Cinta Setelah Akad (Sudah Ter...

By r_ta13

1.7M 156K 5.4K

Sudah terbit di JaksaMedia Tersedia versi PDF, dm me 🥰 CERITA INI MENGANDUNG 100% UNSUR KEBAPERAN, HATI-HATI... More

CSA -- Chapter 1
CSA -- Chapter 2
CSA -- Chapter 3
CSA -- Chapter 4
CSA -- Chapter 5
CSA -- Chapter 6
CSA -- Chapter 8
CSA -- Chapter 9
CSA -- Chapter 10
CSA -- Chapter 11
Sekedar Info
CSA -- Chapter 12
CSA -- Chapter 13
CSA -- Chapter 14
CSA -- Chapter 15
CSA -- Chapter 16
CSA -- Chapter 17
CSA -- Chapter 18
CSA -- Chapter 19
CSA -- Chapter 20
CSA -- Chapter 21
CSA -- Chapter 22
CSA -- Chapter 23
CSA -- Chapter 24
CSA -- Chapter 25
CSA -- Chapter 26
CSA -- Chapter 27
CSA -- Chapter 28
CSA -- Chapter 29
CSA -- Chapter 30
CSA -- Chapter 31
CSA ~~ Chapter 32
CSA ~~ Chapter 33
CSA ~~ Chapter 34
CSA ~~ Chapter 35
CSA ~~ Chapter 36
CSA ~~ Chapter 37
CSA ~~ Chapter 38
CSA ~~ Chapter 39
CSA ~~ Chapter 40
CSA ~~ Chapter 41 end?
Spesial Part Soraya x Andi
CSA ~~ Chapter 42
CSA ~~ Chapter 43
Spesial Part Rita x Romi
CSA ~~ Chapter 44 end!
TERIMAKASIH!
Kelanjutan CSA
Kelanjutan CSA 2
CSA~~Vote Cover
CSA~~Final Cover
Info Pre-Order
CSA~~OpenPo
Tes~
Tes2

CSA -- Chapter 7

49.4K 4.5K 412
By r_ta13

Happy Saturday!!!
Yuk lanjut lagi bacanya yuk sambil duduk-duduk cantik atau rebahan 🥰
Jangan lupa vote dan komennya ya ^^

Happy Reading!!!!

****

Author pov....

"Marina!" Reza membangunkan Marina yang tertidur disampingnya.

"Marina!" panggilnya lagi, namun Marina hanya menggeliat dan mengubah posisinya.

"Marina, bangun!" Kali ini Reza menggoyang-goyangkan tubuh Marina hingga Marina membuka matanya.

Mata Marina bertatapan dengan mata Reza. Ia melihat dirinya lalu melihat ke tempat tidurnya.

"Kenapa saya disini?" tanya Marina yang sudah terduduk di ranjang.

"Kenapa?" ucap Reza yang berbalik memberikan pertanyaan.

"Bukannya saya tidur di sofa?" Marina mengerutkan keningnya kebingungan.

"Tidak, kamu tidur disini." ucap Reza yang kemudian beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.

Marina masih mengingat-ingat kejadian tadi malam. Ia masih bersikeras jika dirinya tertidur di sofa. Ia menoleh kearah nakas lalu melihat jam weker yang menunjukkan pukul 4 pagi.

Baru jam 4, kenapa dia menyuruhku bangun jam segini? batinnya.

Marina kembali menarik selimut yang menutupi setengah tubuhnya lalu kemudian kembali terpejam.

Reza keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana boxer yang memang tersedia didalam lemari dikamar mandinya, sembari mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil miliknya.

Matanya tertuju pada Marina yang kembali tertidur dengan nyenyak di atas ranjang. Ia mendekati Marina lalu kembali membangunkannya.

"Marina!" panggilnya.

"Hm." Marina hanya berdehem saat mendengar panggilan dari Reza.

"Bangun." ucap Reza yang masih berusaha membangunkan Marina.

"Masih pukul 4, saya masih ngantuk." ucap Marina yang semakin mengeratkan selimutnya.

Reza mengerutkan keningnya. Ia langsung menarik selimut yang digunakan Marina untuk menutupi tubuhnya itu.

Marina terkejut dengan perlakuan Reza. Ia mendengus lalu menatap kesal kearahnya. "Kamu ini kenapa? Kalau ngajak ribut ini masih pagi." ucap Marina dengan nafas yang tidak teratur dan kondisi terduduk.

"Kenapa? Kamu tanya kenapa?" ucap Reza yang tak kalah kesalnya.

"Ini sudah pukul 4, sebentar lagi adzan. Kamu mau nunggu jam berapa bersiap-siap untuk sholat?" ucap Reza yang membuat Marina terdiam.

1 menit, tak ada yang berbicara diantara mereka.

"Tunggu apa lagi?" tanya Reza pada Marina yang sedari tadi tak beranjak dari ranjang dan tentu saja membuat Reza semakin kesal.

"Sholat apa?" tanya Marina dengan polosnya.

"Apa?" Bukannya menjawab, Reza malah kembali melontarkan pertanyaan atas pertanyaan yang diberikan Marina.

Seketika Reza tertawa, ia pikir Marina hanya bercanda padanya. "Cukup Marina, saya tidak mau diajak bercanda sekarang." ucap Reza yang sudah berlalu mengambil baju koko di lemarinya.

"Saya tidak bercanda." perkataan Marina membuat pergerakan Reza terhenti.

"Kamu tidak pernah sholat?" tanya Reza, sementara Marina hanya terdiam. Ia lupa kapan terakhir kali ia sholat.

Reza menatap Marina yang masih terdiam. Ia tak tau apa yang selanjutnya harus ia lakukan.

"Yasudah, mandilah!" ucap Reza yang membuat Marina beranjak dari ranjang.

"Setelah mandi, kita sholat subuh berjamaah. Kamu masih ingat gerakan dan bacaan sholat kan?" ucap Reza sembari mengancing satu persatu kancing bajunya.

Marina yang mendapatkan pertanyaan seperti itu menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar tidak ingat perihal ini sama sekali.

"Ya sudah, kamu bisa lihat pergerakan sholat saya." ucap Reza.

Marina pov...

Aku memasuki kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri. Entah mengapa hatiku selalu ingin menurut saat mendengar perintahnya.

Aku benar-benar sangat malu padanya. Jangankan sholat, ini pertama kalinya aku bangun sepagi ini dan langsung mandi.

Kamar mandi Reza sangat rapi, terdapat lemari didalamnya khusus handuk dan celana-celana pendek miliknya.

Aku segera mandi sebelum mendengar teriakan Reza lagi karena aku tak kunjung keluar dari kamar mandi. Setelah melaksanakan ritual mandi, aku kembali mengenakan baju daster yang aku kenakan tadi malam. Aku tak tau harus menggunakan baju apa, lagi pula aku lupa membawa baju masuk kedalam kamar mandi.

Seperti yang telah dikatakannya, aku duduk di sofa melihat Reza yang sudah mulai melaksanakan sholat subuh. Entah sejak kapan ia memulainya, tiba-tiba saja ia sudah berdiri di atas sajadah yang sama sekali tak pernah lagi aku lihat di rumah.

Hatiku kembali menghangat setiap kali melihat pergerakan demi pergerakan dari Reza. Apalagi saat ia melantunkan ayat demi ayat Al-Quran walaupun aku tak tau artinya.

Tak lama, hanya beberapa menit saja Reza sudah selesai dengan sholat subuhnya itu. Namun, ia kembali menengadahkan tangan dan kembali berdoa. Pagi ini aku kembali menyadari perbedaan Reza dari Bang Andi, Bang Romi, dan bahkan Papa.

"Kenapa masih memakai baju itu?" tanyanya yang membuat aku terkesiap.

"Saya lupa membawa baju kedalam kamar mandi." ucapku seadanya.

"Ganti!" ucapnya yang seenaknya menyuruhku.

"Emangnya mau kemana?" tanyaku kebingungan. Seperti yang telah aku katakan, aku akan menggunakan baju seperti ini jika berada di rumah karena menurutku baju ini lebih enak digunakan.

"Ganti saja, jangan banyak tanya." ucapnya yang membuat aku beranjak membuka lemari pakaian.

Aku melihat satu persatu baju yang ada didalamnya. "Baju apa seperti ini?" tanyaku sembari menunjukkan satu helai baju yang sudah aku keluarkan dari lemari. Baju lengan panjang yang panjangnya mungkin sampai ke ujung kakiku.

"Pakai saja, saya tidak mau melihat kamu menggunakan pakaian seperti sebelumnya." ucapnya yang kembali membuatku kebingungan.

"Apa tidak ada baju daster seperti ini?" tanyaku sambil menunjuk baju daster yang ku kenakan. Reza hanya menggeleng.

Aku kembali menghembuskan nafas kesal ku ke sembarang arah. Belum sampai sehari aku tinggal bersamanya kehidupan ku sudah berubah 180 derajat. Sebenarnya pria seperti apa yang Papa nekat jodohkan padaku ini.

Aku keluar dari kamar mandi menggunakan baju yang panjangnya benar-benar sampai pergelangan kakiku. Reza tak berkedip memandangku, mungkin terlihat aneh. Tentu saja, baru kali ini aku menggunakan baju sepanjang ini.

"Pakai ini!" ucapnya sambil menyodorkan sehelai kain seperti penutup kepala, mungkin ini yang namanya jilbab.

"Untuk apa?" tanyaku dengan apa adanya.

"Menutupi aurat kamu." ucapnya lagi yang semakin membuatku kebingungan.

"Aurat?" tanyaku yang benar-benar tidak tau apa itu aurat, sedari kecil ilmu agama ku benar-benar nol besar.

"Saya ini seperti menikah dengan seorang muallaf yang tidak tau apa-apa." Reza berjalan menuju sofa dan mendudukkan tubuhnya.

"Muallaf?" ucapku yang kembali asing dengan perkataan yang diucapkan Reza. Entah mengapa aku selalu tidak tau dengan setiap perkataan yang diucapkannya.

Terdengar hembusan nafas dari Reza. Aku semakin merasa asing saat berada disini. "Cepat gunakan kerudung itu." ucapnya.

Aku melihat kerudung ditangan ku. "Bagaimana cara pakainya?" tanyaku yang membuat Reza menarik nafasnya. Aku benar-benar seperti orang bodoh kali ini. Sama sekali tidak tau apa-apa.

Reza beranjak dari duduknya menuju kearah ku. Ia mengambil kain kerudung ini dan mengenakannya ke kepalaku.

"Seperti ini." ucapnya setelah kerudung itu terpasang di kepalaku.

Aku melihat diriku didalam cermin. Aku tak percaya ini aku, dengan pakaian panjang dan kain kerudung yang menutup bagian kepalaku.

"Sudah cukup bercerminnya." ucap Reza yang menyadarkan ku.

"Kamu terlihat cantik menggunakannya." ucapnya lagi, yang membuat aliran darahku terasa mengalir sesuai arusnya. Ini bukan pertama kali orang lain mengatakan aku cantik, entah mengapa setiap kata yang diucapkan Reza itu berbeda. Namun, aku cukup tau diri untuk tidak membawa perasaan karena ini baru permulaan. Siapa tau dia hanya berpura-pura menarik perhatianku saja.

****
Keep healthy dear 😘

Follow akun instagram aku ya gaes @rjeuenenitea13 dan tag apapun yang kalian mau dari cerita ini semuanya bakalan aku repost kok 👌
Dan jangan lupa vote dan comment nya karena itu sangat berarti banget buat aku 😍

See you on the next part 🤗

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 9.5K 15
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya. Hanya orang bodoh yang tak menyadari...
2.3M 130K 45
Menikah itu ibadah , tapi jika menikahnya karena terpaksa apakah masih menjadi ibadah? Perjodohan? Bukan Salwa menikah dengan Raka karena sebuah kesa...
4.1M 367K 79
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
1.4M 12.2K 63
Just for fun