Chapter 2 : Sang Putri Petarung

234 18 0
                                    

Berbeda dengan teman teman mereka yang langsung berpindah ke istana, Fadli dan Nadia malah berada di dekat jalan di depan hutan, mereka berdua tidak sadarkan diri dan berbaring di rumput, tapi tak lama kemudian Fadli sadar.

Fadli pov

'ugh cahaya sialan' aku bangun sambil memijat kepalaku yang sedikit pusing akibat cahaya tadi. Saat aku membuka mataku aku menyadari kalau aku tidak berada di kelas, bahkan mungkin aku sudah tidak berada di Indonesia. Bahkan sepertinya aku tidak berada di duniaku yang dulu, karena aku melihat ada hewan aneh yang tidak pernah aku lihat sebelumnya sedang terbang di langit. Lalu aku menyadari sesuatu.
'cahaya itu, sepertinya cahaya itu yang membawaku kesini'
Aku kemudian melihat sekeliling untuk mencari teman teman yang lain, tapi mereka tidak ada, dan aku melihat Nadia terbaring disebelahku.
'ugh dari semua orang yang ada di kelas, kenapa harus dia? Kenapa gk Tetron aja'
Tak lama kemudian dia bangun, dan terlihat bingung.
'sepertinya aku harus menjelaskan padanya'

Nadia pov

Aku terbangun dan melihat aku berada di tempat yang sama sekali tidak aku kenali, aku mulai panik, sampai aku mendengar suara yang aku kenal.
"sepertinya kita sudah tidak berada di dunia kita lagi"
Aku menengok kearah suara itu dan ternyata itu adalah Fadli.
Fadli:"sepertinya cahaya tadi adalah portal yang memindahkan kita ke dunia lain, atau dalam bahasa ilmiah biasanya disebut dunia paralel"
Dia menjelaskan dengan pandangan tetap ke depan, dan sama sekali tidak melihatku, dan aku juga sama sekali tidak menjawabnya, tapi aku mendengarkan apa yang dia katakan.
Fadli:"dan sialnya kita sepertinya juga terpisah dari yang lainya"
Aku melihat sekeliling dan ya, hanya kami berdua saja yang berada disini
'shit'

Third person's pov

Fadli masih terus menjelaskan dan Nadia terus saja diam.
Fadli:"sejujurnya aku tidak menyangka kalau hal ini mungkin, aku juga tidak tau kenapa kita yang di pindahkan kesini"
Fadli lalu berdiri dan Nadia juga ikut berdiri.
Fadli:"Nad"
Fadli mencoba memanggil Nadia, tapi Nadia tidak menjawab.
Fadli:"Nad"
Fadli mencoba lagi tapi Nadia tetap menjawab, Fadli mulai kesal, tapi dia masih bisa menahan amarahnya.
Fadli:"Nadia"
Nadia tetap tidak menjawab dan kali ini Fadli benar benar kesal.

Fadli:"UGH FOR FUCK SAKE NADIA, TALK TO ME!!!"
Fadli berteriak dan Nadia sedikit terkejut.
Nadia:'woah dia bisa marah juga rupanya, aku tidak pernah melihat dia berteriak sebelumnya'
Fadli:"AKU TAU KAMU MEMBENCIKU, SAMA AKU JUGA MEMBENCIMU, AKU JUGA TIDAK MEMINTAMU UNTUK MEMAAFKANKU, AKU JUGA SUDAH MUAK MEMINTA MAAF"
Fadli:"TAPI LIHAT SITUASINYA, KITA BERADA DI DUNIA LAIN, DUNIA YANG TIDAK KITA KENALI SAMA SEKALI, KITA JUGA TERPISAH DARI YANG LAINYA DAN HANYA BERDUA"
Fadli:"JADI AKU MOHON BUANG HARGA DIRIMU DAN KEEGOISANMU KARENA SUKA ATAU TIDAK JIKA KITA INGIN BERTAHAN HIDUP, KITA HARUS BEKERJA SAMA"
Fadli:"AKU BISA SAJA MENINGGALKANMU, TAPI AKU TIDAK YAKIN AKU BISA BERTAHAN SENDIRIAN, TENANG SAJA TIDAK SELAMANYA KOK, HANYA SAMPAI KITA BERTEMU YANG LAINYA SAJA, SETELAH ITU KAMU BEBAS MELAKUKAN APAPUN"
Setelah marah marah, Fadli mengatur nafasnya karena kelelahan dan untuk menenangkan dirinya.

Nadia:'aku benci mengakuinya, tapi dia benar, sepertinya diantara kami, dia yang lebih mengerti situasinya'
Nadia pun akhirnya menghembuskan nafas pelan
Nadia:"baiklah, jadi apa yang harus kita lakukan?"
Fadli yang sudah tenang, menjawab Nadia dengan nada normal.
Fadli:"kita ikuti jalan ini ke kota atau desa terdekat, semoga saja tidak terlalu jauh, setelah itu kita mencari informasi tentang dunia ini dan kenapa kita bisa disini"
Nadia:"baiklah"
Merekapun akhirnya berjalan mengikuti jalan itu menuju entah kemana.

_____________________________________________________

Sudah sekitar 20 menit Fadli dan Nadia berjalan tapi mereka masih tidak melihat kota ataupun desa terdekat. Lalu saat mereka masih lanjut berjalan, mereka mendengar seperti ada pertarungan di depan mereka. Saat mereka bisa melihat apa yang di depan mereka dengan jelas, mereka tidak percaya apa yang mereka lihat. Mereka melihat ada sekitar 10 orang berpakaian prajurit dan seorang gadis, melawan sekitar 6 - 7 ekor monster yang tingginya sekitar 2 meter. Para prajurit dan gadis itu sudah terluka cukup parah, bahkan sudah ada beberapa prajurit yang sudah kehilangan kesadaran.

Tanpa pikir panjang, Fadli langsung berlari kearah mereka, dan sangat mengejutkan karena dia bisa berlari sangat cepat.
Nadia:'aku tidak tau kalau dia bisa berlari secepat itu'
Nadia lalu ikut berlari mengejar Fadli, tapi kemudian dia menyadari sesuatu.
Nadia:'tunggu apa yang dia lakukan, kami tidak mungkin langsung masuk dan membantu mereka melawan monster itu'
Sementara Fadli baru menyadari hal itu saat dia sudah dekat.
Fadli:'woah tidak kusangka aku bisa berlari secepat ini'
Fadli:'tunggu apa yang aku pikirkan, aku tidak mungkin melawan monster itu, tubuhku lemah, aku bahkan tidak punya senjata'
Fadli lalu melihat pedang di dekat prajurit yang pingsan, dia langsung mengambilnya.
Fadli:"pinjam bentar"

Setelah mengambil pedang itu, dia lalu berdiri di samping gadis itu, dan menghadap kearah monster.
Fadli:'bagus sekarang apa yang akan aku lakukan?'
Salah satu monster kemudian menyerang Fadli, dan tiba tiba tubuh Fadli bergerak dengan sendirinya, sesuai dengan gerakan yang ia pikirkan.
Fadli:'ini aneh, tubuhku bergerak sesuai dengan gerakan yang aku pikirkan, tapi seharusnya tubuhku tidak bisa melakukan ini'
Fadli lalu berhasil mengalahkan monster yang menyerangnya, dan dia membantu gadis itu, awalnya gadis itu bingung dan terkejut, tapi kemudian dia bersyukur.

Nadia yang melihat dari agak jauh, sedikit terkesan melihat Fadli bisa bertarung.
Nadia:'woah tidak kusangka ternyata dia bisa menggunakan pedang'
Fadli lalu melihat kearah Nadia lalu dia melempar pedangnya kearah Nadia, atau lebih tepatnya kebelakang Nadia. Saat Nadia berbalik ternyata ada monster yang bersiap menyerangnya, tapi kepala monster itu sudah tertancap pedang yang dilempar Fadli.

Fadli dan gadis itu berhasil mengalahkan semua monster, dan Nadia berlari kearah mereka. Gadis itu lalu duduk di tangga kereta kuda nya karena kelelahan.
Gadis:"terima kasih, kalau tidak ada kalian kami pasti sudah mati"
Fadli:'kalau dilihat dari pakaian dan kereta kudanya sepertinya dia dari keluarga bangsawan, atau bahkan mungkin keluarga kerajaan'
Fadli:"tidak perlu berterima kasih, kami hanya kebetulan saja lewat"
Fadli lalu melihat luka di tubuh gadis itu.
Fadli:'sepertinya lukanya tidak terlalu parah, tapi tetap harus di obati'
Fadli lalu memegang tangan gadis itu.
Fadli:"maaf, sepertinya anda terluka, tolong izinkan saya untuk mengobati anda"
Gadis:"silahkan, dan kamu tidak perlu terlalu formal seperti itu"
Fadli lalu mengangkat tangan kanannya diatas tangan gadis itu.
Fadli:'ok, jika aku bisa bertarung sesuai dengan pikiranku, kemungkinan aku juga bisa menggunakan sihir, semoga saja berhasil'
Fadli:"healing aura"

Muncul lingkaran sihir besar dibawah mereka, lalu muncul cahaya kecil kecil seperti kunang kunang, yang masuk kedalam luka luka gadis itu dan para prajurit disana, dan menyembuhkan luka mereka.
Mereka semua kagum dan terkesan melihat itu, bahkan Nadia juga terkesan.
Nadia:'dia juga bisa sihir?'
Mereka semua, kecuali Fadli, Fadli malah lebih terlihat seperti bingung.
Fadli:'ha, kok gini?'
Gadis:"kamu bahkan juga mengobati pengawalku, sekali lagi aku ucapkan terima kasih"

Gadis:"kalau boleh aku tau siapa nama kalian?"
Fadli:"sebelum menanyakan nama orang lain, seharusnya kamu memperkenalkan dirimu terlebih dulu"
Gadis:"kalian tidak mengenal aku?"
Fadli dan Nadia menggelengkan kepala.
Fadli:"maaf, tapi tidak"
Gadis:"baiklah kalau begitu, perkenalkan namaku Celestial Garcia Brynhild, putri pertama dari kerajaan Brynhild"
Fadli dengan cepat langsung berlutut di depan putri Celestial.
Fadli:"maafkan saya karena saya tidak mengenali anda tuan putri"
Nadia juga ikut berlutut.
Celes:"berdirilah, sudah aku bilang, kalian tidak perlu terlalu formal kepadaku"
Celes:"dan kalian boleh memanggilku Celes"
Fadli:"tapi anda adalah seorang putri"
Celes:"dan kalian telah menyelamatkan nyawaku, jadi kalian lebih dari berhak memanggilku dengan namaku"
Fadli dan Nadia lalu berdiri.
Fadli:"baiklah"
Celes:"lalu siapa nama kalian?"
Fadli:"aku Fadli"
Nadia:"dan aku Nadia"

Celes:"nama yang aneh, darimana kalian berasal?"
Fadli:"kamu mungkin tidak akan percaya, tapi kami berasal dari dunia lain"
Nadia mengangguk dan Celes terkejut.
Celes:"dunia lain?"
Nadia:"kami tau memang sulit untuk di percaya, tapi..."
Celes:"aku percaya kok, lalu apa yang kalian lakukan disini?"
Fadli:"saat kami berpindah ke dunia ini, kami berada di depan hutan sana"
Celes:"apa? Seharusnya kalian langsung berada di istana"
Nadia:"apa maksudmu?"
Celes:"jika kalian berasal dari dunia lain, berarti kalian adalah para pahlawan dalam ramalan, seharusnya kalian saat dipanggil langsung berada di istanah"
Fadli:"ramalan, ramalan apa?"
Celes lalu menjelaskan tentang ramalan itu kepada mereka berdua, sama seperti saat raja Garcia menjelaskan pada teman teman mereka yang lain.
Fadli:"itu berarti teman teman kami ada di istana itu?"
Celes:"iya"
Fadli:"dimana istana itu berada? Masih jauh atau enggak?"
Celes:"tidak terlalu jauh, kalian bisa ikut denganku, aku juga sedang dalam perjalanan ke sana"
Fadli:"baiklah, terima kasih"
Mereka kemudian naik kedalam kereta kuda dan pergi menuju istana itu.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang