"Gue tau caranya Chan."
"Apa?"
"Lo alasan ke Seulgi aja kalau lo udah ngehamilin anak orang, dengan begitu Seulgi auto mutusin lo, kelar deh masalah."
"Kelar apanya njir, malah nambah masalah itu. Yang ada gue dicap jelek sama keluarganya Seulgi. Goblok kok dipelihara."
"Heh enak aja ngatain gue goblok."
"Tau ah, pusing gue."
"Cabut kuy, bosen juga lama-lama di sini," kata Sehun sambil jalan meninggalkan Chanyeol.
"MAU KE MANA WOY?!" teriak Chanyeol pada Sehun yang sudah berjalan lumayan jauh dari tempatnya berdiri.
"TOKO BUKU!"
•
•
•"Lo kesurupan setan apa gimana Hun? Tumben banget mau ke sini?" tanya Chanyeol ke Sehun yang saat ini sedang sibuk memilih buku-buku yang akan ia beli.
"Heeh, kesurupan maung gue," jawab Sehun asal. Matanya terus menelusuri judul-judul novel bergenre horor yang akhir-akhir ini menjadi novel kesukaannya.
"Nah, ketemu akhirnya," kata Sehun ketika sudah mendapat novel yang diinginkan.
"Lo ga pengen beli novel?" tanya Sehun.
"Ga ah, udah belum milihin novelnya? Kuy cabut kalo udah," jawab Chanyeol.
"Belum njir, gue niatnya mau beli dua novel. Yang satu lagi di rak sana kayaknya," kata Sehun sambil menunjuk rak buku yang berada di tengah ruangan.
"Beli dua? Banyak banget."
"Bacot ae setan, gue yang beli juga," kata Sehun sambil jalan ke arah rak yang dimaksud. Dan tentu saja diikuti Chanyeol di belakangnya.
Jujur saja, Chanyeol takut tersesat karena ia belum pernah ke sini dan ditambah lagi rak-rak buku yang tersusun seperti labirin. Tambah pusing aja kepala Chanyeol kalau lama-lama ada di sini.
"Kenapa berhenti?" tanya Chanyeol ke Sehun yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Ada Jisoo njir," bisik Sehun sambil menunjuk dua orang perempuan yang posisinya tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Niatnya sih cuma bisik-bisik, eh tapi ternyata Jisoo mendengar ucapan Sehun barusan dan ia balik badan menghadap Chanyeol dan Sehun.
"Sehun?" gumam Jisoo. Jennie yang mendengar gumaman Jisoo ikutan balik badan.
"Chanyeol?" gumam Jennie.
"Lah, ada Jennie, lo ngapain di sini?" tanya Chanyeol.
"Ya beli novel lah, apa lagi?" jawab Jennie.
"Yaampun gue lupa. Mumpung ada lo di sini, ayo ikut gue ke luar," kata Jennie sambil menarik tangan Chanyeol ke arah luar.
Chanyeol yang ditarik oleh Jennie hanya bisa pasrah karena ia melihat ekspresi serius di wajah Jennie dan ia merasa kalau ada hal penting yang harus dibicarakan.
Jisoo dan Sehun hanya bisa bengong melihat Jennie yang tiba-tiba menarik tangan Chanyeol ke luar.
"Oh jadi itu yang namanya Chanyeol? Boleh juga, selera mamanya Jennie bagus njir," batin Jisoo.
"Oalahhh itu toh yang bakalan jadi istrinya si tiang. Menurut gue cocok sih, Chanyeolnya tinggi Jennienya pendek," batin Sehun.
"Ada apa si Jen?" tanya Chanyeol ketika Jennie berhenti dan melepaskan tangannya.
"Ada apa? Emangnya lo belum tau sesuatu?" tanya Jennie serius.
Chanyeol menggeleng. "Apa emang?"
"Gawat ini Chan gawat, nih coba lo baca," kata Jennie sambil mengarahkan layar handphonenya yang menampilkan pesan WhatsApp dari Seohyun.
Maa: Jen, nanti sore kamu sama chanyeol ke butik tante yuri ya, fitting baju buat pernikahan kalian.
"Hah? Secepat ini?!" kata Chanyeol terkejut. "Kan kita minta waktu empat bulan," lanjutnya.
"Emang lo ga dikasih tau sama tante Dara?"
"Ngg-- eh iya ini gue dichat," kata Chanyeol yang baru saja membuka handphone dan melihat ada notif dari Sandara.
Istrinya Papa: Chan, nanti sore jangan kemana-mana ya soalnya mau fitting baju di butiknya tante yuri.
"Lagian ada-ada aja sih papa lo, pake bikin perjanjian konyol kayak gini lagi," protes Jennie.
"Lah kok papa gue doang sih yang disalahin? Papa lo juga salah kali." Chanyeol balik protes.
"Maaf Mbak, Mas, jangan berantem di sini ya," sahut seorang penjaga toko buku ke mereka berdua.
"Eh iya Kak maaf," kata Jennie sambil tersenyum.
"Lo sih Jen, udah ah yuk berangkat," kata Chanyeol.
"Ke mana njir?" tanya Jennie bingung.
"Ke butik lah, ini udah jam empat sore."
"Ga bisa gitu dong, gue kan ke sininya bareng Jisoo, jadi pulangnya juga harus sama Jisoo."
"Sehun barusan chat gue kalo Jisoo pulangnya sama dia."
"Oh jadi temen lo itu namanya Sehun? Emang mereka pacaran? Kok gue ga tau sih?"
"Belum, masih pdkt."
"Lah si Jisoo kok ga cerita ke gue kalo lagi pdkt an sama temennya si tiang?"
•
•
•"Subhanallah, mimpi apa gue dapet customer yang gue suka?"
"Siapa? Dahyun?" tanya Mingyu memastikan.
Fyi, Eunwoo ini driver ojol loh gais. Sebenernya mama papanya ngelarang Eunwoo jadi driver ojol karena takutnya ngeganggu kuliahnya. Tapi berhubung Eunwoo-nya maksa terus, jadi ya mau ga mau mama papanya nurutin kemauan Eunwoo.
Katanya gini, "Enu udah besar Ma, Pa, udah bisa bagi waktu buat kuliah, uang dari hasil ngegojek bisa dipake buat jajan sama nabung, jadi ga usah minta ke Mama Papa lagi."
Seketika itu Siwon dan Seohyun pingsan mendengar penuturan Eunwoo.
Eh engga kok engga.
"Iya njir, udah ya, gue cabut dulu," kata Eunwoo semangat.
"Eh tunggu dulu," kata Mingyu cepat sebelum Eunwoo pergi.
Mingyu auto balik badan, "Kenapa?"
"Dahyun kan temennya Eunseo, nah tolong ya sampein salam gue ke Eunseo," kata Mingyu.
"Yaudah iya ntar gue sampein."
Sementara di sisi lain...
"Anjir gila, yang ngambil orderan gue kak Enu!" kata salah seorang gadis yang sedang menunggu jemputan, Kim Dahyun.
"Anjir yang bener?!" sahut Eunseo, gadis yang sedang menunggu jemputan bersama Dahyun.
Dahyun mengangguk antusias. "Iya!"
Sekitar lima menit menunggu, akhirnya ojol yang dipesan Dahyun datang.
Eunwoo menaikkan kaca helmnya, lalu memberikan helm satunya lagi pada Dahyun.
"Kamu ke toko bukunya kok sendirian aja?" tanya Eunwoo.
"Nggak kok, udah janjian sama temen di sana," jawab Dahyun sambil memakai helm yang diberikan Eunwoo.
"Oh gitu--
Eh gue lupa. Seo, dapet salam dari Mingyu," kata Eunwoo pada Eunseo.
Mendengar nama Mingyu, apalagi Mingyu menitipkan salam, Eunseo senyum-senyum. Iya, dia juga memendam perasaan pada teman kakaknya itu.
"Cieeee..."
•~• •~• •~•
To be continue