Mistake | 16

363 23 4
                                    

Dalam perjalanan pulang bersama Victor, Ellena melihat iklan Pizza di jalan. Hanya sebentar lalu tiba-tiba rasa ingin memakannya muncul. Dia tahan, memilih diam bahkan sampai mereka tiba di rumah. Langsung masuk ke kamar, niatnya mau mandi tapi pikirannya kembali teringat Pizza yang dia lihat tadi.

Kembali duduk di sofa kamar, membuka ponselnya dan menimbang-nimbang kalau dia  delivery order pasti mama tahu dan dia gak jadi makan karena menurut Mama gak sehat.

Bergegas turun melihat apakah Vic masih dirumah. Ternyata dia masih berbincang dengan Papa. Ellena memutuskan mengganggu obrolan mereka, lalu  mengajak Vic pergi.
"Vic, bisa mengantarku? Aku ingin jalan-jalan."

Victor kaget tiba-tiba Ellena mengajaknya pergi. Belum ada jawaban dari Vic malah Mama yang merespon Ellena.
"Mau kemana sayang? Kamu baru aja pulang. Kamu belum makan malam."

"Aku ingin jalan ke mall Mam, boleh ya Pa, Ma? Ellen pengin belanja. Nanti aku makan diluar. Victor juga belum makan." Berdiri menggandeng tangan Vic.

"Ya sudah biarkan Mam. Tapi tanya Victor dulu capek atau gak?" Papa menyetujui.

"Gpp om. Vic antar kemana pun Ellena pergi." Mereka pun berangkat, di mobil Ellena baru cerita tentang keinginannya makan Pizza.

"Pizza?? Yakin? Gpp buat kehamilan kamu?" Victor sedikit kaget, apa boleh sih makanan junk food buat ibu hamil.

"I don't know. Mungkin kalau satu slice gpp Vic. Please....." Ucapnya sambil memohon.

Victor akhirnya luluh dan mengantar Ellena ke sebuah restoran Pizza, tapi disana sudah full. Mereka memutuskan ke sebuah mall yang terdapat cabang restoran pizza tadi.

Menunggu menu mereka datang, Victor mengambilkan salad untuk Ellena. Lalu Victor melangkahkan kakinya ke smoking area, Ellena terus mengamatinya. Victor dengan santai menyapa pak Wiga yang mengobrol dengan seseorang disana.

"Pak Wiga. Ketemu lagi. Tadi katanya ditunggu.....? Hahahhaha." Victor menjabat rekan bisnisnya itu dan tersenyum ke orang yang duduk bersamanya.

"Wah iya. Mampir bentar ngobrol sama teman. Mau makan malam?" Tanya pak wiga.

"Iya, antar Ellena. Bosan makan di rumah katanya. Oke silahkan lanjutkan. Saya permisi." Pamit undur diri kembali ke mejanya.

Wajah Ellena tampak pun muram, membuat Victor heran.
"Kenapa? Kok masam?!. Bos mu ada disana dengan temannya. Kamu mau menyapa mereka? Atau mau bergabung dengan mereka?"

"No!!! Don't keep asking questions. I just want to eat. then we go home. " Menyuapkan salad yang diberikan Victor kepadanya.

"Okay-okay baby. Calmdown. Silahkan nikmati makanannya. Sambil menyuapkan es krim coklat ke mulutnya sendiri. " Tersenyum dengan tingkah Ellena yang seperti rollercoaster.

Dave yang awalnya fokus ke makanannya dan perbincangan dengan Wiga teralihkan saat klien temannya itu menyebut nama Ellena. Dia langsung mendengarkan obrolan mereka.
Pria ini bersama Ellena? Lalu mana Ellena? Lama aku gak melihatnya. Batin Dave penuh harap. Melihat kemana pria yang menghampiri mereka tadi berjalan. Dave akhirnya bisa melihat Ellena. Tapi wanita itu duduk di membelakangi meja mereka.

Dave memilih menunggu mereka selesai terlebih dahulu. Dave dan Wiga mengikuti dari belakang. Pria itu berjalan merangkul pinggang Ellena, menjaga seakan-akan tak ingin Ellena menghilang. Saat Ellena memalingkan wajahnya ke belakang, tanpa sengaja ia menatap wajah Dave yang terus mengamatinya. Ellena memalingkan wajahnya, menghindari sorot mata Dave.

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang