11

490 89 21
                                    

Entah sudah berapa jauh Yangzi berjalan, rasanya ia tidak kunjung keluar dari perumahan elite itu. Yangzi lemas, ia lapar sekali. Penampilannya berantakan dengan seragam yang sudah kusut, mata sembab, serta betis dan pipinya yang sempat terkena tanah di makam tadi.

Ya ampun, seorang Zhong Yangzi tiba-tiba terlihat seperti gembel.

Tidak lama memdumel dalam hati, sebuah mobil berhenti di sampingnya. “Hei, anak manja!” lantas Yangzi menoleh cepat.

Di sana ada Fan lan yang menyembulkan kepalanya seraya tersenyum geli. Yangzi berdecak dan mempercepat langkahnya.

“Yangzi, padahal aku cuma mau kembalikan tas kamu.” Yangzi membeku. Pikirannya berkelana, dan dia baru ingat kalau tasnya tidak sempat ia bawa dari kesalnya kepada Fan lan. Organ dalam kepala cantik Yangzi terus berpikir, ia lapar dan tidak membawa apa-apa dari mansion. Di tasnya ada sejumlah uang, dan Yangzi dapat makan kalau dia mengambil tas itu.

Dengan berat hati karena gengsi, Yangzi pun berbalik menghampiri mobil Fan lan. Dia menatap datar dan tanpa berucap apapun mengadahkan satu tangannya.

Satu menit berlalu...

Yangzi mendengus, dia lapar dan dia butuh tasnya sekarang juga. “Mana?” pinta Yangzi sewot.

“Masuk.” Fan lan membuka pintu mobil, mempersilahkan putri dari keluarga terhormat itu duduk di sampingnya.

“Tas aku, Fan lan. Cepet, deh, nggak jahilin sehari aja susah banget kayaknya!” Yangzi sudah meninggikan suaranya.

Fan lan tersenyum geli, kemudian ia menyodorkan tas milik Yangzi yang sempat ketinggalan di dalam mobilnya. “Awas, sekitar lima belas meter di belakang Baba kamu nyusul loh. Aku ketawain kalo gagal kabur,”ujar Fan lan kembali.

Yangzi terdiam, ia menggerakkan bola matanya kesana-kemari. Wajah berpikirnya itu berubah datar, bibirnya berdecak kesal. Lantas Yangzi mendorong kembali tasnya yang masih ada ditangan Fan lan, setelahnya gadis manja itu masuk ke dalam mobil Fan lan dan menutup pintunya keras.

“Awas rusak.”

“Katanya orang kaya, pintu mobil rusak aja ngeluh.”

“Akhirnya kamu percaya juga sama aku, dasar tukang suudzon.”

Dan setelahnya supir pribadi Fan lan melajukan mobil ke kediaman keluarga Gu, beliau pun jengah mendengar perdebatan dua anak remaja di kursi penumpang itu.

$$$

“HUAA FAN LAN! ZIZI NGGAK BISA GINI!” Fan lan mencengkram selimutnya, padahal baru saja ia merebahkan tubuhnya ke atas kasur setelah tiga kali gagal karena rengekan putri dari Zhong Chenle itu.

Fan lan jadi menyesal karena membawa gadis manja nan keras kepala itu ke mansionnya, sudah dituduh yang tidak-tidak oleh Mamanya, sekarang Yangzi malah membuatnya kerepotan.

Dengan seberat-beratnya hati, Fan lan melangkahkan kakinya tanpa minat ke kamar Yangzi, jaraknya dua ruangan dari kamarnya sendiri. Fan lan membuka sesedikit keras pintu kamar bercorak silver itu.

Mendengus untuk kesekian kalinya bagi Fan lan, setelah tiga kali tadi ia melihat Yangzi memasang wajah melas, sekarang malah dihadapkan dengan yang lebih parah.

Disana, di atas kasur, gadis manja bernama Zhong Yangzi tengkurap dan menolehkan kepalanya ke arah pintu sehingga dengan jelas Fan lan melihat wajah merah dan air mata serta ingus yang membanjiri pipi dan  sprei. Selain itu, keadaan kasur sudah berantakan dengan bed cover yang tergeletak di lantai beralaskan karpet putih berbulu. Bantal pun terlempar kesna-kemari, hanya tersisa guling yang menjadi tumpuan pertut gadis itu.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang