Mau ngewanti wanti, plot yang ini lebih banyak narasinya, semoga kalian ga bosen ya 🙂
"kamu masih ingat aku?"...
Lama shani mencoba mengingat, sampai rasanya dongkol karena tak juga ingat.
Gadis berkemeja pink dengan jas Snelli itu masih menyunggingkan senyum. Menikmati raut wajah shani yang lucu karena berusaha keras memutar mutar otak didalam kepalanya itu. Sungguh, dia tak menyangka akan bertemu kembali dengan perempuan pemberani yang sudah menyelamatkan hidupnya dua tahun silam itu.
"aku tuh kaya pernah liat kamu. Tapi aku lupa dimana. Ga inget". Shani mulai putus asa untuk mencari kemungkinan siapa yang ada diseberang meja hadapannya. Bahkan karena saking kerasnya dia mengingat, kepala shani terasa sedikit berdenyut. Tak kuat jika terus dipaksa.
Bukannya mengenalkan diri, gadis yang sepertinya adalah seorang dokter muda itu justru mengulurkan tangannya pada shani. Memberi clue baru pada teka teki yang harus shani selesaikan.
"Makasih, ya. Udah selametin aku dua kali".
Apa lagi ini?. Menyelamatkan apa?. Shani ngapain?. Ah! Semakin membuatnya nyeri kepala karena bingung.
"Coba aja kalo waktu itu ga lewat jembatan dekat wekdonal sana. Coba aja kalo kamu ga donorin darah kamu ke aku juga. Pasti sekarang aku udah tinggal nama". Lanjutnya.
Kelanjutan itu justru semakin membuat shani tak mengerti. Baru juga mendapatkan clue atas apa yang pernah dia perbuat. Sudah sangat jelas pula clue itu, tapi ingatannya masih belum mau memberi jawaban.
Tak hanya shani, shania dan niko juga tampak bingung dengan situasi ini. Seperti robot yang di setting, ketiga orang itu kompak mengerutkan dahi. Pertanda mereka bertanya tanya.
Sedetik, shani menggeleng cepat. Memory yang sempat tak berfungsi tadi, sekarang justru tertarik begitu saja. Tertarik kembali ke dalam rentetan kejadian yang entah kapan. Namun begitu jelas tergambar di dalam imajinya.
Dia ingat. Saat perjalanan pulang, sekitar dua tahun lalu, tapi bulan apa tanggal berapa, tak ingat. Dengan mobil hitam milik shania yang diam diam dia bawa berkeliling kota karena suntuk. Melihat dua remaja yang mungkin umurnya tak jauh beda dengannya sedang bertengkar hebat di pinggir jalan.
Mata shani terbelalak saat tak sengaja melihat laki laki yang bertengkar dengan perempuan itu mengeluarkan sesuatu dari balik saku jaketnya. Tak habis sampai disitu, shani semakin dibuat terkejut saat laki laki itu menghunuskan sesuatu diperut perempuan didepannya. Tak waras! Laki laki itu menusukkan sebilah pisau tepat diperut sebelah kiri si perempuan.
Shani segera menepikan mobilnya. Berlari ke arah mereka berdua. Gadis itu meringkuk terkapar dengan pisau yang masih menancap sempurna dengan darah yang mengalir deras. Sedangkan laki laki itu tampak frustasi, menyadari apa yang barusan dia lakukan. Dia hanya memandangi tangannya yang bersimbah darah dan bergetar.
Saat dia melihat shani, dia langsung saja melarikan diri, pergi begitu saja karena tak mau dihajar masa saat shani mulai meneriakinya yang membuat banyak orang tertarik perhatiannya. Dan saat itu, shani berubah menjadi seorang penyelamat di hidup farish pun anaknya.
"Jadi.. kamu cewek yang dulu ditusuk orang dijembatan itu?". Tanya shani akhirnya, memastikan apakah benar ingatan yang kembali itu, atau bukan?.
Senyum perempuan itu tersungging. "Iya, itu aku, shan".Ucapnya.
" Loh kok kamu bisa disini?".Shani heran, "Pake jas dokter juga. Kamu dokter disini?".Lanjutnya.
Dua manusia lain yang datang bersamanya tadi, tak lain dan tak bukan adalah shania dan niko, hanya menatap heran juga bingung. Tak tau kemana arah pembicaraan dua gadis muda di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Teen FictionGxG 18 (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia