Ellena dan Victor menjemput keluarga kak Jimmy di Rumah Sakit. Mama meminta merek untuk istirahat di rumah sebentar. Karena kak Jimmy dan dan Gisel sudah berhari-hari tidur di RS.
Kak Gisel nampak sangat lelah, dan yang Ellena dengar kondisi om Dony memburuk. Mungkin itu yang membuat Gisel tampak semakin murung.
Malam ini Xander meminta menginap disini. Victor menanyakan pada Ellena akan ikut pulang ke apartemen atau ikut menginap disini. Ellena belum menjawab pertanyaan itu, ia memilih pergi bersama Gisel ke atas. Untuk menengok anak-anak yang bersiap untuk tidur.
Setelah melihat anak-anak, Gisel mengajak Ellena untuk berbincang sebentar di teras kamar. Ellena duduk menunggu Gisel yang sedang pergi mengambil minuman. Ellena merenung, pikirannya masih menerawang kejadian tadi siang. Seharusnya Ellena tak boleh memikirkan Dave lagi. Ia bisa lihat kalau Dave sudah bahagia. Itu nampak jelas di wajah mereka. Dave dan Tania.
Ellena segera ingin kembali ke Kanada. Disini memang nyaman. Pulang ke rumah adalah hal paling nyaman. Tapi dia serasa dikejar oleh hal yang menyakitkan. Ingatan tentang masa lalunya membuatnya merana.
"Untukmu.." Gisel memberikan ponselnya kepada Ellena, membuat Ellena heran.1 "Terimalah, ada yang ingin mengobrol denganmu." Gisel lalu keluar.
Ellena menerima ponsel Gisel yang ternyata sudah tersambung dengan seseorang. Mencoba mendengarkan suara siapa yang ingin berbicara padanya melalui Gisel.
Satu detik..
Lima detik...
Sepuluh detik...Hening, orang diseberang belum memulai obrolan. Ellena juga memilih diam.
"Nak....
Ellena...
Gimana kabar kamu?" Suara pilu diujung seberang. Ellena terkejut, menutup mulutnya. Air matanya jatuh."Mama Karina....." Hanya itu yang bisa diucapnya.
Mereka pun akhirnya mengobrol untuk beberapa menit. Lalu sambungan itu ditutup oleh Ellena. Berpikir sejenak, mengusap wajahnya dengan gusar. Menimbang-nimbang permintaan yang disampaikan mama Karina di telepon tadi
Saat hendak beranjak dari teras, Gisel datang untuk duduk di sebelah Ellena.
"Maaf aku gak bilang sama kamu dulu siapa yang telepon tadi. Seminggu lalu aku ketemu tante Karina. Beliau kontrol ke dokter jantung juga. Kebetulan papa pas masuk. Jadi kami berbicara sedikit. Dan beliau meminta nomor teleponku. Seperti sadar diri, beliau tak pernah bertanya tentang kalian secara paksa. Hanya sekedar bertanya keadaan kalian dan meminta bantuanku agar bisa mengobrol sedikit denganmu dan Xander."
Jelas Gisel pada Ellena panjang lebar."Tak apa kak, aku mengerti." Ellena tersenyum kearah Gisel agar tak merasa bersalah. Ellena memilih berdiri dan memberikan kembali ponsel Gisel." Jangan ada yang tahu soal ini ya? Rahasia kita. Aku turun dulu."
Ia kembali turun untuk mencari Victor. Lalu menggandengnya keluar dari obrolan para pria. Membawanya ke taman belakang. Victor pun menurut tanpa protes dan tanya.
Tiba-tiba Ellena memeluk Victor erat, diam dan belum mau berkata apa-apa. Lalu dia menunjukan sesuatu di depan Victor. Tersenyum kearah Victor yang kaget dengan apa yang dilihatnya.
"Surprise......."Victor tersenyum penuh bahagia. Mencium kening Ellena hangat.
"Thankyou."
Mencium bibir Ellena, menyesapnya. Menjelajahi rongga mulut Ellena dan mengabsen setiap gigi yang ada disana. Menyapukan lidahnya secara liar dan rakus. Hingga akhirnya ciuman itu dilepasnya karena Ellena menepuk pelan dada Victor. Tanda ia sudah kehabisan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
RomanceMenata karier sebagai desain interior, sukses tanpa campur tangan orangtua, itu cita-citaku. Bagiku pacaran belum jadi prioritas. Apalagi perjodohan, sesuatu yang kekanakan. " Ellena Claire Wijaya " Sebagai Pengusaha aku tak ingin ada kesalahan apap...