Twins

294 68 14
                                    

Hari ini setelah melewati akhir pekan yang menggembirakan, si kembar kembali berkatifitas seperti biasanya. Berangkat sekolah dengan ahjussi Cho sebagai supir. Seulji sudah merencanakan sesuatu untuk kakaknya.

"Eonni" panggilnya, dan di sahut dengan dehaman dari Seulgi.

"Kalau eonni di tembak sama Jimin, eonni terima atau tidak?" tanyanya memastikan sebelum melancarkan aksinya.

"Entahlah Ji-ya. Kenapa jadi kau bertanya begitu? Kau cemburu? Tapi kan kau sudah memiliki Jaemin. Jangan bermain api Ji-ya!" cercanya, padahal Seulji hanya bertanya, dan nyatanya bukan Seulji yang cemburu. Tapi dirinya sendiri yang cemburu karena tiba tiba Seulji menanyakan soal dirinya dan Jimin.

"Bukan aku yang cemburu, tapi kau eonni!" olok Seulji, membuat Seulgi memalingkan wajahnya malu.

"Kalau Jimin menyatakannya, ku harap eonni tidak lagi menundanya. Buat dirimu bahagia eonni, jangan terus memendamnya. Kalian dekat sudah sangat lama, bahkan mamá juga sudah memberikan izin pada kita. Jimin orang yang tepat untukmu eonni. Jangan lagi menunda kebahagiaan yang sudah menanti kalian di depan mata. Aku tidak bermaksud mengguruimu, aku hanya memberikan pandanganku sebagai orang yang menyayangimu. Berbahagialah!" ujar Seulji panjang lebar, Seulgi tak tahan dengan perkataan adiknya tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Aku takut Ji. Aku takut aku gagal seperti mama dan papa! Aku takut di tinggalkan di saat aku sudah benar benar bergantung padanya!" terjawab sudah ketakutan Seulgi selama ini. Día melihat contoh kehidupan dari kedua orang tuanya yang gagal membina rumah tangga hanya karena keegoisan.

"Percayalah, takdir mamá dan papa sudah suratan dari Tuhan. Mungkin hanya sampai di situ jodoh mereka, kau harus berani dan percaya eonni kalau Jimin tidak akan menyakitimu. Kau yang jelas tahu bagaimana kisah kelamnya dulu saat kehilangan orang yang di sayanginya. Día hancur dan menjadikan día sedingin di awal pertemuan kita. Tapi lihatlah sekarang, sisi aslinya sudah ia tunjukkan padamu. Ia pria yang lembut perhatian dan juga penyayang. Itu artinya día sudah nyaman denganmu, percayalah eonni jika pria sudah nyaman dengan wanitanya. Día tidak akan berniat pergi meninggalkan, kecuali itu sudah suratan dari Tuhan seperti yang terjadi pada papa dan mamá kita!" Seulji berperan menjadi dewasa hari ini demi kakaknya yang tabu akan kasih sayang dari seorang lelaki.

Seulgi hanya diam menanggapi perkataan Seulji. Dia mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut Seulji, dan adiknya itu benar. Tidak seharusnya día takut memulai sesuatu yang bahkan belum terjadi. Mungkin benar takdir pernikahan papa dan mamanya hanya sampai dimana mereka di lahirkan kedunia.

"Akan aku coba!" gumamnya pelan.

"Bagus!" balas Seulji.

***

Tiiittt tiiittt tiiittt

Bel istirahat pertama berbunyi, Seulji menghampiri kelas kakaknya mencari seseorang yang sejak tadi menjadi objek obrolan día dengan kakaknya, Jimin Park.

"Jimin!" teriaknya, Jimin yang mendengar itu langsung berbalik dan menemukan Seulji yang berlari mendekatinya.

"Kita perlu bicara!" kemudian Seulji menarik tangan Jimin dan membawanya ke rooftop.

"Ada apa?" bingung Jimin.

"Langsung saja, kau sebenarnya serius atau tidak dengan Seulgi? Ah- maksudku apa kau benar mencintai Seulgi?" to the point Seulji.

"Kalau memang kau tidak serius, aku akan menyuruh Seulgi menerima tawaran perjodohannya dengan anak teman papa. Seulgi juga akan di bawa ke Busan jika día menerima perjodohan ini, dan kau tidak akan bisa bertemu dengannya  lagi. Aku mengatakan ini karena tampaknya kau tidak berusaha lebih jauh untuk kakakku. Tidakkah kau lihat wajah murungnya sedari tadi?" Seulji terpaksa berbohong demi kebaikan dua sejoli yang masih malu malu untuk mengakui perasaan mereka ini.

"Jangan gila Seulji. Seulgi itu milikku!" tegas Jimin.

"Milikmu? Sejak kapan? Apa hubungan kalian sehingga dengan percaya dirinya kau mengatakan Seulgi adalah milikmu!" kembali Seulji memanasi Jimin agar bergerak cepat.

Mendengar ejekan Seulji, Jimin hanya tertunduk lesu. Seulji benar, día tidak terikat dalam hubungan apapun dengan Seulgi. Lalu bagaimana mungkin dengan percaya dirinya día mengklaim Seulgi adalah miliknya.

"Aku akan menyatakannya sekarang. Aku meminta izinmu sebagai adiknya, Seulji. Aku akan langsung melamar kakakmu, dan memintanya menjadi tunanganku agar día tidak di jodohkan dengan anak teman papá kalian.

Seulji yang mendengar itu hanya bersorak dalam hati, akhirnya berhasil mengelabui Jimin. Tinggal bilang kalau Seulgi di jodohkan saja sudah membuatnya panik, hehehe.

"Aku mengizinkanmu, asal kau bisa menepati segala janjimu. Kau pasti sudah tahu bagaimana cerita kehidupan Seulgi yang besar tanpa sosok seorang ayah. Ku harap kau datang tidak untuk menoreh luka untuknya. Jaga dia Jim!" dan anggukan pasti diberikan Jimin aras permintaan Seulji, calon adik iparnya.

Tbc
Vomen, maaf pendek udah ngantuk soalnya wkwk 😂😂😂 besok lagi ya 😍😍😍😍

Short Story SeulMin (Seulgi Jimin)Where stories live. Discover now