Inner Child

6.4K 755 200
                                    

5th Round : Ice as Thorn


'I love fantasy, i love imagination, that's the inner child in me'

Berubah, semuanya berubah. Ice sedikit terguncang dengan perubahan Kakak-kakaknya.

Blaze yang suka tidur, namun sekalinya bangun ia hanya bermalas-malasan. Gempa yang selalu berkutat dengan handphonenya. Taufan yang tiba-tiba menjadi anak paling rajin dan baik di dunia, sebenarnya perubahan Taufan ada baiknya. Halilintar, Kakak sulung yang satu ini benar-benar berubah, sangat berbeda dengan sifat aslinya, bahkan Ice sudah capek melihat senyum jahilnya.

Tetapi tidak itu saja, Ice juga merasakan bahwa dia juga sudah mulai sedikit berubah, mungkin karena lingkungan sekitarnya mengenali dia sebagai Thorn, jadi dia selalu diperlakukan layaknya anak kecil.

Selain itu, Thorn dan Solar juga terlihat berbeda dari biasanya. Contohnya Thorn yang terlihat lebih tertutup untuk bercerita kesehariannya dan Solar yang sedikit terlihat berbeda, tidak serius seperti biasanya.

Ice memandang langit-langit di kamarnya, berbaring sejenak membuat ia berpikir tentang banyak hal.

Sesekali ia ingin menentang kebijakan teman-temannya untuk beradaptasi namun kekuatannya tidak mudah juga untuk dikendalikan kalau ia menentang kebijakan tersebut.

Mungkin saja Kakak-kakaknya lebih memilih beradaptasi sebab hanya itu cara untuk mengendalikan kekuatan didalam diri mereka masing-masing.

"Ice." Mata bulat yang dimiliki Ice saat ini menoleh ke sumber suara.

"Kakak sedang memikirkan apa?" Ternyata itu Solar dengan sosok Blaze datang ke kamarnya.

"Memikirkan..., 1001 cara agar bisa menjadi Thorn." Jawab Ice ngawur.

Solar sweat drop. "Erkk, Kak Ice masih sehat kah?"

"Alhamdulillah, tidak." Rasanya Solar ingin sekali membawa Ice ke rumah sakit jiwa terdekat. Namun ia sadar bahwa dihadapannya kini adalah sosok Kakak yang paling disayanginya.

"Jika Kak Ice ingin tahu seperti apa Thorn, tanyakan saja pada Kak Hali." Ucap Solar.

Ice duduk. "Kenapa harus Kak Halilintar?"

"Kan dia Kakak sulung kita sudah seharusnya ia tahu semua hal tentang adik-adiknya lah." Jawab Solar.

Sontak Ice langsung berdiri dan keluar dari kamarnya, mencari keberadaan Halilintar.

Hari ini, hari Minggu semestinya Kakak sulungnya itu berada di rumah.

Tapi kenapa Solar malah menyarankan Halilintar membantu Ice? Apakah dia benar-benar bisa membantu?

Kamar Taufan, pasti Halilintar ada di dalam kamarnya.

"Eh? Ice? Nyari Kak Hali ya?" Taufan kebetulan lewat.

Ice mengangguk.

"Kak Hali ada di halaman belakang, mungkin ingin menyapa beberapa ayam milik Blaze." Ujar Taufan. Ice langsung berlari menuju ke halaman belakang rumahnya.

Terlihat Halilintar dan beberapa ayam milik Blaze bermain-main bersama. Namun Ice yang melihat pemandangan itu akan berkata lain sebab, kenyataannya, ayam-ayam Blaze mengejar Halilintar sambil berkokok kencang layaknya orang marah.

Tidak mau memandangi pertengkaran manusia dan ayam lebih lama lagi, Ice menyuruh ayam-ayam Blaze untuk tenang.

"Kak Hali." Panggil Ice masih dengan muka kalemnya.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang