•|05|•

1.6K 218 4
                                    

"Oy Bang!" Sebuah suara bariton terdengar antusias bersamaan dengan langkah kaki yang mendekat menuju seseorang yang sibuk dengan tumpukan pekerjaannya

Pria itu menatap sekilas orang yang tadi memanggil nya lalu kembali berkutat pada tumpukan kertas beridi data-data penting.

"Bang! ini serius? gue baru balik masa gak ada sama sekali sambutan"

"Ck, Jangankan sambutan, Lo aja gak ada niat jemput gue kan?"tambah pria itu kesal.

Sedangkan pria yang dipanggil Bang tadi hanya membisu sekaligus menulikan telinganya untuk tak mendengarkan ocehan Adik lelakinya itu yang tak berguna.

"Bang! Lo tuli?!"

kavi menghela nafas, kemudian melirik adiknya  sekilas

"Lo gak liat kerjaan gue numpuk gitu?!" lelaki itu mengikuti arah jari kavi yang menunjukan kertas juga map yang menggunung.

"Arjuna, mending lo balik gih" Usir Kavin membuat arjuna mendengus sembari mencebikan bibirnya kesal

"btw bang, lo habis berapa ronde sama kaka ipar?"Goda Arjuna mengangkat kedua alisnya naik turun sembari memasang wajah mesumnya.

"Berisik. Sekali lagi lo ngoceh, gue seret lo dari dunia modeling"ancam Kavin yang membuat Arjuna menendang meja kerja Kavin lalu pergi dari hadapan kakaknya.

'Bangsat!' itu kalimat terakhir yang terucap dari bibir Arjuna pada Kavin

Sepeninggalan Arjuna yang membuatnya tak berhenti mengumpat, Kavi menghubungi sekretaris nya. Ia juga heran, dimana si bantet itu berada dan dengan siapa? Ini masih menunjukan jam kerja tapi sekretarisnya itu pergi entah kemana dan sulit untuk dihubungi.

Kekesalan Kavin kini berlipat ganda. Menurut pria itu mood buruknya ini berawal dari pertengkaran kecil antara ia dan wanita yang menempati kamar tamu di apertemen miliknya,ahh tidak! Apertemen itu milik bersama.

Drrtttt. Drrttt

'Jion' nama itu yang terpampang di layar  ponselnya sekarang. Kavin bernafas lega, akhirnya sekertaris bodoh nya ini dapat dihubungi. Mengingat berkas-berkas itu semakin menggunung, lebih baik meminta bantuannya bukan? Pintar betul kau Kavin!

•••

'Vin, buruan sini ke rumah sakit!'

"Apaan dah? Ngomong pelan-pelan napa sih!"

'anu, Bini lo....'

"kenapa dia? Mau mati? Perasaan gue belum ngapa-ngapain. Tapi gapapa lah, siapin batu nisannya, Yon"

'jaga congor lo anjing! Thaya pingsan di pinggir jalan. Menurut lo gimana perasaan om andre kalau anaknya lo telantarin di pinggir jalan?'

kavi mendengus kesal "ck, ngerepotin amat sih tuh cewek. Posisi?"

'lo beneran pengen kesini?'

"Menurut lo? udah buruan shareloc anjing!"

'sabar dong pak boss'

Tuuuttt Tutt

•••

Panggilan diputuskan sepihak oleh kavi. Pria itu segera menyambar mantel nya dan pergi meninggalkan berkas-berkas yang terbengkalai. Malam nanti bisa dilanjutkan, pikirnya

Kavin mendengus kesal ketika jalanan didepannya macet. Mobil-mobil berbaris sembari membunyikan klaksonnya guna memprotes yang menjadi sumber kemacetan tersebut. Sama hal nya dengan Kavin

ɮɛ ʍʏ ʟօʋɛɖ [On Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang