Selama satu bulan dave mengantar jemput Ellena, sesuai permintaan mamanya. Dave sampai bisa menghafal kebiasaan wanita itu. Suka berpakaian dengan sexy. Dandannya lama banget. Sarapan hanya selembar roti gandum dan telur. Mereka memang menjadi akrab. Diluar dugaan memang. Bercerita tentang pengalaman percintaan masing-masing. Pekerjaan, hobi dan keseharian.Seperti pagi ini, mereka sama-sama berangkat kerja, dan Ellena terus bermain dengan ponselnya. Menatap beberapa barang di toko online.
"Kamu nanti abis pulang kerja gak ada acara kan? Aku pengen beli tas Dave, limited edition. Harus buruan dibeli kalau aku berangkat sendiri mama pasti gak bakal bolehin. Jadi diantar kamu aja. Pasti Mama gak bakal ngomel. Please Dave...." Rayu Ellena manja."Hehmm, aku sedikit lelah Len. Habis rapat aku langsung pulang. Mau istirahat. Tadi aku juga udah pamit ma Tante, kamu nanti biar dijemput sopir."
Bohong Dave. Dia sudah ada janji dengan Tania untuk makan malam setelah pulang kerja.
"Kamu gak marah kan. Besok aja aku antar." Ucap tulus Dave ke Ellena.
Ellena hanya mengangguk tanda mengerti. Dilihatnya raut muka Ellena, sedikit kecewa.Karena sudah nyaman berangkat atau pulang kerja bersama Dave, atau sekedar jalan-jalan sebentar membuat Ellena bergantung pada Dave. Penolakan Dave kali ini membuatnya sedikit sadar kalau Dave cuman bertanggung jawab dengan janji yang dibuatnya pada Tante Karin dan mama. Jika bukan karena mereka mungkin Dave pasti menolak. Lebih memilih bersama kekasihnya daripada dengan Ellena.
Malam harinya setelah pulang kantor, Ellena nekat pergi ke salah satu mall dan mendatangi Tas yang ditaksirnya tadi pagi. Padahal kakinya belum sembuh, harusnya masih menggunakan tongkat kalau dia berjalan sendiri. Tapi yang pasti Ellena tak mungkin mau, malu dilihatin orang.
Dengan dress coklat sepatu boots hitam dia meminta antar pak Dayu, sopir papanya. Ellena berbohong pada pak Dayu, kalau sekarang sudah dapat ijin dari mamanya buat jalan-jalan ke mall. Pak Dayu yang ragu akhirnya menurut.
Selesai berbelanja beberapa barang dengan antusias dia membawa tas belanjaannya, bukan hanya tas. Akhirnya dia kalap dan belanja beberapa baju dan sepatu. Sampai lobby mall berniat menghubungi pak Dayu lagi, tiba tiba dia ditabrak orang dari belakang. Dia limbung, dan jatuh dari tangga lobby.
Akhhh. .. sakit banget... Penabrak itu minta maaf dan membawa Ellena ke pinggir. Membantu membereskan barang belanjaan Ellena yang jatuh berserakan. Lalu orang itu pergi. Tanpa sadar dompet Ellena sudah dicuri orang tadi.
Saat menghubungi pak Dayu, untuk meminta jemput ternyata pak Dayu sedang mengantar Papa pergi makan malam untuk bertemu klien. Ellena memutus buat naik taksi saja. Mengecek isi tasnya, ternyata dompet nya menghilang. Ellena panik dan melapor ke satpam mall.
Di lain tempat, Dave sedang duduk mengobrol dengan Tania setelah makan malam. Kakek nenek menanyakan dirinya terus. Karena memang sudah jarang Dave makan malam di sana.
Kringgg kringgg
Ponsel dave berdering.. Tante becca calling.
" Aku angkat telpon dulu ya." Pamit Dave keluar rumah, agar Tania tidak mendengar.'Iya tante. ...
Tadi memang minta antar aku, tapi aku belum bisa antar.....
Coba dave hubungi.
Tante gak usah khawatir...' Sambil berkacak pinggang, ulah Ellena membuat Tante Becca bingung.Dave berusaha menghubungi Ellena, 3X baru bisa terhubung.
'Kamu dimana? Tante Becca mencarimu. Kenapa selalu bikin ulah sih.jeda....
Ya udah, aku kesana.. Gak usah panik..'Ya Ellena gak berani pulang. Karena nekat berbohong pada mamanya, dompetnya hilang. Dan lebih parahnya kakinya kembali meradang.
"Tania, sayang aku pamit dulu ya. Mama telpon minta jemput dari rumah temannya. Papa gak bisa menjemput. Maaf ya. Besok lagi aku kesini."
Lalu mencium pipi Tania sekilas. Terlihat terburu-buru. Setelah pamit dengan orang rumah, Dave membawa mobilnya keluar dari pekarangan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
RomanceMenata karier sebagai desain interior, sukses tanpa campur tangan orangtua, itu cita-citaku. Bagiku pacaran belum jadi prioritas. Apalagi perjodohan, sesuatu yang kekanakan. " Ellena Claire Wijaya " Sebagai Pengusaha aku tak ingin ada kesalahan apap...