"NONA...!"
Teriakan keras pria berjas rapi yang terlihat cupu dengan kacamata minus tebal seperti Nobita berlari secepat mungkin tuk menghampiri gadis misterius. Tampak jelas di wajahnya tergambar rasa khawatir dan cemas akan gadis misterius yang berada di bawah todongan pistol.
Raditya
Stefano Yunarta dan Ririn saling memandang penuh tanya akan siapa pria berjas itu.
"Singkirkan pistolmu darinya!" pria berjas cupu itu mendorong tangan yang menodong pistol itu hingga sang pemilik tangan menatapnya tajam dan ia pun tertunduk ketakutan.
"YAH RADITYA!!! KENAPA KAU BARU DATANG SEKARANG???"
Stefano dan Ririn kompak menutup telinga mereka takkala mendengar lengkingan suara pekikan gadis misterius.
Pria berjas cupu bernama Raditya merasa bersalah seraya duduk jongkok di samping gadis misterius, "Maafkan aku, nona!" sesalnya. Sebagai sekretaris, ia merasa lalai dan tak berguna karena telah datang terlambat. Ia terjebak macet di depan pintu masuk bandara yang begitu tiba-tiba melakukan pemeriksaan ID card.
Stefano ikut duduk jongkok dan mengambil paksa tas jinjing gadis misterius lalu diberikannya pada Ririn, "Amankan semua yang ia punya. Hubungi Hannah dan tanyakan target 1!" perintahnya lalu mengambil borgol dari tangan Ririn dan memborgol tangan gadis misterius, "Ikut kami ke kantor polisi. Kau ditahan atas kepemilikan narkoba!"
"Narkoba? Apa aku tidak salah dengar?" tanya gadis misterius tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, "Raditya, hubungi pengacara. Pria ini GILA!" perintahnya sekaligus memaki Stefano yang duduk jongkok di depannya.
Stefano tertawa sinis, "GI-LA???"
Raditya menatap Stefano heran, "Kau pasti salah pak polisi. Nona-ku tidak memakai benda seperti itu. Ia adalah...,"
"Raditya!" potong gadis misterius cepat, "Lakukan apa yang ku perintahkan?" Ia tak mau identitasnya terbongkar. Ia sengaja menutupi wajahnya agar tak seorangpun mengenalinya.
"Tapi nona mereka akan menahanmu!" tukas Raditya cemas.
"Kapten Stefano, target 1 lolos," lapor Ririn setelah menghubungi Hannah.
Stefano mendesah kesal lalu melihat gadis misterius itu sinis, "Berdiri!" perintahnya tegas tapi gadis misterius hanya diam, "HEI, APA KAU INGIN AKU GENDONG MAKANYA TIDAK MAU BERDIRI??" bentaknya semakin kesal. Sudah kebiasaan para gadis pemakai narkoba yang berpura-pura merajuk bahkan pingsan agar ia menggendongnya. Tapi ia tak bisa di tipu, Dodit dan Ririn yang akan menjadi sasaran suruhannya untuk menggendong gadis-gadis itu.
Gadis misterius masih tak bereaksi apapun. Ia terus diam. Akibat ia terjatuh terbentur aspal karena tendangan Stefano, lututnya menjadi perih dan terluka.
"Nona, biar ku bantu berdiri!" Raditya paham dan menawarkan diri karna ia tau bos-nya sedang terluka.
"AH, SUDAH JANGAN DRAMA!!!" bentak Stefano lalu berdiri tegak, "Akan ku seret kau sampai ke jalan!" kecamnya menarik tangan gadis misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Beauty
RomanceStefano Yunarta, detektif polisi yang memiliki misi balas dendam terhadap calon presiden Hardian Syaid sekaligus ayah dari seorang artis cantik ternama Honey Joana yang tak bahagia dengan kecantikannya. Misinya yaitu membuat Honey jatuh cinta padany...