Acha menggosok-gosokkan kedua tangannya didepan dada. Baju bagian bawah seragamnya sudah basah kuyup. Kini dia tengah berdiri didepan kelas sambil menunggu Gara menjemputnya.
"Beneran nggak mau pulang bareng gue?" Tanya Mita.
Acha menoleh dengan bibirnya yang bergetar. "Eng-enggak usah Mita. Acha pulang sama kak Gara,"
"Udah setengah jam loh Ca,"
Acha tersenyum getir. "Bentar lagi kak Gara juga dateng. Mita pulang duluan aja. Acha nggak apa-apa kok,"
Mita menghembuskan nafasnya. Mengeratkan pegangannya pada tali tas punggungnya.
"Beneran nggak papa?" Tanyanya memastikan. Kondisi Acha jauh dari kata baik-baik saja, membuat Mita sedikit tidak tenang meninggalkan gadis itu sendirian. Apalagi saat kondisi hujan seperti ini.
Acha menggeleng. "Nggak papa kok Mita. Mita nggak usah khawatirin Acha,"
"Tapi Ca lo.."
Acha memegang bahu Mita sambil tersenyum. "Nggak papa. Acha mau nunggu kak Gara dulu."
Mita menghembuskan nafasnya. "Ya udah gue duluan ya. Kalau ada apa-apa telepon gue aja, jangan sungkan."
Acha mengangguk. "Siap!"
Mita menepuk pundak Acha. "Gue duluan," pamitnya kemudian berlalu.
Acha menghela nafasnya. Kini sekolah sudah sepi. Tidak ada lagi yang berada di kawasan sekolah karna siswa siswi sudah pada pulang kerumahnya masing-masing.
Acha melihat ponselnya. Tidak ada satupun notifikasi masuk dari Gara. Apakah cowo itu melupakan Acha?
Acha duduk di bangku didepan kelasnya. Namun tiba-tiba kepalanya berdenyut. Pandangannya seketika kabur. Badan Acha oleng, suara hujan samar-samar didengarnya.
Sampai pandangannya yang semula kabur, berubah menjadi gelap gulita. Telinganya tak lagi mendengar suara gemercik air hujan. Badannya ambruk tepat didepan kelas X IPA 1.
****
Sementara Gara kini tengah tertidur dikamarnya. Dia menggeliat kecil saat mendengar suara alarm ponselnya yang berada di nakas.
"Apaan sih elah!!"
Gara mengucek-ngucek matanya sambil menguap. Setelah ponselnya sudah berada di tangannya, Gara melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acha Milik Gara [End]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Udah berani nakal ya lo!" Gara memelototkan matanya. Acha meneguk salivanya susah payah dan nyengir. "Hehe, e-enggak lagi kok. Suer deh," Melihat tampang Gara yang begitu menyeramkan, mampu membu...