YANG PTS SEMANGAT YH XIXI
"YAHHH BEL, PADAHAL MASIH PENGEN BELAJAR."
"INI NIH YANG BIKIN KESEL, ORANG LAGI ASIK MEMPERHATIKAN PAK RIZKY JUGA."
"APAAN BANGET BELNYA BUNYI."
"Najis lo bertiga," cecar Ersya langsung seraya mendelik jijik pada ketiga oknum yang sok berakting sempurna tadi.
"Bapak juga geli liat mereka, Sya. Tapi ya udahlah siapa tau tiba-tiba dapet azab."
"ASTAGFIRULLAH BAPAK RIZKY SUKAESIH."
"YA AMPUN PAK TOBAT."
"BAPAK KENA KARMA JANGAN NYALAHIN KITA YA PAK."
"Udah diem dong, mau balik apa kagak sih. Kalo enggak biar Bapak bikin pelajaran tambahan aja biar kalian-"
"SEELAAAMAAAT SIAAANG PAAAAAK."
Pak Rizky hanya bisa tersenyum dan meminta ketabahan pada yang Maha Kuasa agar ia masih sanggup mengajar anak-anak di hadapannya ini. "Selamat siang juga sayang, udah balik sana gak usah berkeliaran."
Begitu berkata demikian, Pak Rizky membawa barang-barangnya kemudian keluar dari kelas.
"Langsung ke rumah Parjan apa gimana?" tanya Andra begitu Pak Rizky menghilang dari hadapan mereka. Setelah sekian lama akhirnya mereka pulang dengan waktu yang ditentukan.
"Langsung aja, males gue ke rumah," sahut Asep seraya memakai jaketnya.
"Yaudah kuy!"
"Lo gimana, Ra? Mau ikut?"
Dara yang baru selesai membereskan buku menoleh menatap Farzan yang bertanya. "Kalo langsung kayaknya enggak deh. Gue balik dulu tar si Kio marah gue pergi gak bilang-bilang."
"Trus perginya sendirian?"
Dara mengangguk.
"Ya udah kita temenin aja deh, tar pergi ke rumah Parjannya bareng."
"Cakep!" seru Andra membuat Farzan yang di sampingnya menoyor kepala cowok itu.
"Salah gue apa, Jubaedah?"
"Gak ada sih kesel aja."
Andra hanya bisa tersenyum sambil mengelus dadanya. Kalo ia balik pukul, ia yakin jatah makan miliknya nanti tidak akan ada karena Farzan tidak mau menyediakannya.
"Ya udah cabut."
***
Dara mengernyit ketika matanya tak sengaja melihat ke arah kaca spion motornya. Ia merasa ganjal dan melupakan sesuatu. Menghentikan motornya di tepi jalan, Dara lantas menoleh ke belakang di mana yang lain mengikutinya untuk berhenti.
"Kenapa?" tanya Alfa begitu selesai membuka helm.
Dara tidak langsung menjawab. Matanya masih menyusuri teman-temannya seraya berusaha mengingat apa yang tidak ada saat ini. Begitu mengetahui satu orang tidak ada di tempat, alisnya lantas nyaris menyatu. "Loh? Ersya kok gak ada?"
Mendengar hal itu, mereka langsung mencari-cari eksistensi cowok yang kerap mereka isengin itu. Tak menemukan, Farzan, Asep, serta Revan bergegas mengambil ponsel dan menghubunginya.
"Lah iya kok gak ada?" Andra bertanya heran.
"Gue telpon gak diangkat."
"Sama," sahut Farzan menyetujui perkataan Revan begitu pula dengan Asep.
"Balik dulu ke sekolah, kita cari. Perasaan gue gak enak," titah Dio yang disetujui oleh yang lain. Mereka serentak bergegas memakai kembali helm dan memutar balik setir motor menuju ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
utopia (segera terbit)
Teen Fiction"Tunggu, jadi gue satu-satunya cewek di kelas ini?" Singkatnya, Dara si anak emas sekolah akan menduduki kelas XII IPS 5, yang merupakan kelas yang paling 'terbelakang'. Realita memang lucu terkadang. ‼️ banyak kata kasar. ‼️ belum direvisi dan masi...