03. Kembali Sekolah

Mulai dari awal
                                    

Alan tersenyum sumringah, ia segera berlari ke kamar Tisha.

"Tishaa, Sayang, buka nak," bujuk Alana.

Tisha tidak menjawab.

"Nggak mau bukain? Bener?" goda Alana.

"Padahal, Bunda mau kasi tau sesuatu," godanya, lagi.

"Yah, yaudah deh, gajadi aja sekolahnya," ucap Alana.

Alana berbalik badan hendak turun ke lantai satu, namun pintu kamar Tisha langsung terbuka, menampilkan sosok gadis cantik dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Tisha boleh sekolah bun?!" tanyanya excited.

Alana mengangguk,"Boleh, tanpa bodyguard."

Tisha memekik senang, ia meloncat-loncat sembari memeluk bunda kesayangannya. Akhirnya permintaannya terwujud.

'Tapi, disekolah ada yang jagain kamu." celetuk Alana.

Tisha cemberut,"Katanya tanpa bodyguard,"

"Iya memang gak pake bodyguard.  Tapi temen sekolah kamu," ujar Alana.

Tisha menatap Alana,"Siapa bun?"

"Kita liat aja nanti." Alana tersenyum.

—🐇—

Garken-- Papa Tisha, kini sedang sibuk mengurus keperluan Tisha untuk kembali bersekolah. Ia sibuk menghubungi anak buahnya, untuk menyiapkan surat-surat yang diperlukan Tisha.

"Sekolah itu milik saya, dan donatur utamanya Papa saya sendiri. Jadi kamu tinggal bilang, bahwa kamu orang suruhan saya, yang mengurusi keperluan Tisha." ucapnya dengan seseorang di sebrang sana.

"Baik bos, saya segera berangkat." ucap lelaki itu membalas perkataan Garken.

Beep

Garken langsung mematikan sambungan telfon tersebut secara sepihak, lalu ia meletakkan benda pipih yang memilik 3 kamera belakang itu di mejanya. Ia kembali mengambil berkas-berkas yang harus diselesaikannya.

Lelah, satu kata yang menggambarkan kondisi Garken saat ini. Tapi ia tidak pernah mengeluh, berkat istri dan anak-anaknya yang selalu menyemangatinya.

Tak lama, pintu ruangannya terbuka. Menampilkan sosok gadis cantik, dengan hoodie navy yang kebesaran. Gadis itu langsung menunjukan cengiran khasnya, dan mendekati ayahnya.

Ya, gadis itu Tisha.

"Ayah, masih sibuk ya?" tanya Tisha.

Garken menggeleng pelan,"Nggak, kok. Kenapa memangnya?"

"Tisha, mau nanyain sekolah Tisha," celetuk Tisha.

"Udah beres kok, princess." Garken mengelus lembut kepala Tisha.

Mata Tisha berbinar,"Sayang ayah!"

"Sayang Tisha juga," Garken membalas pelukan putri kecilnya itu.

"Ayah, nama sekolah Tisha apa?" Tisha memundurkan badannya menatap ayahnya.

"SMA Garuda Muda, sayang." jawab Garken.

"Itu, sekolah punya ayah?" tanyanya, lagi.

"Iya, itu ayah yang punya," jawab Garken.

"Jangan sampe temen-temen Tisha tau ya, yah!" saut Tisha cepat.

Garken menaikkan satu alisnya,"Kenapa gitu, Sha?"

"Tisha gamau yah, nanti temen-temen Tisha gatulus," celetuknya.

Garken mengangguk paham,"Iya sayang, nanti temen-temen kamu gatau masalah ini,"

Tisha berlari memeluk ayahnya lagi, Gadis itu sangat menyayangi ayahnya.

"Yaudah, kita pulang yuk, ayah suruh anak buah ayah aja yang lanjutin," ucap Garken.

Tisha mengangguk patuh, ia senang ayahnya itu bisa pulang cepat. Kalau kalian pikir Garken sangat sibuk, tentunya kalian salah. Garken masih sering meluangkan waktu untuk keluarganya, karna baginya keluarga lebih penting dibanding harta.

🐇🐇🐇

"Asta, entar jagain Tisha yang bener ya," ucap Zea, yang entah sudah keberapa kali.

"Iya ma," sahut Asta.

"Inget kan, kata tante Lina gimana?" tanya Zea.

Tentu saja Asta ingat, Oma Tisha mengatakan kepadanya untuk menjaga Tisha dengan baik di Sekolah, sudah berulang kali. Bahkan Asta sampai bosan mendengarnya.

"Inget,"

"Kamu tuh ya, gapernah ngomong panjang lebar kali tinggi, kayanya pelit banget sama suara," omel Zea pada Asta.

Asta mendengus,"Terus, mau gimana mamaaaaaa?"

"Udah besar, pikirin sendiri," cetus Zea.

"Hmm," Asta hanya bergumam.

"Yallah gusti, salah makan apa saya waktu ngandung Asta bin Adipati," Zea berucap memelas.

"Iya ma, mama makan apa waktu ngandung Asta?" sahut Asta.

Zea menoleh cepat,"Nyadar ya, sama sikap kamu?"

Asta menggeleng,"Bukan, Asta sadar kalau Asta ganteng."

Zea berkacak pinggang, dan siap melintir telinga Asta, namun Asta dengan sigap berlari menjauh dari Zea.

Begitulah Asta, Mood nya gampang berubah. Kadang seperti es, kadang seperti gula, kadang juga bisa seperti jarum, menusuk.

🐇🐇🐇

Dah ah, cpe.
Sengaja buat dkit, karna kalian gamau vote.
kl mau next salah satu kalian chat aku aja.

GEESHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang