang tengah memandang satu sama lain kebingungan.

*****

Pagi harinya, Jaemin tak menemukan Haechan dikasurnya.

Dibukanya pintu kamar Jisung untuk menyiapkan sarapan pada adik bungsunya tersebut. Dan tidak heran jika menemukan Haechan tengah menjadikan adik kecilnya bantal guling.

Jaemin menggeleng, padahal Jisung baru saja sembuh.

"H-hyung.... Tolong Jisung.... " Jisung tampak sudah pasrah dengan pelukan Haechan yang bak panda pada pohon bambu — sulit dilepas.

Jaemin meletakan nampan berisi sarapan Jisung dan duduk disamping kasur Jisung.

"Semalam, Haechan Hyung ngigau dan menyebut namamu."

Jisung mengangguk paham, tidak heran melihat Haechan yang tiba-tiba datang menganggu Jisung yang tengah asik menonton film kesukaannya dan mendapatkan pelukan dari Haechan.

Jisung tak bisa berbuat banyak, hatinya luluh karena melihat ekspresi Hyungnya itu terlihat ketakutan.

"Apa dia bermimpi aku menjadi monster?" tanya Jisung polos.

Jaemin terkekeh geli, "Tak mungkin, jika dia bermimpi Jisung menjadi monster harusnya dia takut padamu, bukan semakin menempel."

"Iya juga sih, — terus Jisung harus bagaimana?"

"Yah, tunggu saja sampai dia bangun."

Manik Jisung membola— siapa yang tidak tahu siluman tidur pertama di rumah ini,  tentu saja gelar itu pas untuk Haechan.

Dan Jisung hanya bisa pasrah saja tubuhnya dijadikan bantal guling.

*****

"Eits Jisung harus makan bubur, belum boleh makan ini." Haechan mengambil snack biskuit kesukaan Jisung.

Belum sempat Jisung membukanya, Haechan sudah mengambilnya.

Jisung mengerucutkan bibirnya, malas sekali hari ini. Mana dia yang baru sembuh dan harus berhadapan dengan berbagai makanan tak berasa dan sekarang ditambah Haechan yang tak beranjak keluar dari kamarnya sejak pagi— jadinya Jisung tidak bisa melakukan aksinya diam-diam.

Uh, Jisung lebih suka Haechan yang jahil dari pada yang perhatian seperti ini. Over protect nya malah melebihi Jaemin.  Bahkan Jaemin saja memberi Jisung waktu sendirian di kamar, tapi tidak dengan Haechan hyungnya itu.

"Hyung tidak bosan dikamar Jisung terus?"

"Bosan."

Mata Jisung berbinar.

"Kal—"

"Tapi hyung tidak ingin keluar dari sini."

Bahu Jisung merosot, padahal baru saja ingin memberikan ide fantastis pada Hyungnya itu.

Sekarang Jisung malah harus memperhatikan Hyung nya berkutat dengan ponselnya, hhhh sebal sekali.

Tanpa diduga Chenle masuk ke kamar, "Hyung, tidak turun?"

"Ada apa memangnya?"

"Jaemin hyung memesan Choco ball."

Choco ball makanan kenyal seperti mochi namun sedikit lebih keras,  dengan isi coklat didalamnya — kesukaan Haechan.

Mata Jisung kembali berbinar, bukan karena Jisung ingin ikut memakannya, Jisung tidak terlalu suka coklat — tapi karena, Haechan tidak mungkin menolak choco ball, jadi ada waktu untuk Jisung menikmati waktunya sendiri di kamar,  yeahh~~~

"Tidak usah. Aku sedang tidak ingin."

"Huh?!"

Tak hanya Jisung, Chenle pun ikut dibuat melongo.

"Sudah ku bilang, aku tidak ingin keluar dari kamar ini."

"Baiklah kalau begitu.... "

Bahu Jisung merosot lagi, huh baru saja akan bersenang-senang membayangkan satu keping biskuit di mulutnya membuat sepercik rasa hari ini tapi dibatalkan lagi.

"Tunggu Chenle, kemari kesini." Panggil Haechan pada Chenle yang baru saja akan beranjak pergi.

Haechan menepuk tempat disamping nya, menyuruh Chenle untuk duduk. Chenle yang bingung hanya bisa menurut.

"Kenap—"

"Aigooo Chenleee yaaaaaa, ternyata pipimu juga kenyallllll~~~"

Jisung ingin tertawa saja rasanya.

Haechan menguyel nguyel pipi putih milik Chenle bahkan membuat sang empu sampai tak bisa bicara.

"Hyungggg~ kau kenapaaa.... Tiba-tiba menguyel pipikuu tak seperti biasanya.... " Sergah Chenle yang masih kesulitan berbicara bahkan tangannya terasa tak berguna karena Haechan masih tetap menguyel pipinya bak squishy. 

"Aigooo~ Jisung sedang sakit jadi tak ada bahan uyelannn hari ini, tapi ternyata pipimu lumayan juga."

Jisung terdiam. Cukup terharu, benar saja hari ini tidak ada Haechan yang mencubit gemas atau bergelut ria dengannya, hanya ada Haechan yang cerewet tentang kesehatannya.

Ouu... Jisung benar-benar terharu sekarang. Dibalik Haechan yang menyebalkan ternyata dia sangat perhatian.

"Hyung!"

Jisung menginterupsi perlakuan Haechan pada Chenle, membuat keduanya menoleh padanya.

"Pipi Jisung saja, masih hangat. Masih enak ditoel" Ucap Jisung menunjuk pipinya sambil menoel nya, memberi contoh pada Haechan.

Alhasil, kini pipi Jisung menjadi bulanan Haechan lagi.

Well,  Jisung tak terlalu kesal karena menyerahkan dirinya.  Malah Jisung penasaran, apa yang hyungnya itu mimpikan sampai-sampai berubah seperti ini.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Author notes; 

Wah tadinya aku berniat menyelesaikan work sebelah dulu baru mampi kesini buat cerita selingan. Tapi ngelihat readernya makin bertambah akhirnya aku memutuskan mampir untuk membuat cerita

Semoga sukaa yaa~

Jangan lupa request buat next storynya dan penuhin kolom komentar ♡

See yaa baibai~~~♡

Continue Reading

You'll Also Like

21K 1.1K 5
Super Junior, adalah rumah untuk kembali.
112K 4.6K 47
Mohon maaf tidak pintar menulis deskripsi. - HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG - Ini kisah seorang cowok yang memiliki wajah yang super tampan, Dia...
36.3K 7.6K 53
Tentang Jiji, si peri bodoh-polos yang masuk dalam kehidupan Jeje secara tak sengaja. Slow Update #1 in sweet boy 19 March 2021 #7 in peri 23 May 2...
101K 6.1K 15
Menceritakan mengenai seorang maknae NCT Makne yang harus menjalani hidupnya dengan terus mengatakan sebuah kalimat Kalimat sederhana namun sangat be...