Tentang Rasa

108 13 31
                                    

Aku mengedarkan pandanganku di setiap sudut rumah, aku berjalan menuju dapur dan menemukan bunda yang tengah memasak. Aku menatap seorang pria yang tengah duduk di meja makan, "ayah belum pulang?"

"Assalamu'alaikum," ucapan Arya menatapku, aku menggaruk kepalaku yang tertutupi kerudung.

"Assalamu'alaikum bunda, Arya"

"Wa'alaikumussalam," jawab bunda dan Arya bebarengan.

"Ayah belum pulang kak, mungkin sih hari ini ayah lembur." Ucap bunda yang masih fokus pada masakannya.

"Ya udah aku ke kamar dulu ya bunda mau ganti baju terus bersih-bersih," setelah mendapat persetujuan dari bunda aku memasuki kamarku, mandi lalu mengganti pakaianku dengan baju rumahan.

Setelah selesai aku kembali menemui bunda dan Arya yang berada di dapur, "ini ayam biar aku cuci ya bun."

Aku membersihkan beberapa potong ayam itu di bawah air mengalir sesekali membalas candaan dari bunda dan Arya.

Setelah selesai membersihkan ayam aku memasukkan ayam itu ke dalam panci dengan menaburkan bumbu serta air untuk di ungkep.

"Kakak kapan ujian?" Tanya bunda disela-sela aku aku memotong wortel.

"Setelah pertandingan badminton terakhir besok aku udah fokus buat belajar ujian kok Bun," jawabku.

"Pertandingan besok aku entar kakak lagi ya?" Ucapan karya dan aku hanya menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"Eh iya dek, kemarin bunda nggak lihat tuh Arya pulang bareng kakak, Arya mampir ke mana?" Tanya bunda dan akupun menginginkan jawaban itu tapi lupa menanyakannya.

Aku menatap Arya, "ada urusan sama temen Bun."

"Temen kamu yang mana? Malahan kemarin ada temen kamu yang datang ke rumah nanyain kamu," rasa penasaranku semakin menjadi.

"Apa kamu pacaran?" Tanyaku penuh selidik.

"Enggak lah kak, aku mau lulus dulu terus kuliah yang bener, nggak mau pacaran mending langsung nikah aja."

"Ini baru anak ayah, assalamu'alaikum." Ucap Ayah yang baru saja pulang lalu duduk di sebelah Arya.

"Wa'alaikumussalam," jawab kami serempak.

"kalau misalnya ada laki-laki yang ngedeketin kakak, Ayah mau laki-laki itu langsung lamar kakak bukan ngajak pacaran." Seketika itu aku menoleh menatap ayah.

"Kan tadi bahas Arya yah kenapa jadi ke kakak?" Ucapku tak terima, ayah dan bunda hanya terkekeh sedangkan Arya kembali fokus pada buku pelajarannya.

"Tapi ayah berbicara tadi beneran lho kak," ucap ayah yang kembali membuat moodku buruk.

Aku tak menanggapinya lagi lalu kembali melanjutkan aktivitasku membantu bunda memasak.

Setelah masa kami selesai kami pun menikmati makan malam bersama. Aktivitas makan kami tertunda setelah mendengar suara ketokan pintu, "biar aku aja yang buka pintu bun,"

Aku melangkah menuju pintu utama. "Assalamu'alaikum,"ucap pria itu setelah aku membukakan pintu.

"Wa'alaikumussalam," aku menatapnya heran. Ada urusan apa pria ini datang ke rumahku malam?

Itsnani A [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now