Airlens (3)

4.6K 264 85
                                    

Saat memasuki salah satu pusat perbelanjaan terbesar di jakarta.
Arsen dan Rere berjalan memutari Mall

"Sen" panggil seseorang pada Arsen.
"Wih siapa nih" ucapnya lagi

"Gandengan baru" jawab Arsen sambil menautkan jarinya pada Rere.
Sedangkan Rere yang mendengar jawaban random dari Arsen pada temannya itu hanya bisa diam terpaku.

"Yaudah gue duluan ya" ucap temannya lagi, lalu Arsen melepaskan tautan jarinya.

"Sorry Re"

"Ehehe its okey bang. Bang Agaf juga sering gitu ke gue" jawab Rere kikuk.
"Btw abang mau beliin kado untuk siapa?" Tanya Rere untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Untuk adeknya calon cewek gue" jawab Arsen,

"Nggak papa Re, baru calon cewek. Masih bisa di tikung, jangankan calon cewek, meskipun bang Arsen bilang calon istri juga masih bisa lo tikung" batin Rere menyemangati, sambil tersenyum jahat mengikuti salah satu scane plakor di drakor yang akhir-akhir ini dia tonton.

Setelah memilih kado, Arsen mengajak Rere untuk makan siang bareng di kafe sebagai tanda terimakasihnya karna Rere telah menemaninya.

"Habis ini mau jalan nggak?" Tawar Arsen pada Rere.
"Boleh tu bang keliling-keliling gitu" jawab Rere antusias dan di setujui oleh Arsen. Mereka pun jalan-jalan keliling kota hingga menjelang Magrib.

"Oh iya Re, lo pernah pacaran?" Tanya Arsen saat mereka tengah berada dijalan menuju rumah.

"Pernah bang"

"Sama orang sana?" Tanya arsen lagi, yang dijawab anggukan oleh Rere.

Lalu suasana menjadi hening hingga mereka sampai dirumah keluarga Nugroho yang bercat biru laut itu.

Tampak Arlen sedang berdiri di depan pintu dengan bersedekap, seperti seoarang ayah yang hendak memarahi anak gadisnya yang terlambat pulang.

"Ngapain lo berdiri disitu." Ucap Arsen saat melewati Arlen.

"Lo balik kurang malem" sindir Arlen

"Yaudah besok sampai jam 12" jawab Arsen setengah berteriak.

Membuat Arlen enggan meneriaki abangnya itu, mengingat azan magrib tengah berkumandang.

"Kalau jalan sama cowok itu pulangnya jangan kemalaman"

"Ya ampun len, ini baru magrib, masih sore kali" jawab Rere sambil memasuki rumah untuk membersihkan badan sambil merasa bingung dengan sikap Arlen kepadanya.

Setelah membersihkan diri, dan mengeringkan rambutnya. Rere turun dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil minum.

Dilihatnya Arlen tengah mempersiapkan makan malam.

"Onty belum pulang?" Tanya Rere lalu mengambil minuman dingin di kulkas

"Hari ini mama sama papa nggak pulang" jawaban Arlen sukses membuat Rere tersedak oleh minumnya

"Cobaan macam apa ini ya tuhan. Gue takut khilap" batin Rere berteriak.

"Sini makan" ajak Arlen

"Gue udah makan tadi" jawab Rere, lalu pergi meninggalkan Arlen namun tangannya dicekal oleh Arlen.

"Temenin gue makan" pintanya, lalu Rere pun memilih duduk disebelah Arlen sambil menatap lelaki itu memakan makan malamnya.

Setelah menemani Arlen makan, Rere berpindah haluan ke ruang keluarga untuk menonton tv.

"Tontonan murahan kayak gitu ditonton" celetuk Arlen lalu mengganti channel ke siaran berita nasional dan memilih duduk tepat disamping Rere.

Airlens [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang