Zidane - [20]

66.1K 7.2K 324
                                    

🍁🍁🍁

Hello guys..

Siapa yang nungguin Zidane update? Cung! Gak ada ya udah. 😏

Jangan lupa vote comment and share.

★ tekan bintang dulu, udah belom?

Kalau udah happy reading! ★

Jangan lupa komennya aku tunggu😉

••••

Diam-diam Zidan mengikuti orang yang tengah mengikuti Alivia. Lelaki yang memakai pakaian serba hitam, topi di kepalanya dan memakai masker tengah bersembunyi dibalik pohon. Tengah mengamati Alivia yang sedang berbelanja dengan Karina di sebuah supermarket. Dua gadis itu masih memarkirkan mobil di parkiran.

Terlihat lelaki itu mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang. Samar-samar Zidan mendengar pembicaraan mereka.

"Alivia sedang berada di supermarket."

"..."

"Karina. Keadaannya aman."

"..."

"Tidak ada mata-mata yang mengikuti mereka. Saya sudah mengeceknya."

"..."

"Apa perlu saya masuk ke dalam?"

"..."

"Baiklah."

Baru beberapa langkah lelaki itu maju, seseorang lebih dulu menendangnya dari belakang hingga membuatnya tersungkur ke depan.

Lelaki itu menoleh lalu berbalik, dilihatnya Zidan yang melakukan hal tadi. Napas Zidan memburu, lelaki itu yakin jika Zidan salah paham. Salah mengartikan dirinya yang mengikuti Alivia.

Bugh.

Lelaki itu tidak membalas ketika Zidan memukul rahangnya. Hanya berdecih ketika merasakan rahangnya berdenyut.

"Lo salah paham."

Zidan yang akan memukul lelaki itu kembali terhenti. Ucapan lelaki itu membuatnya menyerngit.

"Maksud lo?"

Lelaki itu menghela napas. Membuka masker yang menutupi wajahnya juga topi pada kepalanya. Begitu melihat wajah lelaki itu dengan jelas, Zidan menampilkan wajah terkejut lalu cowok itu memicingkan matanya.

"Lo?"

Lelaki itu mengangguk. "Gue hanya menjalankan tugas."

Zidan semakin tak mengerti dengan keadaan sekarang. "Tugas?"

"Biarkan gue jalani tugas gue hari ini, setelah itu gue akan jadi anggota lo lagi."

Lelaki itu menghela napas karena tampaknya Zidan masih belum paham. "Gue akan jelasin sama lo. Tapi nggak sekarang. Tugas gue belum selesai."

Dengan ragu Zidan mengangguk lalu membiarkan lelaki itu meninggalkannya dan masuk ke dalam supermarket.

••••

"Mau lo apa sih?"

"Risih gue lo tinggal di sini! Eneg liat muka lo!"

"Heh! Lo pikir gue enggak?!"

Zidan menggaruk daun telinganya, padahal cowok itu masih di dalam lift. Tapi suara orang yang bertengkar tetap terdengar. Zidan yakin jika pelakunya Nathan dan Diandra. Pasti!

Begitu pintu lift terbuka, Zidan membulatkan matanya. Melihat bantal sofa yang berantakan, tidak pada tempatnya. Serta dua orang remaja yang masih beradu mulut.

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang