11. REVENGE

371 173 42
                                    

Saya hanya minta kamu jangan jauh sebentar, bukan selamanya. Jangan salah paham, saya hanya tidak ingin kamu terluka.


†††


          Ajie yang baru masuk sekolah sejak peristiwa perutnya dibuat sengsara oleh Mahes itu sibuk mencari cara untuk balas dendam.

Sedari tadi, ia mencari seseorang yang telah membuatnya terbaring lemah di rumah sakit tanpa tahu dalang dibalik itu semua siapa. Intinya, balasan setimpal harus orang itu dapatkan.

Ajie tertawa terbahak di tengah kantin bersama para panitia pelaksanaan Masa Orientasi Siswa tahun ini. Tapi, di sana juga terdapat Mahes Gardira. Berkumpul dengan para penjahat bertopeng, ya, walaupun tidak semua sih.

"Sumpah! Tu bocah berani banget sama seniornya, yang namanya kesel kan, gue gampar aja tu samsak lo, Hes. Sebelum lo babak-belurin mereka kemarin." Ajie bercerita pongah. Macam dia yang paling berkuasa saja di sekolah.

"Maksud lo? Gellael sama Lintang?" tanya Mahes meyakinkan perasaannya.

"Ya iyalah! Siapa lagi kalau bukan dua cecunguk gila itu!" tandas Ajie lalu tertawa lagi.

Mahes mengepalkan tangannya. Urat-urat keluar dari lengan, leher, lalu kening pria itu. Rasanya bergemuruh oleh marah. Bisa-bisanya Ajie memukuli adik kesayangannya dan memarahi Gellael dengan seenak jidat.

Memangnya siapa Ajie? Dia hanya kacung di sekolah ini. Tanpa Mahes dia tak bisa leluasa berdiri di sekolah ini dengan nyaman.

Bangsat lo, Jie! Gak perlu mati, gue cuman pengen lo menderita sedikit aja. Batin Mahes bergemuruh. Wajahnya memanas marah. Ia tak boleh kalap di sini. Kalau tidak, sekolah akan heboh dengan berita: Seorang Pentolan SMANTA Membuat Bonyok Ketua OSIS Sekolahnya.

Mahes menarik nafas dalam-dalam. Lalu, menghembuskan kembali deru yang semakin sarkas keluar. Seringaian jahat muncul dari lekuk indah itu. Ia harus bermain cantik. Jangan gegabah.

Tangan Mahes mengeluarkan telepon pintarnya. Lalu, mengetik sesuatu, 'SEND' untuk mengirimkan pesan. Entah pada siapa?

"Chatan sama siapa lo?" tanya Ajie penasaran.

Mahes hanya tersenyum miring. Lalu, menggeleng. Melihat jawaban santai pentolan itu, Ajie tidak peduli. Lalu, sibuk menceritakan betapa hebatnya ia bisa menaklukan seluruh juniornya saat masa orientasi.

Mahes yang mendengar cerita itu mendecih remeh. Kita liat sampai mana kesombongan lo?

"Misi, Kak Ajie, kan?" ucap seorang siswi yang berseragam sekolah dari sini, SMANTA, dengan badge kelas XI-IPS. Adik kelas Ajie pastinya. Ia menyodorkan satu botol minuman rasa jeruk pada kakak kelasnya.

Kesombongan Ajie terhenti sejenak. Kepala senior biadab itu mendongak. Melihat siapa yang datang.

"Ada apa?" tanya Ajie sok ramah, senyumnya mengembang karna yang dia lihat seorang cewek jelita menyapa.

"Saya mau ngasih minuman buat kakak. Katanya, dari penggemar kakak sih tadi," ucap gadis itu serius.

"Penggemar?" gumam Ajie. "Kelas?"

Gadis itu menggedik. "Entah, mungkin anak baru kak, soalnya seragam dia masih baru."

Ajie mengambil botol minuman itu. "Thank's! Oh iya, bilang sama PENGGEMAR gue kalo kakak kelasnya ini bilang thank's."

CHILDISH: NewbiexNewbie  ||  ༺On Going༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang