15

364 66 19
                                    

Lomba sudah selesai. Dari Zhong Dai, Fan lan peraih juara kedua, sedangkan Yangzi tereliminasi di lima besar. Yangzi marah, iri dengan Fan lan, apalagi dengan Zhang Hanhan si pemenang lomba dari sekolah swasta yang masih dibawah standar Zhong Dai.

Sini coba, mau ditaruh mana muka Zhong Chenle?

Esoknya setelah pengumuman, Chenle datang ke sekolah, mengadakan rapat kembali bersama anak muridnya. Bukan marah, tapi ini bentuk teguran dan evaluasi agar mereka makin meningkatkan semangat belajar lagi.

Ugh, mungkin ini karma, Chenle kan barbar waktu sekolah dulu.

Tahun ini kemenangan Zhong Dai direbut, ini tidak bisa dibiarkan. Chenle mau nama Zhong Dai selalu harum dan menjadi topik utama sepanjang masa jika sekolah ini adalah sekolah unggul. Namun kekesalan Chenle itu tidak lama, seminggu setelahnya, Chenle memenangkan tender besar-besaran. Tentunya kalau begini Zhong Group makin maju.

Akhir-akhir ini terjadi sesuatu pada Fan lan dan Yangzi, karena mereka yang selalu belajar bersama menciptakan kerukunan diantara mereka. Yah, walaupun Yangzi baru saja melabrak Fan lan karena pria remaja itu berhasil meraih juara dua dan mengalahkan Yangzi.

Akhir-akhir ini juga Zabrina dan Zolanes tumbuh dengan baik, Yangzi mengajarkan banyak hal kepada adik kembar angkatnya itu. Chenle masih tidak mau menerima Zaza dan Jojo sebagai anaknya, cucu Zhong Xinle itu sangat benci kepada orang asing yang menjadi anggota keluarga Zhong. Sejauh ini ia hanya menerima Xiera, ini pun karena dia sudah sangat menyayangi bibinya itu, Chenle cukup tahu diri kalau sedari dia kecil Xiera selalu membelanya dari didikan keras kakek Xinle.

Masalah belajar menyayangi Zaza dan Jojo, Chenle masih belum bisa. Hatinya terlalu keras, dia sangat menjunjung tinggi kemurnian darah Zhong dalam keluarga Zhong.

"Ba, besok kan Zaza dan Jojo ambil laporan belajar untuk pertama kalinya, Baba yang ambil ya?" pagi ini seluruh anggota keluarga Zhong berkumpul di meja makan untuk sarapan. Yangzi libur karena Zhong Dai mengadakan liburan untuk kelulusan murid kelas tingkat akhirnya, termasuk Wei Ron yang sudah berangkat sedari tadi pagi-pagi sekali.

"Baba sibuk." singkat, padat dan jelas. Itu membuat amarah Yangzi tersulut, dia tahu jika ayahnya ini tidak menerima Zaza dan Jojo di keluarga Zhong.

"Baba kenapa, sih? Baba kan orang tua Zaza dan Jojo juga, Baba nggak adil!" gadis itu meninggikan nada suaranya, sontak Chenle menatap tak suka.

"Zi, untuk kali ini Baba nggak akan terima, Baba benar-benar sibuk." Chenle mencoba memberi pengertian. Chenle sangat menyayangi anak gadisnya itu, ia rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan Yangzi. Ingat, untuk kebahagiaan Yangzi, bukan Zaza ataupun Jojo!

"Ba, please..." bukan mendapat jawaban, Chenle malah beranjak dari duduknya. Merapikan jas, kemudian meraih tas kerjanya di meja kecil pojok ruang makan.

"Baba nggak bisa, pamit semua." Chenle keluar, tidak lama kemudian deru mobil terdengar menandakan Chenle pergi ke Zhong Group.

Yangzi menunduk, tak lama Isakannya terdengar, lama-kelamaan tangisnya mengeras. Xiera berpindah duduk disamping Yangzi, mengelus kepala dan pundak gadis tujuh belas tahun itu. "Biar Nainai aja ya yang pergi, Nainai bisa, kok."

Yangzi mendongak, matanya memerah dan basah. "Zizi tau kalau Baba itu nggak benar-benar sibuk, Nai. Zizi tau kalau Baba benci sama adik Zizi, Zizi nggak suka Baba kayak gitu, Nai." suaranya bergetar, bersamaan dengan tangsi yang makin menjadi.

"Sudah, sudah. Kali ini kan Baba menolak permintaan Zizi, berarti Baba benar-benar sibuk. Gimana kalau Zizi pergi sama Nainai ambil laporan belajar Zaza dan Jojo, oke?" hanya dibalas anggukan dan Xiera pun bersyukur, setidaknya tangis Yangzi berhenti. Ah, nanti dia akan memberi pelajaran untuk keponakannya itu, sudah punya anak satu kok masih kekanakan.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang