My Daddy!

444 75 23
                                    

Setelah pembicaraan itu, Seulgi tidak memberikan komentar apapun lagi atas keputusan ibunya. Dia sudah menyerahkan semuanya pada sang ibu, apakah lebih baik tetap meneruskan statusnya sebagai janda dari Kang Siwon atau, melepas status itu dengan menjadi nyonya Park.

Seulgi hanya mengikuti apa perkataan ibunya saja, dia ingin menjadi anak yang penurut persis apa yang selalu ayahnya katakan semasa hidup. Hari ini Seulgi akan pergi mengunjungi universitasnya, untuk menyerahkan dokumen dan segala persyaratan yang belum sempat dia lengkapi kemarin.

Kebetulan juga, pagi ini Jimin sudah berada di kediamannya, apalagi kalau bukan untuk menjemput ibunya dan berangkat bersama. Seulgi hanya melirik sekilas ke arah Jimin dan Jimin memberikan senyum manisnya pada sang calon anak, tapi yang di dapat Jimin hanya tatapan inosen dari Seulgi.

Melihat itu Jimin menghela nafasnya berat, di fikiran Jimin susah sekali untuk menaklukkan Seulgi yang sedikit bersifat keras kepala. Tapi di balik semua itu, Jimin memaklumi sikap yang di tunjukkan Seulgi padanya. Mungkin Seulgi tidak siap berbagi ibunya pada orang lain.

"Seulgi!" itu suara Sora, yang memanggil Seulgi saat Seulgi hendak berjalan keluar rumah, dan panggilan ibunya membuat dia menolehkan kepalanya ke belakang.

"Hmm, ada apa?" sautnya, hanya menoleh tidak beranjak sama sekali untuk mendekati ibunya.

"Ayo sarapan dulu!" ajak Sora, dan dí hadiahi gelengan dari Seulgi.

"Aku akan sarapan di kantin kampus saja, lagian aku tak ingin mengganggu ibu dan tuan Jimin!" ucapnya, dan setelah itu Seulgi beranjak dari posisinya menuju halte bus yang berada di depan komplek perumahannya.

Sora menggeleng lemah melihat perubahan sikap anaknya, dia menjadi sanksi dengan keputusannya untuk menikah. Apa setidak pantas itukah dia ingin menikah lagi, apa dia memang harus setia sampai mati pada mendiang suaminya.

"Sudah, nanti kita fikirkan lagi tentang membujuk Seulgi" ucap Jimin menenangkan Sora dan membawa wanita berumur itu ke dalam pelukannya.

'Aku harus melakukan sesuatu pada gadis itu' ucap Jimin membatin, sambil mencium puncak kepala Sora yang masih berada di dalam pelukannya.

***

Seulgi berangkat dengan perasaan yang kacau, padahal día sudah berjanji untuk tidak marah dengan keputusan ibunya, namun hingga kini día belum dapat menerima bahwa sebentar lagi akan ada sosok laki laki yang akan menggantikan posisi ayahnya di hati sang ibu.

"Huuffttt, berat sekali rasanya. Memang benar apa kata orang, mengikhlaskan sesuatu bukanlah perkara mudah" gumam Seulgi frustasi sambil menyenderkan kepalanya ke kaca jendela bus.

Sementara di kediaman Sora, nampak pasangan pria dan wanita itu sudah siap untuk berangkat ke kantor untuk memulai aktifitasnya. Jika sudah masuk di area kantor, Jimin akan bersikap profesional pada siapapun termasuk kekasihnya. Itulah sebabnya Jimin sangat di hormati dan dí segani di kantor, baik itu pará staff atau para jajaran kliennya.

"Jangan bersedih lagi, aku akan mencari cara untuk membujuk Seulgi. Aku tidak mau masalah ini sampai mempengaruhi kesehatanmu, noona" titah Jimin lembut pada Sora, dan Sora hanya mengangguk lemah menatap wajah pria yang jauh di bawahnya ini.

"Terimakasih Jimin, kamu sudah dengan senang hati mau menerima janda sepertiku..,"

Cupp

Perkataan Sora terpotong dengan ciuman sekilas yang di berikan Jimin, Jimin hanya tak ingin mendengar kekasihnya merendahkan diri sendiri.

"Sudah. Ayo kita memulai hari ini dengan semangat, masalah Seulgi kita fikirkan lagi nanti. Oke!"

"Baiklah" pasrah Sora dan mencoba tersenyum agar Jimin juga tidak merasa kesal.

***

Karena jarak dari rumah ke kampus membutuhkan waktu 40 menit jika menggunakan bus, dan tepat pukul sembilan kurang dua puluh menit Seulgi akhirnya sampai di kampusnya. Menenteng map transparan yang berisikan kelengkapan data sebelum tes kejuruan di lakukan.

Seulgi belum begitu paham dengan seluk beluk kampusnya ini, maka dari itu hari ini Seulgi berniat mengelilingi fakultasnya agar nanti jika sudah kuliah tidak lagi kebingungan dengan letak ruangannya.

Sedang asik melihat kiri dan kanan, Seulgi tak sengaja menabrak seorang yeoja yang nampaknya dari penampilan merupakan seorang senior, terlihat dari almamater yang di pakainya sepertinya senior itu berjurusan sama dengan yang di ambil Seulgi. 

"Maaf sunbae-nim" ucap Seulgi sopan sambil membungkukkan badannya.

"Gwenchanayo" jawabnya lembut.

Yeoja itu menatap wajah Seulgi dengan seksama dan Seulgi yang di tatap menjadi sedikit ciut. 

"Kau maba?" tanyanya setelah menatap lekat wajah Seulgi.

"Iya, saya calon maba di sini. Kebetulan saya baru saja mengantarkan berkas yang kemarin belum lengkap" jawab Seulgi.

"Hmm, kalau begitu apa yang sedang kau lakukan di sekitaran sini?" tanyanya lagi, karena Seulgi berhenti tepat di depan perpustakaan.

"Ah, itu. Saya ingin berkeliling di univ karena biar nanti tidak bingung kalau sudah masuk kuliah, sunbae" jalas Seulgi, sambil memamerkan senyum manisnya yang membuat matanya yang sipit semakin sipit.

"Kalau begitu, ayo aku temani. Aku akan menunjukkan beberapa ruangan agar kau tahu sedikit!" ajaknya, dan Seulgi mengekori saja kemana seniornya itu membawanya, bahkan mereka belum memperkenalkan nama masing masing.

Dan disinilah mereka, setelah kurang lebih 15 menit keliling mereka memutuskan untuk makan di kantin. Dan mereka juga sudah memperkenalkan diri masing masing sekarang, dan Seulgi tahu nama wanita cantik yang ada di depannya ini adalah Bae Joohyun, seniornya yang akan melaksanakan tugas akhir.

***

Seulgi terlihat malas saat berjalan menapaki jalan perkomplekan rumahnya, ya sesudah mereka--Joohyun dan Seulgi berbincang di kantin, Seulgi langsung beranjak pulang.

Drrrt drrrt drrrt

Ponsel Seulgi bergetar dan Seulgi langsung mengambil ponsel yang ada di saku outer yang di pakainya saat ini, melihat layar ponselnya dan menampilkan kontak 'Ibu' dan segera saja Seulgi menggeser ikon hijau yang ada di ponselnya untuk terhubung dengan panggilan itu.

"Ya bu..,"

"Seulgi, ini aku Jimin. Ibumu masuk rumah sakit karena tadi pingsan di kantor..,"

"Katakan di mana rumah sakitnya, aku akan ke sana. Kirim alamatnya lewat pesan!" potong Seulgi dan mengakhiri panggilan itu dengan sepihak. Dan si pihak penelpon hanya mendengus kesal karena sambungannya di putus.

Setelah mendapat pesan alamat, Seulgi langsung berlari ke depan untuk mencari taksi. Karena kalau menunggu bus akan lebih lama lagi, dia sudah di liputi kecemasan dengan keadaan ibunya. Dan dí situlah Jimin melancarkan aksinya untuk menekan Seulgi agar merestui hubungan sepasang kekasih itu.

Tbc
Vomen
Maafkan aku lama gak up, kemarin aku sakit dan buat liat hp 5 menit aja rasanya pusing banget. Eh pas udah sembuh, aku kehilangan mood buat ngetik karena udah lama jarang pegang hp, dan ini aja di paksa*in niatnya. Baru satu dua baris di ketik udahan lagi, dari pagi nyicilnya ini hehe 😍😍.




Short Story SeulMin (Seulgi Jimin)Where stories live. Discover now