Segera setalah perjanjian lisan yang dibuat oleh Amandine dan Jordan, Amandine bekerja dengan giat untuk menciptakan Masterplan dan rancangan anggaran sebaik yang dia bisa. Dia mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya demi satu tujuan. Memenangkan perjanjian antara dia dan Jordan !
Drrrttt... Drrrttt...
"Ya bu.." Amandine mengangkat telepon dari Nyonya De Vos. Sepagi ini tapi Calon mertuanya itu sudah menghubunginya.
"Mandy, kalian belum membeli cincin pernikahan. Aku hanya mengingatkan kalau kau lupa"
Ahhh... Ibu Jordan benar. Mereka belum membeli cincin pernikahan mereka. Bagaimana mungkin hal seperti itu terlupakan oleh Amandine ?
"Uppss... aku hampir lupa buuu... bagaimana aku bisa melupakan hal sepenting itu" Teriaknya tertahan sambil menepuk jidatnya.
"Haisshhh... kau ini, memangnya kau sedang mengerjakan apa sampai sesibuk itu dan tak ingat hal penting seperti cincin ?" dumel Ibunya Jordan.
Hehehe...
"Hihihi, untung ada ibu yang selalu mengingatkan ku" puji Amandine. Amandine paham jika Ibu Jordan juga suka dipuji.
"Aku sudah bertanya pada kaki tangannya Jordan. Hari ini dia tidak punya jadwal apa apa. Jadi sebaiknya kau ajak saja dia. Kau langsung saja datangi kantornya" ujar Ibu Jordan.
"umm...." Amandine mengingat ingat, apakah siang ini dia bisa meninggalkan pekerjaannya ?
"Yahh, baiklah bu. Aku rasa meluangkan waktu hari ini tidak akan masalah"
Setelah menutup sambungan mereka, Amanadine memastikan pekerjaannya bisa ditinggalkan.Sekarang sudah Jam sepuluh pagi , dia akan mengerjakan pekerjaannya satu jam kedepan. Lalu dia akan pergi kekantor Jordan jam sebelas siang.
"Helen, apa desain kantornya sudah kau buatkan versi 3D nya ?" Tanya Amandine melalui intercom.
"Sudah, tapi masih belum selesai. Aku usahakan sore ini sudah bisa selesai"
"Tak apa, kirimkan saja padaku besok pagi. Siang ini aku akan keluar makan siang"
"Wahhh, tumben sekali. Kau akan pergi Jordan ? Kemana ?"
Amandine menggelengkan kepalanya, dasar Helen. Selalu ingin tau urusan orang lain.
"Helen, sebaiknya kau lakukan saja pekerjaanmu. Dasar penggosip"
Tuut...
Pukul sebelas siang, Amandine meninggalkan kantornya menuju kantor Jordan. Sudah hampir tiga minggu Amandine sibuk mengerjakan masterplan untuk tender. Jadi dia tidak punya waktu untuk ngobrol dengan Jordan. Yaahhhh, saling sindir maksudnya.
Setelah tiba dikantornya Jordan, Amandine langsung naik ke ruangan Jordan. Belum sempat Amandine membuka pintu ruangannya, tampak Samir dan Samuel keluar dari ruangan Jordan.
"Ah, sejak kapan kau disini ?" tanya Samir basa basi. Sementara Samuel yang berdiri disebelahnya tampak kaget melihat kehadiran Amandine.
"Aku baru sampai" Jawab Amandine santai. Namun matanya menangkap kekagetan Samuel yang melihatnya.
"Apakah dia sedang ada tamu ?" Tanya Amandine.
"Ah, umm.. tidak. Dia sedang berdiskusi dengan penanggung jawab proyek di Malmedy" Balas Samuel sedikit terbata.
Ck, Amandine tidak suka ini.
"Oh, baiklah. Aku akan masuk. Kalian lanjutkan saja" balas Amandine.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Lucifer (END) Part Terakhir ada di Karyakarsa
RomanceAmandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang pemilik kerajaan Cokelat terbesar didunia. Berbanding terbalik dengan Amandine, Jordan De Vos justru tidak pernah mencintai Amandine. Jorda...