9

2K 202 5
                                    

Author backkk, happy reading uwu:>

Pagi hari tiba sang mentari memunculkan dirinya pertanda awal untuk memulai hari.

Agnes pergi ke kamar mandi dengan mata yg setengah terbuka serta handuk yg bertengger di bahunya.

Tak perlu waktu lama untuk membersihkan diri,Agnes segera turun dan memakan sarapan yg di siapkan christie.

"Ada yg kurang" batin Agnes.

"Mah, papah dimana?" Tanya Agnes.

"Papah pergi duluan ke kantor,tadi sudah mamah ajak makan tapi dia nolak" ujar christie dengan suara paraunya.

"Cerain aja mah bikin ngebatin mamah" ujar Agnes dengan keputusan bulatnya.

"Apa sih kamu Agnes ngomongnya tadi tu papah buru buru ke kantor" ujar christie berbohong.

Flashback on.

"Kamu mau kemana? Makan dulu sudah ku siapkan sar-" belum selesai christie berbicara Michael memotongnya duluan.

"Ah sudahlah berapa banyak lagi drama yg kau buat? Kamu hanya perlu uang saya saja kan? Makanya kamu bertahan?" Ujar Michael dengan senyum smirknya.

"Kamu mengapa berbicara seperti itu?" Ujar Christie dengan suara paraunya.

"Memang begitu faktanya kan?" Ujar Michael.

"Jaga omongan kamu Michael,jika tidak karna investasi dari orang tua ku perusahaan mu tidak akan setinggi ini!" Gertak christie.

"Sutt,jangan emosi kasihan Agnes masih tidur" ujar Michael dengan senyum meremehkan

"Hanya karna bisnis keluarga hancur?" Ujar Christie menahan bulir mata yg kapan saja siap untuk jatuh.

"Karna mu bukan karena bisnis,karna saya menuruti perintah anda untuk tidak pergi ke rapat dengan klien, bisnis saya turun,paham anda?" Ujar Michael lalu melenggang pergi menuju pintu dan pergi ke kantor.

Flashback off.

"Mah?" Ujar agnes.

Lamunan christie buyar seketika mendengar panggilan Agnes.

"Iya kenapa nes?" Tanya Christie.

"Mamah nangis?" Ujar Agnes dengan penuh selidik.

"Ngga kok nes kamu apaan si mata mamah kelilipan ko" bohong christie.

Agnes mengetahui wanita paruh baya,mamahnya ini berbohong kepadanya.

Namun,apa daya Agnes hanya bisa menggerutu dalam hati atas sikap Michael kepada christie.

Christie sangat mencintai Michael. Begitupun,Agnes ia sangat menyayangi papahnya itu.

Agnes menghampiri christie dan menarik ke dalam pelukannya.

Dengan cepat, christie membalasa pelukan gadis semata wayangnya itu dengan erat dan menumpahkan segala air matanya.

"Agnessss hiks.." ujar christie di sela sesegukannya.

"Semiris ini keluarga ku?" Batin Agnes.

"Mah jangan nangis yg kuat mah" ujar Agnes dengan suara paraunya.

"Mamah ga kuat ness" Isak christie.

"MAMAH APA APAAN SI MAMAH PUNYA AKU MAMAH JANGAN KEMANA MANAAAA!" teriak agnes hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah.

Christie tersenyum hangat melihat putri semata wayangnya ini.

"Maaf nak" ujar christie dengan suara paraunya.

"Mamah ga salah, papah yg salah" ujar Agnes seraya mengelus punggung christie menyalurkan kekuatan dan menenangkannya.

"Ehem" terdengar bunyi dehaman seseorang yg membuat Agnes dan christie menoleh pada asal suara tersebut.

Ternyata Naufal yg sudah siap dengan piring dan sendok di tangannya. Tidak lupa dengan cengiran khasnya di sertakan dengan gigi putih yg menghiasi senyum manisnya itu.

"Wangi nih nasi gorengnya yakali ga di makan huh ga asik" ujar Naufal seraya mengerucutkan bibirnya.

Agnes saling melempar pandangan pada christie.

"Bhahahahha" tawa christie dan Agnes seketika terdengar.

"Lah kok malah ketawaa,aku tuh laper Tante" ujar Naufal bak anak kecil yg meminta mainan.

Agnes tersenyum hangat.

Setidaknya,Naufal lah yg menerbitkan senyum di bibirnya.

"Ahaha iyaa ayo fal kita makan bersama" ajak christie.

"Yeyyy makannn" ujar Naufal bak anak kecil yg di beri mainan.

Ketiganya makan dengan hening,jangan dentingan suara piring dan sendok garpu yg terdengar.

"Mah Agnes duluan nanti telat" ujar Agnes seraya berdiri lalu mengecup punggung tangan christie.

"Ehh Naufal? Kalian ga bareng?" Tanya Christie.

"Ngg-" belum selesai Agnes berbicara,Naufal memotongnya duluan.

"Bareng Naufal kok Tante" ujar Naufal seraya melirik Agnes yg mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ohh baguslah yauda sana nes" ujar christie.

Naufal mencium punggung tangan christie dan menyusul Agnes yg duluan keluar.

"Kami pamit ya Tante" ujar Naufal sebelum menghilang dari balik pintu.

Christie tersenyum hangat melihat Naufal hadir di tengah-tengah kehidupan Agnes, setidaknya Naufal mampu membuat senyum Agnes.

"Katedral dan Istiqlal, biarlah mereka saling mencintai. Tuhan tak pernah melarang hamba-Nya untuk mencintai" batin christie.

---

Agnes menaiki motor Naufal.

Setelah Agnes telah benar benar mendaratkan bokongnya di joknya, segera Naufal menancapkan gasnya meninggalkan kediaman keluarga Agnes.

Selama perjalanan hanya derum kendaraan lah yg menemani keheningan mereka.

"Fal" panggil Agnes memecah keheningan.

"Hm" deham Naufal.

"Tumben ke rumah? Ga ngabarin lagi?" Tanya agnes.

"Ga boleh?"

"Bukannya jawab malah balik nanya" gumam Agnes

"Ya ngga, tiap hari juga gapapa hemat bensin motor gua" ujar agnes.

"Anjir keenakan di lu dong" ujar Naufal tak terima.

"Iya lah,kenapa ga suka?" Balas Agnes tak santai.

"Suka aja kan buat lo" ujar Naufal.

Blushhh-

Semburat merah menyebar di area pipi Agnes bak kepiting rebus.

Naufal melihat wajah Agnes dari spionnya.

"Pake blush on lo?" Tanya naufal.

Agnes segera membelalakkan matanya.

"Apa sih orang ngga" elak Agnes seraya membuang wajahnya ke sembarang arah.

"Bhahhahah udah ketauan masih ajaa elak,samiun" ujar Naufal di selingi tawanya.

"Pala lo Samiun, A g n e s Agnes" ujar Agnes seraya mengeja namanya.

"Hah? Apa? Sayang?" Gombal Naufal.

"Apa sih dihh" ujar Agnes membuang wajahnya ke arah yg lain, ia yakin wajahnya kini bak kepiting rebus.

"Tuhan kita beda. Tapi,rasa kita sama" batin Naufal.

"Tuhan kita beda fal" batin Agnes seraya menatap nanar punggung Naufal.

-Different- [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang