Keyra baru saja menjajakkan kaki di kelasnya, gadis itu hendak menyimpan tasnya namun langsung diserbu dengan pertanyaan oleh Alya. "Kemana aja lu? lu bolos? bolos kemana? sama siapa? kok lo gak bilang gue dulu?"
"Gue telat," alibi Keyra asal. Hanya itu alasan yang muncul di otaknya sekarang.
"Gak usah boong, tadi gue nanya Rei. Katanya lu berangkat bareng dia."
Keyra mendengus. Alya itu tidak mudah untuk dibohongi, gadis itu juga tak akan menyerah bertanya sebelum mendapat jawaban seperti yang ia harapkan. "Gue males belajar."
"Tumben. Lo kan pinter, biasanya juga lo yang paling seneng merhatiin penjelasan guru." Sudah Keyra bilang, berkilah dari Alya adalah hal yang cukup sulit. Seperti sekarang.
"Bacot lo," ujar Keyra akhirnya, memilih untuk menghindar. Sebab jika tidak seperti itu, Alya akan terus memborbadir dirinya hingga Keyra mengatakan yang sebenarnya.
Alya menekuk wajah, melipat tangan di depan dada."Ishh... lo mah gitu. Asal lo tau ya, gegara lo gak masuk tadi, gue jadi gak ada tempat buat nyontek. Kan gue juga yang susah, gimana sih lo."
"Lo nyari gue cuma buat nyontek?"
"Iya lah, apa lagi," jawab Alya kelewat jujur. Ia terkekeh, membuat kurva mata gadis itu tertarik ke atas.
"Bangsat," umpat keyra sambil menjitak kepala Alya.
Alya mengaduh, mengelus kepalanya yang baru saja mendapat kekerasan dalam pertemanan. Ia mencibikkan bibir, senyum manisnya hilang seketika. "Aish... sakit tau Key. Sorry deh, gue nyari lo ya karna gue takut lo kenapa-kenapa lah."
"Serah."
"Ihh, Key. Lo jangan marah ya sama gue, nanti gue gak punya temen lagi, nanti siapa yang bakal gue minta contekan, terus siapa yang bakal bantu gue deket sama Reihan." Keyra hanya terfokus pada 4 kalimat dibelakang ucapan Alya, hatinya kembali sakit mengingat kedekatan Alya dan Reihan. Apalagi iya tau, jika keduanya telah mempunyai rasa yang sama.
"Key woi... malah bengong lo. Jangan marah ya, please," kata Alya setelah menepuk-nepuk bahu Keyra beberapa kali, membuat kesadaran gadis disampingnya itu kembali ke permukaan.
Keyra berdeham, tidak punya alasan untuk menolak. "Hm.. iya."
***
Saat ini Keyra tengah berada di rumah Reihan, Hal ini dikarenakan Rian yang terus saja merengek memintanya kesana untuk bermain bersama.
"Kak Key, tadi Rian punya temen baru dikelas," adu Rian. Keduanya kini duduk di sofa kecil kamar Rian, dengan televisi yang menyala menampilkan kartun kesukaan anak itu.
Keyra menaikkan sebelah alisnya, menatap Rian penuh tanya. "Oh, ya... siapa?"
"Namanya Letta, dia pindahan dari Bandung." Mata Rian nampak berbinar saat membicarakan teman barunya itu, membuat Keyra tanpa sadar tersenyum. Melihat antusias Rian membuatnya senang.
"Wah, gimana? Baik? Cantik?"
"Cantik banget, kayak kak Key. Tapi sayang dia sombong," ungkap Rian. Air mukanya berubah lesu saat mengatakan kalimat terakhir.
Sebuah kerutan muncul di dahi Keyra, "sombong?"
"Iya, masa tadi Rian ngajak dia kenalan gak di tanggepin. Pas Rian ajak ngobrol juga, dia cuma diem aja."
"Eum... Mungkin Lettanya masih malu, makanya begitu," ujar Keyra berusaha menghibur anak kecil di sampingnya itu.
"Begitu ya?" Rian nampak ragu, namun kemudian tersenyum senang saat Keyra mengangguk meyakinkan. Anak laki-laki itu pun kembali menceritakan semua yang dia lakukan hari ini. Di mulai dari kegiatannya di sekolah hingga bagaimana ia bertengkar dengan Reihan membicarakan lebih hebat mana antara boboiboy dan superman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyra's Style (REVISI)
Teen FictionTAHAP REVISI Cerita ini sebelumnya sudah pernah saya publish sebanyak 12 Bab di akun @aim_Key dengan judul My Childish Boyfriend __________-----___________ Tidak ada persahabatan murni antara laki - laki dan perempuan, perumpamaan itu nampaknya berl...